Pasukan India Tembaki Demonstran Warga Kashmir, 2 Tewas dan Belasan Terluka

KASHMIR (Jurnalislam.com) – Pasukan India dilaporkan menembaki aksi unjuk rasa warga sipil tak bersenjata, menewaskan dua dari mereka dan melukai lebih dari selusin orang lainnya di pusat Jammu dan Kashmir pada hari Selasa (28/3/2017), menurut polisi setempat, lansir World Bulletin.

Para pengunjuk rasa diduga melemparkan batu ke arah pasukan India yang terlibat dalam baku tembak dengan para pejuang Kashmir yang terjebak di dalam sebuah rumah di daerah Chadoora. Pasukan mengklaim bahwa para pengunjuk rasa mencoba menciptakan kesempatan bagi para pejuang untuk melarikan diri.

Juru bicara polisi Manoj Pandita menegaskan terbunuhnya dua warga sipil, menambahkan bahwa baku tembak yang dimulai pada Selasa pagi tetap berjalan.

Sebuah sumber rumah sakit mengidentifikasi korban sebagai Zahid Rashid, 20 tahun, dan Sabiq Ahma, 18 tahun, yang meninggal setelah ditembak beberapa kali.

Saat berita tentang kematian warga sipil menyebar, lebih banyak orang turun ke jalan di Chadoora dan bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan India semakin intensif.

Unjuk rasa pro-kemerdekaan di wilayah yang disengketakan bangkit setelah syahidnya seorang komandan mujahidin yang populer pada Juli tahun lalu. Sedikitnya 100 warga sipil Kashmir tewas dalam penumpasan oleh militer pemerintah India, menurut pejabat.

Komandan Muda Mujahidin Kashmir Gugur dalam Baku Tembak dengan Pasukan India

17 Tentara India Tewas dalam Serangan Mujahidin Kashmir di Pangkalan Militer

Kashmir, wilayah Himalaya yang dihuni mayoritas Muslim, dikendalikan oleh India dan Pakistan di beberapa bagian dan diklaim oleh kedua Negara secara penuh. Sepenggal kecil wilayah Kashmir juga dikuasai oleh China.

Kedua negara terlibat tiga kali perang – pada tahun 1948, 1965 dan 1971 – setelah mereka dipisahkan pada tahun 1947, dua diantara perang tersebut memperebutkan Kashmir.

Kelompok-kelompok perlawanan Muslim Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berjuang melawan penjajahan India untuk merdeka, atau untuk bergabung dengan tetangga Pakistan. Lebih dari 70.000 orang dilaporkan telah tewas dalam konflik sejak tahun 1989. India mempertahankan lebih dari setengah juta pasukan mereka di wilayah Kashmir yang disengketakan.

Begini Kesepakatan Faksi Jihad Suriah dengan Garda Revolusi Iran dan Hizbullah di Idlib

SURIAH (Jurnalislam.com) – Perwakilan dari faksi-faksi jihad Hayat Tahrir al-Sham dan Ahrar al-Sham telah sepakat dengan perwakilan dari Garda Revolusi Iran dan milisi Hizbullah untuk mengevakuasi warga Syiah Kafriya dan Al-Fu’ah di pedesaan Idlib, dalam pertukaran untuk para mujahidin di Zabadani, Madaya, Bloudan, serta melepaskan tahanan dari penjara rezim Nushairiyah Suriah, ElDorar AlShamia mengatakan, Selasa (28/3/2017).

Menurut perjanjian tersebut, evakuasi pertama warga Kafriya dan Al-Fu’ah akan berlangsung pada tanggal 4 April, dan yang kedua pada 6 April.

Para mujahidin di Madaya, Zabadani, dan Bloudan akan diizinkan untuk pergi menuju wilayah yang mereka inginkan, atau tetap tinggal di daerah tanpa ancaman keamanan.

Perjanjian tersebut meliputi pelepasan 1.500 tahanan Sunni dari penjara rezim Suriah, serta gencatan senjata 9 bulan yang meliputi kota Idlib, Maara Masreen, Tifnaz dan Ram Hamdan, dan beberapa kota lainnya di pedesaan utara Idlib, serta kota-kota Babila, Beit Wamil, dan Yalda di selatan Damaskus.

