Berita Terkini

Hasil Sidang Itsbat : Idul Fitri 1438 H Ahad Besok

JAKARTA (Jurnalislam.com) –Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 syawal jatuh pada malam ini, Sabtu (24/6/2017) dan shalat Idul Fitri akan digelar Ahad (25/6/2017) besok.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sidang itsbat Sabtu malam ini mengumumkan bahwa hilal telah terlihat dan Ahad besok akan digelar shalat Idul Fitri serentak di Indonesia/

“Ada enam petugas yang sampaikan kesaksian di bawah sumpah bahwa telah melihat hilal. Atas dasar laporan itu, peserta sidang isbat sepakat bahwa malam ini telah memasuki 1 Syawal 1438 Hijriah,” katanya di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Sabtu, 24 Juni 2017. (dbs)

Khutbah Idul Fitri 1438 H Mimbar Syariah : Mempererat Ukhuwah Meraih Kemenangan

Oleh: Ust Hamzah Baya S.Pd.I
(Ketua Mimbar Syariah Indonesia)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.

Dengan izin Alloh saya sampaikan doa : Taqabbalallahu Minna Waminkum. Semoga ibadah shaum romadhon yang telah kita amalkan di ridhai dan diterima oleh Allah SWT. Amiin yaa robbal aalamiin.

Sebulan penuh Allah mendidik kita di bulan ramadhan agar menjadi orang yang bertakwa, untuk mewujudkan kemuliaan dunia akhirat, dengan menahan hawa nafsu, menjaga lisan dari mencela menghina dan memfitnah dan menghindari iri dengki dan dendam kepada orang lain. Sehingga dihari yang fitri ini kita bersih dan suci seperti bayi yang baru dilahirkan kembali tidak ada dosa. Semoga Ramadhan kita membawa berkah dan kemenangan dalam kehidupan kita selanjutnya dan Allah mengampuni segala dosa kita aamiin..

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…

Dihari yang penuh berkah dan kemuliaan Idul Fitri 1438 H adalah kesempatan dan sarana yang sangat baik untuk menyambung kembali hubungan antara kaum muslimin dan mempererat, menghimpun kembali keterserakan antara keluarga, saudara, sahabat dan tetangga yang sempat tidak harmonis untuk kembali bersatu dan utuh dalam suasana yang lebih indah untuk saling mengasihi.

Hidup ini tidak akan merasakan ketenangan dan mendapatkan keberkahan kalau ikatan ukhwah tidak ada dalam diri kita karena dengan terputusnya silaturrahim, di dalam hati seseorang tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan. Apabila dalam suatu lingkungan masyarakat ada orang-orang yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, saling membelakangi, saling menggunjing dan memfitnah, maka rahmat Allah akan semakin jauh dari masyarakat seperti ini.

Persatuan adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubung dan terpeliharanya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak akan ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan yang kokoh dan kerjasama untuk menyelesaikan permasalahan umat dan bersama-sama menaati Allah.

Diantara langkah-langkah kongkret untuk mewujudkan persatuan umat yaitu menyadari sepenuhnya bahwa sebagai muslim memiliki tanggung jawab untuk andil dalam mewujudkan persaudaraan sesama muslim. Hal ini diperintahkan oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur’an :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujuraat:10)

Juga firman Allah pada ayat yang lain:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا. وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ*

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali Imran: 103)

Demikianlah perintah Allah Swt, dan itu berlaku bagi setiap muslim, apapun dan dimanapun keberadaannya. Setiap muslim bertanggung jawab untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah sebagaimana yang diperintahkan.

Kita semua bertanggung jawab memelihara dan mempertahankan ikatan persaudaraan antar sesama muslim. Membangun ukhuwah Islamiyah secara lebih nyata. Sebab, akhir-akhir ini, persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah di antara kita terganggu oleh pebedaan-perbedaan yang muncul. Perbedaan-perbedaan itu banyak sekali, entah politik, status sosial, adat, budaya, ekonomi, etnis dan lain sebagainya, yang ternyata bisa mengarah kepada perpecahan di antara umat Islam dan sangat menghawatirkan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…

Di dalam negeri kita tercinta, pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini kita rasakan setidaknya ada empat hal yang menonjol yang sedang terjadi dan menjadi sebab perselisihan yg berpotensi mengarah kepada perpecahan ditengah masyarakat khususnya umat islam:

Pertama: Kasus penistaan al-Quran oleh Ahok. Kasus ini diikuti oleh sejumlah kasus penghinaan terhadap Islam dan Rasulullah saw. dengan beragam bentuknya, khususnya lewat media sosial, yang tidak benar-benar diusut oleh aparat.

