Erdogan: Saya Akan Ungkap Apa yang Terjadi Sebenarnya di Myanmar pada Majelis PBB Nanti

Erdogan: Saya Akan Ungkap Apa yang Terjadi Sebenarnya di Myanmar pada Majelis PBB Nanti

ISTANBUL (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Senin (4/9/2017) bahwa dia akan mengangkat derita Muslim Rohingya Myanmar pada pertemuan Majelis Umum PBB berikutnya di New York akhir bulan ini, Anadolu Agency melaporkan.

Berbicara kepada penduduk setempat di distrik Catalca di Istanbul pada hari terakhir hari raya Idul Adha, Erdogan mengatakan, “Dunia tetap diam dalam menghadapi pembantaian kaum Muslim di Myanmar.”

“Saya akan mengungkapkan apa yang sedang terjadi di Myanmar di Majelis Umum PBB pada 19 September dengan cara yang paling luas,” katanya. “Kami akan membicarakan semua ini dengan para pemimpin di sana.”

Sebagai presiden yang aktif dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Erdogan mengatakan bahwa sejauh ini dia telah berbicara kepada para pemimpin sekitar 20 negara mengenai masalah ini.

Bulan Sabit Merah Turki (Kizilay) dan Otoritas Manajemen Bencana Darurat (AFAD) akan terus mengirim bantuan kemanusiaan kepada Muslim Rohingya yang menderita di Asia Tenggara, tambah presiden tersebut.

Kekerasan meletus di negara bagian Rakhine di Myanmar pada 25 Agustus ketika pasukan negara tersebut melancarkan operasi militer brutal terhadap komunitas Muslim Rohingya.

Kekerasan ini memicu masuknya pengungsi baru ke negara tetangga Bangladesh, meskipun negara tersebut menutup perbatasannya untuk para pengungsi.

Laporan media mengatakan pasukan Myanmar menggunakan kekuatan yang tidak proporsional, menggusur ribuan warga desa Rohingya dan menghancurkan rumah mereka dengan mortir dan senapan mesin.

Kawasan ini telah menyaksikan ajang pembantaian yang merebak antara populasi sekte Buddha yang berkuasa dan kaum Muslim yang ditindas, sejak kekerasan komunal meletus pada tahun 2012.

Sebuah tindakan keras yang diluncurkan Oktober lalu di Maungdaw, di mana Rohingya menjadi mayoritas, hingga PBB menyelidiki dan mengeluarkan sebuah laporan mengenai pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan berat oleh aparat Myanmar.

PBB mendokumentasikan pemerkosaan massal, pembunuhan, penyiksaan, penyembelihan – termasuk bayi dan anak kecil – pemukulan brutal, dan penghilangan paksa. Perwakilan Rohingya mengatakan lebih dari 400 orang Muslim Rohingya dibunuh secara sadis selama tindakan keras tersebut.

Bagikan