Namun para konsultan dalam perjanjian mengkonfirmasi kekhawatiran mereka kepada jaringan ElDorar tentang delegasi dari Garda Revolusi Iran dan Hizbullah yang terkesan ingin menyelesaikan kesepakatan secepat mungkin, dan ada indikasi bahwa Iran ingin menyingkirkan tekanan Hayat Tahrir al-Sham dan Al-Ahrar Al-Sham di dua desa tersebut.

Menurut sumber kemungkinan akan terjadi serangan Iran di Idlib melalui pedesaan selatan Aleppo, selain operasi gabungan di utara Aleppo antara unit perlindungan Kurdi (YPG), dan pasukan Rusia yang ditempatkan di basis Genderes dan Deir Balut dekat Afrin.

Konsultan itu juga memperingatkan bahwa Iran terpaksa memindahkan semua warga sipil (Syiah) dari Fu’ah dan Kafriya di bagian pertama, untuk menjaga pasukan Hizbullah di dua desa mendapatkan keuntungan dari dalam operasi militer yang diharapkan setelah mereka (Iran) melanggar gencatan senjata.

Drama Sidang Ahok dan Konsistensi Penuntut Keadilan

JURNALISLAM.COM – Pagelaran sidang kasus penistaan agama oleh pejabat publik, Ahok berangsur lama. Majelis Hakim menyebut sidang akan berakhir pada bulan Mei nanti. Meski begitu, prosedur memang sudah sesuai, tidak ada yang salah.

Kasus yang menjerat petahana gubernur non-aktif DKI Jakarta ini sudah digelar sejak Desember lalu. Mulai dari ruang sidang sederhana di daerah Jakarta Pusat sampai ruangan yang lebih besar dan nyaman di kawasan Jakarta Selatan disuguhkan untuk pembuat buku Merubah Indonesia ini.

Para pendukung setia kedua belah pihak turut meramaikan sidang ini. Ya, dipisahkan menjadi dua, kubu Ahok dan umat Islam. Mereka setia menemani jalannya persidangan. Setiap Selasa dicatat mereka sebagai hari spesial untuk mendatangi sidang.

Fatal! Saksi yang Dihadirkan Ahok Dinilai Justru Memberatkan bukan Meringankan

Tak ayal, massa Ahok dan umat Islam kerap terjadi kerusuhan disebabkan keyakinan yang berbeda. Massa Ahok berbusana kotak-kotak khas kerap memicu kerusuhan tersebut. Alih-alih unjuk rasa, mereka memilih berjoget dan bergoyang dengan mobil komando khusus bersuarakan nyanyian yang menggelitik. Jadi saja umat Islam marah.

Berbicara tentang waktu, salah seorang pegiat pergerakan Islam Indonesia mengimbau umat Islam untuk tetap bersabar dan konsisten menuntut keadilan terhadap sang penista agama. Guru sepuh asal Jawa Timur ini menyebut tidak hanya umat Islam saja yang dibuat lelah dan capek, kubu mereka juga sama.

“Gak ada perjuangan yang tidak melelahkan. Sabar istiqomah. Tidak boleh dilemahkan hanya karena waktu,” jelas pimpinan Jama’ah Ansharusy Syariah, Muhammad Achwan di kawasan Serang, Selasa (28/3/2017).

Masih adanya beberapa agenda sidang kedepan memang membuat warga penuntut keadilan tak sabar dan membuat jiwa memberontak. Terlebih, Sidang yang disebut Majelis Hakim akan berakhir bulan Mei ini juga belum tentu akan berakhir bahagia layaknya novel percintaan anak SMA.

“Kalau dinyatakan bebas bulan Mei nanti padahal bukti-bukti sudah menyatakan kesalahan fatal Ahok seperti itu jelas membuat umat Islam kecewa. Kita harus bersabar, dan tetap berjuang,” tutur teman seperjuangan Abu Bakar Ba’asyir ini.