Kedua: Belum reda kasus penistaan agama, muncul kriminalisasi terhadap ulama yang kebetulan menjadi penggerak dari rangkaian Aksi Bela Islam (ABI) yang dipicu oleh penistaan al-Quran oleh Ahok.

Ketiga: Rencana Pemerintah untuk membubarkan ormas-ormas Islam. yang dituding secara sepihak sebagai anti Pancasila dan anti kebhinekaan hanya karena gencar mendakwahkan keharaman pemimpin kafir atas umat Islam. Mereka dituding mengancam NKRI hanya karena gencar menyerukan pentingnya penguasa dan umat ini menerapkan syariah Islam secara kâffah dalam institusi Khilafah sebagai bagian dari ajaran Islam.

Keempat: Sebagai dampak dari pro-kontra kasus Ahok, muncullah dua kubu yang saling berseberangan: pro dan anti Ahok, yang seolah-olah dianggap perseteruan kelompok moderat dan radikal. Mereka saling mencela, saling melecehkan, bahkan saling menghujat, khususnya di media sosial. Kondisi ini jelas telah mengarah pada perpecahan. Padahal mayoritas dari dua kubu tersebut adalah umat Islam yang seharusnya merekatkan tali persaudaraan Islam atau ukhuwwah islamiyyah. Sayangnya, kondisi semacam ini masih terasa hingga saat ini, justru di tengah bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri yang sakral

Berbeda dengan kondisi Rasulullah saw. dan para Sahabat, Ramadhan dan idul fitri tidak hanya memberikan kemenangan kepada diri mereka secara individual dalam melawan hawa nafsu dan setan selama bulan Ramadhan, tetapi juga memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin secara kolektif dalam melawan musuh-musuh Islam. Serta menyatukan kaum muslimin dalam sebuah kekuatan dibawah kepemimpinan Allah dan rasulnya. Mereka dan generasi gemilang sesudahnya selalu mencatat prestasi yang gemilang pada bulan Ramadhan. Beberapa peperangan yang dimenangkan kaum Muslim seperti Perang Badar, Fathu Makkah, Pembebasan Palestina dan masjidil aqsa dan Pembebasan Andalusia terjadi pada bulan Ramadhan

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…

Marilah, kita jadikan hari raya ini sebagai hari yang baru, sebagai momentum untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam. Dan kita jadikan sebagai awal dari kembalinya kebangkitan umat Islam, untuk menuju ‘Izzul Islam wal Muslimin. Sudah lama kita semua mendambakan masyarakat yang bersatu, hidup rukun, saling bahu membahu dan saling mengasihi. Baldatun thoyyibatun warabbun ghafur

Kita tinggalkan segala bentuk perpecahan dan rasa sombong antar sesama muslim. Juga kita tinggalkan segala macam kepentingan-kepentingan sesaat yang merugikan umat Islam. Kita jadikan Islam sebagai satu-satunya landasan semua sikap dan perilaku kita.

Di zaman fitnah seperti ini Berada dalam persatuan kaum muslimin adalah benteng yang akan menyelamatkan seseorang dari berbagai fitnah. Nabi ﷺ menasihati umatnya untuk bersatu ketika fitnah tersebut terjadi. Hudzaifah radhiallahu ‘anhu Berkata:

هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: “نَعَمْ. دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ. مَنْ أَجَابَهُمْ إلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا”. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا. قَالَ: “نَعَمْ. قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا. وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا” قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ فَمَا تَرَى إنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ؟ قَالَ: “تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإمَامَهُمْ”

‘Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?’ Beliau menjawab, ‘Ya, (yaitu) para da’i yang mengajak kepada pintu neraka jahanam. Barangsiapa yang menerima ajakan mereka, niscaya mereka akan menjerumuskannya ke dalam neraka’ Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami sifat-sifat mereka!’ Beliau menjawab, ‘Ya. Mereka berasal dari kaum kita dan berbicara dengan bahasa kita‘. Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apa yang kau perintahkan jika aku bertemu mereka?’ Beliau menjawab, ‘Berpegangteguhlah dengan jamaah kaum muslimin dan imam mereka’ (HR. Muslim).

