LONDON (Jurnalislam.com) – Kejahatan kebencian anti-Muslim di Manchester melejit hingga lebih dari 500 persen menyusul pemboman bunuh diri pada 22 Mei di kota tersebut, kata polisi Kamis, lansir Anadolu Agency.
Jumlah kejahatan Islamofobia yang dicatat oleh Polisi Greater Manchester sejak 22 Mei 2017 (tanggal serangan mematikan oleh Salman Abedi) hingga 19 Juni 2017 adalah 224.
Angka ini meningkat tajam dari jumlalah 37 pada periode yang sama tahun lalu, menurut polisi. Tingkat kenaikannya adalah 505,40 persen.
Laporan terbaru ini muncul sejak dijanjikannya peningkatan keamanan bagi komunitas Muslim setelah serangan teror Islamophobia hari Senin di Finsbury Park, London utara.
Begini Kronologi Penabrakan Brutal pada Jamaah Shalat Terawih di London
Kejahatan kebencian anti-Muslim sudah meningkat sebesar 186 persen pada bulan April (22 April hingga 17 Mei) sebelum serangan Manchester yang menewaskan 22 orang dan mencederai puluhan lainnya terjadi.
Lonjakan ini disebabkan oleh serangan teror besar di Manchester dan London, kata seorang kepala polisi senior.
“Ketika sebuah tragedi besar terjadi seperti serangan di Manchester dan London, sayangnya jumlah kejahatan kebencian melonjak, khususnya terhadap ras dan agama, tapi untungnya mereka mengalami penurunan lagi dengan cepat,” Asisten Kepala Polisi Greater Manchester Rob Potts mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Theresa May mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak masalah pertentangan apa pun yang muncul, “sedikitnya kita dapat menyambut baik Pidato Ratu untuk menyingkirkan ideologi ekstremis dan kebencian dalam bentuk apapun, termasuk Islamophobia.”
May mengatakan serangan Finsbury Park hari Senin, di mana sebuah van diarahkan ke sekelompok Muslim yang baru saja selesai shalat terawih, merupakan serangan teroris dan menggambarkannya sebagai “peringatan yang brutal dan memuakkan bahwa terorisme, ekstremisme, dan kebencian dapat dilakukan oleh siapa saja dalam banyak bentuk”.
Polisi Metropolitan London pada hari Kamis secara resmi mengidentifikasi seorang ayah dari enam orang berusia 51 tahun yang meninggal dunia di lokasi serangan pada Senin adalah Makram Ali, yang berasal dari Bangladesh.