Muslim Jadi Saksi Kubu Ahok, JAS: Itu Sarat Kepentingan

Kendati demikian, drama persidangan akan terus berlanjut hingga akhir nanti. Berbagai kontroversi sudah dan akan mewarnai sesosok yang tengah ingin menjabat kembali di bangkunya untuk lima tahun kedepan.

Memimpin dengan gaya khas; arogan, kasar dan ‘bersih’ kata pendukung fanatiknya.

IS Mulai Gunakan Warga Sipil Mosul sebagai Tameng Hidup

JENEWA (Jurnalislam.com) – PBB pada Selasa (28/3/2017) menyerukan peninjauan mendesak terhadap taktik yang digunakan kelompok Islamic State (IS) di kota Mosul Irak untuk menghindari tewasnya warga sipil yang digunakan sebagai perisai manusia oleh kelompok tersebut.

Serangan udara terhadap sasaran IS di Mosul barat dan alat peledak improvisasi (IED) yang ditanam oleh IS menewaskan sedikitnya 307 orang dan melukai 273 lainnya antara 17 Februari dan 22 Maret, kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra’ad Al Hussein kepada Anadolu Agency.

Koalisi internasional yang melawan IS dan pasukan keamanan Irak harus “melakukan kajian mendesak terhadap taktik tersebut untuk memastikan bahwa dampak pada warga sipil berkurang hingga ke titik minimum”, Zeid mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Warga sipil lainnya dibunuh oleh pemboman dan penembak jitu IS ketika mereka mencoba melarikan diri dari kota Irak utara, kantor Zeid menambahkan.

Oktober lalu, dalam operasinya untuk merebut kembali kota, IS mengambil “puluhan ribu” sandera dari desa-desa sekitar Mosul untuk digunakan sebagai perisai manusia, PBB mengatakan pada saat itu.

Pada tanggal 17 Maret, serangan udara yang menargetkan penembak jitu IS menghantam sebuah rumah di lingkungan Al-Jadida, menewaskan sedikitnya 61 orang meskipun jumlah korban diperkirakan lebih tinggi, kata pernyataan itu.

Menurut saksi, IS telah memaksa sedikitnya 140 warga sipil ke dalam rumah dan menempatkan IED sebelum serangan terjadi.

Zeid menyerukan penyelidikan menyeluruh dan transparan ke dalam insiden tersebut.

“Strategi IS yang menggunakan anak-anak, pria dan wanita untuk melindungi diri dari serangan ini adalah tindakan pengecut dan memalukan,” kata Zeid.

“Ini melanggar standar martabat dan moralitas manusia paling dasar. Di bawah hukum kemanusiaan internasional, penggunaan perisai manusia dianggap kejahatan perang. Dan menembak warga sipil dari belakang saat mereka menyelamatkan diri adalah tindakan kebobrokan yang mengerikan.”

Di bawah Konvensi Jenewa, pihak yang bertikai harus mengambil tindakan pencegahan yang memadai untuk menghindari korban sipil dan bereaksi terhadap ancaman proporsional untuk mengurangi korban non-kombatan yang tewas dan cedera.

Zeid mengatakan penggunaan serangan udara di daerah padat penduduk “berpotensi memiliki dampak mematikan dan tidak proporsional terhadap warga sipil.”

Pasukan Irak dan koalisi harus menghindari “jebakan kejam” yang ditetapkan oleh musuh yang “memanfaatkan warga sipil untuk mecapai tujuan mereka dan jelas tidak ada rasa sesal sedikit pun karena sengaja menempatkan mereka dalam bahaya,” tambahnya.

Muslim Jadi Saksi Kubu Ahok, JAS: Itu Sarat Kepentingan

SERANG (Jurnalislam.com) – Penasehat hukum (PH) terdakwa kasus penistaan agama Ahok telah menghadirkan saksi yang meringankan. Namun, diantara saksi tersebut tidak sedikit yang beragama Islam alias Muslim.