Oleh karena itu umat Islam hendaknya berpegang teguh dengan persatuan yang bersumber pada akidah yang shahih dan amal yang shalih. Dan terus berusaha menjaga persatuan diantara kita karena Persatuan adalah hal yang Allah ridhai untuk hamba-hamba-Nya. Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ

“Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya (qiila wa qaal), banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” (HR. Muslim).

Orang-orang yang berpegang teguh dengan Islam serta memperjuangkanya dan terus membela dari serangan musuh-musuh islam akan senantiasa mendapatkan pertolongan dan kelompok ini akan selalu ada sampai hari kiamat. Nabi ﷺ bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
“Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara umatku yang menang di atas kebenaran, tidaklah membahayakan mereka orang lain yang menyia-nyiakan mereka hingga datang ketetapan Allah sementara mereka senantiasa berada dalam keadaan demikian” (HR. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…

Orang yang menjaga persatuan adalah orang yang paling bahagia. Allah ﷻ berfirman:

﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS:At-Taubah | Ayat: 71)

Allah mengokohkan mereka di atas kebenaran. Tidak ada perselisihan di antara mereka walaupun tahun-tahun terus berganti. Siapa yang menelaah perjalanan para salafus solih yang mengikuti rosulullah, mereka akan mengetahui pemikiran mereka berasal dari orang-orang sebelum mereka. Jalan mereka sama dengan generasi sebelumnya. Seolah-olah ucapan mereka keluar dari hati yang satu. Seakan-akan perbuata mereka dari satu jasad.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…

Dalam persatuan terdapat kebaikan dan perbaikan. Sedangkan dalam perpecahan itu terdapat kerusakan, pertikaian, dan kebinasaan. Orang yang cerdas tentu tidak akan menganggap remeh permasalahan mengikuti Alquran, Sunnah, serta metode dalam mengamalkan islam oleh pendahulu umat ini. berbahagialah dengan hidayah Allah berupa agama yang lurus ini. Bersyukurlah dengan berpegang teguh di atas persatuan. Dan mengajak orang lain bersatu di atas kebenaran itu. Dan sebaliknya jika kita menyelisihi menantang syariat yang telah jelas maka Allah akan jadikan kita sebagai penghuni neraka jahannam dan membiarkan kita menjadi manusia yang hina di dunia karena tidak melaksanakan syariat islam. Allah Berfirman:

﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا﴾ [النساء: 115].
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 115).

Semoga Allah menjadikan kita sebagai umat yang berjaya di dunia dan akhirat. Semoga Allah mempertemukan kita di akhirat kelak dalam suasana persaudaraan yang membahagiakan. dan semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung yang diwafatkan oleh Allah dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin..

Kritik Baca Alquran dan Adzan, Turki Kecam Kementrian Luar Negeri Yunani

ANKARA (Jurnalislam.com) – Turki pada hari Jumat (23/6/2017) mengutuk sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Yunani yang mengkritik pembacaan Alquran dan adzan di Ayasofya (Hagia Sophia) di Istanbul awal pekan ini.

“Kementerian Luar Negeri Yunani, alih-alih mengucapkan selamat kepada rakyat Turki pada bulan suci Ramadan dan ‘Malam Kekuatan’ (Kadir Gecesi), memilih untuk mendistorsi pembacaan Quran dan adzan di Hagia Sophia, “kata Kementerian Luar Negeri Turki, lansir Anadolu Agency.

Kadir Gecesi, yang juga dikenal dengan Laylat ul-Qadr, adalah salah satu moment terpenting bagi umat Islam. Ini menandai malam ketika Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad pada tahun 610 M.

