Pemerintah Myanmar Hanya Hukum 10 Aparat atas Pembantaian Muslim Rohingya

Pemerintah Myanmar Hanya Hukum 10 Aparat atas Pembantaian Muslim Rohingya

MYANMAR (Jurnalislam.com) – Anggota pasukan pertahanan Myanmar akan menghadapi tindakan hukum atas perampokan, penganiayaan dan penembakan hingga tewasnya puluhan Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine yang bergolak, kata sewarga juru bicara pemerintah.

Pembunuhan terhadap sedikitnya 10 warga Rohingya terjadi di desa Inn Din pada bulan September tahun lalu dan mayat-mayatnya dikuburkan di sebuah kuburan massal setelah mereka disiksa sampai mati atau ditembak dan dibunuh oleh warga Buddha dan tentara Myanmar.

Korban Tewas Muslim Rohingya, Dikuburkan Massal di 5 Tempat oleh Tentara Myanmar

“Tindakan menurut undang-undang” akan diajukan terhadap tujuh tentara, tiga polisi, dan enam penduduk desa sebagai bagian dari penyelidikan tentara, kata juru bicara pemerintah Zaw Htay pada hari Ahad (11/02/2018), lansir Aljazeera.

Militer mengatakan pada bulan Januari bahwa 10 warga Rohingya yang terbunuh termasuk dalam kelompok 200 “pejuang” yang telah menyerang pasukan pertahanan. Warga desa Buddha menyerang beberapa dari mereka dengan pedang dan tentara menembak warga-warga hingga tewas, katanya.

Namun versi militer tersebut bertentangan dengan laporan yang diberikan kepada kantor berita Reuters oleh para saksi Rakhine Buddhist dan Muslim Rohingya.

Bongkar Rahasia Pembantaian Muslim Rohingya, Wartawan Reuters Ini Hadapi Pengadilan Myanmar

Warga desa Buddha melaporkan tidak ada serangan pemberontak terhadap pasukan Myanmar yang terjadi di Inn Din, dan saksi Rohingya mengatakan kepada kantor berita bahwa tentara menangkap 10 warga dari antara ratusan warga yang mencari keselamatan di pantai terdekat.

Hampir 690.000 Rohingya melarikan diri dari Rakhine dan menyeberang ke selatan Bangladesh sejak Agustus, ketika serangan balasan terhadap pos pertahanan oleh pejuang memicu sebuah tindakan brutal militer yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa bisa dikategorikan sebagai genosida.

Pemerintah Myanmar membantah tuduhan tersebut.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson bertemu dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi pada hari Ahad di ibukota, Naypyidaw, untuk membahas bagaimana ratusan ribu Rohingya dapat dipulangkan dengan aman.

Suu Kyi – pemimpin Myanmar- telah menghadapi rentetan kecaman dan kritik internasional karena gagal menghentikan kebiadaban militernya terhadap warga Muslim Rohingya.

Aung San Suu Kyi Dinobatkan sebagai Tokoh Nomor 1 Islamophobia Dunia

Bagikan