Menanggapi itu, Amir Jamaah Ansharusy Syariah, Ustaz Muhammad Achwan menyayangkan hal itu. Ia menilai, ada kepentingan lain dibalik pembelaannya terhadap Ahok yang telah menyebut Al Maidah 51 alat kebohongan.

Amir Jamaah Ansharusy Syariah, Ustaz Muhammad Achwan tersenyum sesaat diwawancara tim jurniscom

“Muslim jadi saksi, mungkin sarat dengan kepentingan. Finansial bisa saja,” jelas teman dekat Ustaz Abu Bakar Ba’asyir ini kepada jurniscom di kawasan Serang, Banten, Selasa (28/3/2017).

“Sesuatu kalau ada kepentingan akan rusak,” tambahnya.

“Ishomuddin Dikecam Sebab Kontra-produktif dengan Para Ulama”

Ulama sepuh asal Malang ini mengatakan, kesaksian mereka juga tidak memberikan dampak signifikan untuk meringankan Ahok. “Ketika mereka memberikan kesaksian justru akan merugikan dirinya sendiri, akan menjelekan dirinya sendiri. Jatuh,” papar dia.

Sebagaimana diketahui, pada hari ini, Rabu (29/3/2017) akan digelar kembali persidangan dugaan penistaan agama Ahok dengan agenda pemeriksaan saksi ahli meringankan terakhir pihak Ahok.

Reporter: Suhanda

“Ishomuddin Dikecam Sebab Kontra-produktif dengan Para Ulama”

SERANG (Jurnalislam.com) – Ahli Agama kubu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Ahmad Ishomuddin menuai kontroversi bercampur kecaman dari berbagai pihak. Hal ini dinilai Amir Jamaah Ansharusy Syariah disebabkan makar dan niat yang salah mantan pengurus MUI itu.

“Makar niat jelek akan kembali pada mereka sendiri, blunder untuk dia” kata Ustaz Muhammad Achwan kepada jurniscom di kawasan Serang, Banten, Selasa (28/3/2017).

Ulama sepuh ini menyatakan Ishomuddin memang tidak layak untuk memberikan kesaksian terkait agama. Bahkan, kata dia, ahli agama yang disematkan penasehat hukum Ahok kepadanya juga tidak pantas. Sebab, keterangannya kontra-produktif dengan para ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia.

Ahli Agama Islam Kubu Ahok Sebut Al Maidah 51 Sudah Tidak Relevan

Sebelumnya, beberapa elemen dan lembaga yang dikaitkan dengan Ishomuddin mengecam keras pernyataan dia tentang Al Maidah 51 sudah tidak relevan. IAIN Raden Intan Lampung, Nahdlatul Ulama, dan MUI telah mengambil sikap atas kehadirannya untuk meringankan terdakwa kasus penistaan agama itu.

Reporter: Suhanda

6 Pasukannya Tewas dalam Serangan Bom, Pejabat Yaman Salahkan AQAP

ADEN (Jurnalislam.com) – Sedikitnya enam personil militer tewas hari Senin (27/3/2017) dalam serangan bom mobil martir di selatan Gubernuran Lahj Yaman, menurut pejabat setempat yang menuduh serangan dilakukan oleh al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).

“Para penyerang menargetkan gedung pemerintah sebelum dicegat oleh petugas keamanan yang menjaga gedung,” demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor informasi publik Governorat ini.

“Bom mobil meledak di luar gedung sebelum orang-orang bersenjata al-Qaeda memberondong daerah tersebut dengan tembakan senapan mesin,” tambah pernyataan itu, lansir Anadolu Agency.

AQAP Bertambah Kuat, Jet Tempur AS Lakukan 30 Serangan Udara dalam 2 Hari

Enam personel militer dan tiga penyerang dilaporkan tewas.

“Militer kini mengejar pasukan al-Qaeda tersisa yang melarikan diri menuju kota terdekat di Al-Houta,” kata pernyataan itu.

Tidak jelas apakah itu serangan AQAP, namun al Qaeda belim mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil yang mematikan itu.