“Sikap Yunani di bidang kebebasan beragama, yang merupakan salah satu hak asasi manusia yang mendasar, sudah terkenal,” tambahnya.

Hagia Sophia adalah gereja Kristen sebelum diubah menjadi sebuah masjid ketika Ottoman menaklukkan Istanbul pada tahun 1453. Bangunan ini berubah menjadi museum pada tahun 1935 atas perintah Mustafa Kemal Ataturk, presiden pertama Republik Turki.

Sebuah pernyataan Yunani pada hari Kamis berbunyi: “Hagia Sophia adalah situs warisan dunia UNESCO. Usaha untuk mengubahnya menjadi masjid – melalui pembacaan Alquran, memanjatkan doa, dan sejumlah tindakan lainnya – adalah sebuah penghinaan kepada masyarakat internasional, yang perlu dimobilisasi dan harus bereaksi.”

Namun, Ankara menolak kritik tersebut, menuduh Athena gagal menegakkan hak-hak minoritas Muslimnya.

Dikatakan bahwa para imam terpilih dari komunitas Muslim Turki telah menghadapi tuntutan hukum. Ia juga mengatakan bahwa pihak berwenang Yunani telah menolak permintaan umat Islam di kota utara Thessaloniki demi menggunakan masjid bersejarah untuk sholat Ramadhan.

“Oleh karena itu, seseorang dapat mempertanyakan apakah Yunani, yang masih belum memiliki masjid yang terbuka di ibukotanya, mengerti mengenai makna dialog antaragama yang mereka sebut dalam pernyataan [Kamis],” kementerian tersebut menambahkan.

SOHR: Jumlah Warga Sipil Tewas dalam Serangan Udara AS adalah 1.953 Orang

SURIAH (Jurnalislam.com) – Sedikitnya 472 warga sipil, termasuk 137 anak-anak, tewas bulan lalu akibat serangan udara koalisi pimpinan AS di Suriah, kata sebuah kelompok pemantau, lansir Aljazeera Jumat (23/6/2017).

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (the Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) mengatakan pada hari Jumat bahwa pada periode antara 23 Mei dan 23 Juni terdapat jumlah korban tewas sipil tertinggi dalam serangan koalisi selama satu bulan sejak mereka memulai pada tanggal 23 September 2014.

Lembaga monitor yang berbasis di Inggris ini mengatakan bahwa korban tewas tersebut terutama tercatat di provinsi Deir Az Zor dan Raqqa. Kota Raqqa adalah ibukota kelompok Islamic State (IS).

Kepala SOHR, Rami Abdel Rahman, mengatakan bahwa korban tewas termasuk 222 warga sipil di Deir Az Zor, di Suriah timur, dan 250 lainnya di provinsi Raqqa, provinsi timur laut.

“Ini adalah korban tewas warga sipil tertinggi dalam serangan udara aliansi AS sejak mereka [koalisi] mulai melakukan pemboman di negara tersebut pada tanggal 23 September 2014,” kata Abdel-Rahman.

Jumlah korban terakhir membawa jumlah warga sipil yang tewas akibat serangan udara pimpinan AS di Suriah menjadi 1.953, katanya.

Koalisi pimpinan AS mengatakan kepada kantor berita AFP dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya “bekerja dengan tekun dan teliti agar tepat sasaran” dalam serangan udara mereka.

“Tujuan kami selalu untuk menihilkan korban sipil,” kata pernyataan tersebut.

Dalam laporan terbaru tentang korban sipil, yang dikeluarkan pada 2 Juni, koalisi mengklaim bahwa pihaknya telah “membunuh” 484 warga sipil secara tidak sengaja di Irak dan Suriah.

Ratusan ribu orang telah terbunuh sejak konflik Suriah meletus saat warganya menentang rezim Nushairiyah Bashar al-Assad pada Maret 2011. Sejak itu pertikaian meningkat menjadi konflik bersenjata lengkap antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi.