Setelah Membunuh Putri Syeikh al Awlaki, Helikopter Apache AS Jatuh Ditembak Mujahidin AQAP

Swiss Selidiki Demonstrasi Anti Turki di Ibukotanya

JENEWA (Jurnalislam.com) – Otoritas Swiss pada hari Ahad (26/3/2017) membuka penyelidikan untuk demo yang diselenggarakan oleh kelompok teror PKK di ibukota Bern.

Direktur Keamanan Municipal Reto Nause mengkonfirmasi penyelidikan kriminal demo hari Sabtu, yang memprotes Ankara.

Nause mengatakan kepada wartawan bahwa otoritas setempat mengambil tindakan karena demo mereka tidak memenuhi persyaratan otorisasi.

Demo kontroversial itu menampilkan spanduk besar bertuliskan “Bunuh Erdogan”, dengan gambar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pistol menunjuk kepalanya.

Sekitar 250 anggota PKK dan pendukung berpartisipasi dalam pertemuan di depan gedung Parlemen Federal.

Presiden Erdogan mengatakan di Istanbul pada hari Ahad sebelumnya: “Sangat menarik bahwa organisasi teroris ini turun ke jalan-jalan bersama dengan partai-partai kiri [Swiss] mereka.”

Presiden merujuk Partai Sosial Demokrat Swiss (the Social Democratic Party of Switzerland-SP) dan Partai Hijau Swiss (the Swiss Green Party) yang mendukung demo, dan melihat polisi tidak melakukan intervensi meskipun terdapat spanduk yang menyerukan kematian Erdogan.

Demo ini juga dihadiri oleh para pendukung kelompok teroris sayap kiri DHKP-C, dan YPG, sayap bersenjata PYD, yang merupakan cabang Suriah dari PKK.

Kementerian Luar Negeri Turki pada hari Sabtu memanggil konselor Swiss di Ankara untuk menyampaikan reaksi pemerintah terhadap demo, saat Duta Walter Haffner keluar kota. Haffner dipanggil hari ahad.

Dalam pernyataan bersama hari Ahad, beberapa LSM Turki di Swiss mengutuk penanganan otoritas lokal terhadap insiden tersebut.

Demo dan banner kontroversial “membuat sedih komunitas Turki yang tinggal di Swiss”, kata pernyataan itu, menyerukan akuntabilitas bagi mereka yang terlibat.

PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa, kembali meluncurkan operasi bersenjata melawan Turki bulan Juli 2015.

Sejak itu PKK bertanggung jawab atas kematian sekitar 1.200 personel keamanan dan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

30 Serdadu Israel Serbu Seorang Kartunis Palestina

YERUSALEM (Jurnalislam.com) – Pasukan zionis pada hari Senin (27/3/2017) menyerbu studio seorang kartunis Palestina di Tepi Barat yang diduduki, menghancurkan banyak karya seni dan peralatan, menurut sang seniman.

Ossama Nazzal mengatakan sekitar 30 tentara zionis menyerbu studionya di desa Kafr Ni’mah sebelah barat Ramallah dan menyita sedikitnya 15 lembar karya seni, termasuk potret mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat.

“Dalam waktu setengah jam, tentara Israel menghancurkan arsip pribadi saya yang dibuat tahun 1988,” kata Nazzal kepada Anadolu Agency.

Menurut Nazzal, dia tidak berada di rumah pada saat itu, tetapi menerima telepon dari saudaranya tentang serangan fajar, di mana tentara mengurung anggota keluarganya dalam satu kamar di rumah mereka.

“Tugas seniman adalah meningkatkan semangat dan moral rakyat dan menjunjung tinggi hak-hak mereka,” katanya.

“Ini adalah hak yang dijamin oleh hukum,” tambahnya. “Tapi pasukan penjajah [Israel] melanggar semua hak.”

Nazzal bersumpah untuk terus memproduksi seni politik untuk mengekspos praktik tangan berat Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

Militer Israel tidak menanggapi permintaan komentar mengenai serangan yang dilaporkan itu.

Pemimpin Militer Myanmar Dukung Aksi Keras Pemerintah pada Muslim Rohingya

MYANMAR (Jurnalislam.com) – Kepala militer Myanmar pada hari Senin (27/3/2017) mengecam klaim kewarganegaraan Muslim Rohingya di negaranya, dan membela tindakan pembantaian pemerintah pada Muslim Rohingya.

“Kami telah membiarkan dunia tahu bahwa kita tidak memiliki Rohingya di negara kita,” kata kepala militer Min Aung Hlaing dalam pidato menandai hari angkatan bersenjata Myanmar, lansir Aljazeera.

“Bengali di negara bagian Rakhine bukan warga negara Myanmar dan mereka adalah orang-orang yang datang dan tinggal di negeri ini,” tambah Hlaing.

Militer yang kuat sampai saat ini memerintah Myanmar dengan tangan besi dan membangun reputasi hingga terkenal karena melakukan pelanggaran hak asasi manusia berat, terutama ketika melakukan operasi militer di Rohingya.

Penyidik PBB: Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar Benar-benar Paling Sadis

Muslim Rohingya, yang dilucuti kewarganegaraannya pada tahun 1982, sering disebut sebagai imigran “ilegal” oleh para pemimpin Myanmar. Sekitar 1,1 juta muslim Rohingya ditolak kewarganegaraannya dan gerakan mereka sangat dibatasi. Puluhan ribu muslim Rohingya terkurung dalam kamp mengerikan sejak kekerasan mengusir mereka dari rumah mereka pada tahun 2012.

Pidato Hlaing muncul hanya satu hari setelah pemerintah menolak keputusan dewan hak PBB untuk mengirim misi pencari fakta ke Myanmar demi menyelidiki tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan masal yang sistemik oleh pasukan pemerintah terhadap Rohingya.

Pada hari Jumat, Dewan HAM PBB sepakat untuk “mendesak” pengiriman sebuah misi internasional independen untuk menyelidiki temuan dari laporan PBB bulan Februari bahwa operasi militer di negara bagian Rakhine terlibat pemerkosaan massal dan pembunuhan.

Pemerintah sipil Myanmar menolak misi penyelidikan, dengan alasan bahwa “misi internasional independen hanya akan lebih banyak memanaskan suasana, bukannya menyelesaikan masalah saat ini”.

Temuan Terbaru PBB: Tentara Myanmar juga Menyembelih Bocah Muslim Rohingya

Puluhan ribu orang telah melarikan diri negara bagian Rakhine Myanmar sejak militer memulai operasi Oktober lalu dalam membalas serangan oleh orang-orang bersenjata Rohingya di pos perbatasan, yang menewaskan sembilan polisi.

“Serangan perlawanan yang berlangsung di Oktober 2016 mengakibatkan gangguan politik,” kata Hlaing pada hari Senin, membela operasi keras pemerintah.

“Kami memiliki kewajiban untuk melakukan apa yang harus kita lakukan sesuai dengan hukum dan kami juga memiliki tugas untuk melindungi kedaulatan kita ketika dirugikan oleh masalah politik, agama, dan ras di negara ini,” tambahnya.

Badan HAM PBB telah berhenti meluncurkan Komisi Penyelidikan – investigasi badan dunia tingkat tertinggi, yang kukuh ditentang Myanmar.

PBB Kirim Utusan Khusus Selidiki Kekerasan Militer Myanmar di Rohingya

Pemimpin negara itu, Aung San Suu Kyi, penerima Nobel perdamaian, meluncurkan penyelidikan domestik terhadap kejahatan yang mungkin terjadi di negara bagian Rakhine dan menunjuk mantan Sekjen PBB Kofi Annan menjadi kepala komisi yang bertanggung jawab untuk penyembuhan konflik panjang yang panas antara pengikut Buddha dan kaum Muslimin.

Awal bulan ini, komisi mengatakan bahwa Myanmar harus menutup kamp-kamp di mana lebih dari 120.000 Rohingya telah mendekam sejak mereka diusir dari rumah mereka setelah gelombang kekerasan antar-agama terjadi di negara bagian Rakhine pada tahun 2012.