The Guardian: Desakan Kelompok Arab Tutup Aljazeera adalah Konyol dan Harus Dilawan

DOHA (Jurnalislam.com) – Permintaan oleh sekelompok negara Arab untuk menutup Al Jazeera Media Network adalah “salah”, “konyol” dan “harus dilawan”, surat kabar The Guardian mengatakan dalam sebuah editorial, bergabung dengan suara kekhawatiran tentang tekanan kebebasan pers di Teluk yang terus meningkat.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir dilaporkan memberi Qatar waktu 10 hari untuk memenuhi 13 tuntutan demi mengakhiri krisis diplomatik besar di Teluk, dengan bersikeras, antara lain, bahwa Doha menutup Al Jazeera, menutup sebuah pangkalan militer Turki dan menurunkan hubungan dengan Iran

“Serangan terhadap Al Jazeera adalah bagian dari serangan terhadap kebebasan berbicara untuk menumbangkan dampak media lama dan baru di dunia Arab. Itu harus dikutuk dan ditolak,” editorial yang diterbitkan oleh The Guardian pada hari Jumat (23/6/2017) mengatakan.

Dengan menyerang Al Jazeera yang berbasis di Doha, “Negara-negara tetangga Qatar ingin membungkam media yang membangkitkan pertanyaan tentang bagaimana negara-negara tersebut dijalankan,” kata surat kabar Inggris yang terhormat tersebut dalam sebuah tulisan berjudul, “Pandangan Guardian terhadap Al Jazeera: jurnalisme yang memberangus”.

Al Jazeera adalah sumber utama berita saat Arab Spring merebak di Timur Tengah pada tahun 2011, “membuat kesal banyak pemimpin Arab yang tidak diragukan lagi berharap hal itu tidak akan disiarkan secara permanen”, The Guardian menulis.

Al Jazeera, yang sudah ada jauh sebelum internet di kawasan ini, memecahkan tradisi dengan menjangkau langsung ke ruang-ruang tamu di Arab. Seiring dengan media sosial, Al Jazeera dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong opini publik dengan cara yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah Arab.

“Tapi sekarang Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berpikir mereka bisa membungkamnya dengan blokade Qatar yang hanya akan dicabut jika Al Jazeera dimatikan.”

Sambil mengatakan bahwa “Al Jazeera tidak sempurna”, The Guardian mengatakan bahwa Qatar menghapuskan penyensoran formal 20 tahun yang lalu.

“Sebagai perbandingan, pada tahun 2012 UEA menuntut [mantan Perdana Menteri Inggris] David Cameron mengendalikan liputan BBC yang merugikan atau akan menghentikan kesepakatan senjata yang menguntungkan,” katanya.

“Abu Dhabi adalah media player regional, wakil perdana menteri UEA memiliki Sky News Arabia, bersama dengan penyiar Rupert Murdoch. Menurut pengamat, stasiun ini mengeluarkan berita palsu tentang penguasa Qatar.”

Sebelumnya pada hari Jumat, pengawas media, kelompok hak asasi manusia dan komentator terkemuka semuanya mengutuk tuntutan untuk menutup Al Jazeera sebagai “keterlaluan”, “tidak masuk akal” dan “mengkhawatirkan”.

Jaringan berbasis Qatar ini juga menggambarkan seruan penutupannya sebagai “tidak ada yang lebih mudah dari pengepungan terhadap profesi jurnalistik”.

“Kami menegaskan hak kami untuk mempraktekkan jurnalisme kami secara profesional tanpa tunduk pada tekanan dari pemerintah atau otoritas manapun dan kami menuntut agar pemerintah menghormati kebebasan media agar jurnalis terus melakukan pekerjaan mereka tanpa intimidasi, ancaman, dan rasa takut,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Awal pekan ini, Dewan Editorial New York Times mengatakan sebuah “serangan yang salah arah” terhadap Al Jazeera merupakan upaya oleh Arab Saudi dan koalisi anti-Qatar untuk “menghilangkan suara yang dapat menyebabkan warga mempertanyakan penguasa mereka”.

Takut Dominasi Turki di Masjid Al Aqsha, Parlemen Israel Serukan Rapat Darurat

YERUSALEM (Jurnalislam.com) – Dua anggota sayap kanan Knesset (parlemen Israel) pada hari Kamis (22/6/2017) menyerukan diadakannya sebuah sidang parlemen untuk membahas dukungan Turki dan alokasi bantuan yang sedang berlangsung untuk Yerusalem Timur dan Masjid Al-Aqsha.

Sebagaimana yang dilansir Anadolu Agency, Israel HaYom, sebuah harian berbahasa Ibrani yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, melaporkan bahwa Rabbi Yehuda Glick, anggota partai Likud sayap kanan Israel, dan Shuli Maalem, anggota partai rumah Yahudi sayap kanan, telah menyerukan diadakannya pertemuan komite keamanan dan urusan luar negeri Knesset untuk membahas peran penting Turki di Yerusalem Timur yang diduduki Israel.

Mereka membuat permintaan tersebut setelah surat kabar yang sama menerbitkan sebuah laporan edisi Rabu di halaman depan yang mengkritik aktivitas kemanusiaan Turki di kota bersejarah tersebut.

Laporan itu menegaskan bahwa, satu abad setelah jatuhnya Kekaisaran Ottoman, Turki mulai menegaskan kembali pengaruhnya di wilayah tersebut dengan menuangkan jutaan dolar bantuan ke Yerusalem Timur dan kompleks Masjid Al-Aqsha, Palestina.

Menurut laporan tersebut, sekutu Turki di Yerusalem Timur adalah musuh bebuyutan Israel: yaitu Sheikh Raed Salah, kepala Gerakan Islam di Palestina utara, dan Sheikh Ekrima Sabri, mantan mufti Yerusalem.

“Sejak tahun 2004, Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (the Turkish Cooperation and Coordination Agency-TIKA) telah menginvestasikan jutaan dolar di 63 proyek yang berbeda di seluruh Yerusalem Timur,” kata laporan tersebut.

Ditambahkan: “Tujuan keseluruhan kegiatan Turki adalah pengamanan dan penguatan warisan dan identitas Muslim Yerusalem.”

Laporan tersebut kemudian menunjukkan bahwa TIKA saat ini sedang berupaya mengembalikan arsip Muslim era Utsmaniyah di Yerusalem Timur dan Masjid Dome of the Rock yang ikonik, mencatat bahwa “kehadiran Turki” mudah terlihat di kota.

“Bendera dan makanan Turki dapat dilihat di mana-mana, yang menunjukkan pengaruh negara tersebut di kota,” katanya.

Menurut laporan yang sama, investasi Turki yang sedang berlangsung di Yerusalem telah mengikis pengaruh Jordania sebelumnya, terlepas dari status historis Kerajaan Hashemite sebagai “penjaga situs suci Muslim di Yerusalem”.

Surat kabar tersebut kemudian meratapi popularitas Turki dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di antara penduduk Palestina Yerusalem.

Awal bulan ini, sebuah laporan disiapkan untuk Nir Barkat, walikota Yahudi di Yerusalem, mengenai meningkatnya pengaruh Turki di kota tersebut, yang berjudul, “Orang-orang Turki merebut Yerusalem”.

PM Irak: Pembebasan Kota Mosul akan Diumumkan Beberapa Hari Lagi

IRAK (Jurnalislam.com) – Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan bahwa “pembebasan” kota Mosul dari kelompok Islamic State (IS) akan diumumkan dalam beberapa hari ini.

“Hanya beberapa hari lagi dan kami akan mengumumkan pembebasan total Mosul,” kata Abadi kepada wartawan pada hari Kamis (22/6/2017), menurut Sumaria TV yang berbasis di Baghdad, lansir Aljazeera.

Pengumuman tersebut disampaikan saat pasukan Irak melanjutkan perang melawan IS di benteng terakhir mereka di Mosul barat, kota tua di Mosul.

Rekaman yang diperoleh oleh kantor berita Associated Press menunjukkan pasukan Irak merangsek ke lingkungan Bab al-Beed di Kota Tua Mosul – benteng IS terakhir dalam pertempuran yang tampaknya merupakan pertempuran besar terakhir di Irak.

Kelompok bersenjata IS telah kehilangan sebagian besar wilayah mereka selama tiga tahun terakhir, dan Mosul adalah kota benteng terakhir mereka di Irak.

Para milisi kelompok tersebut diperkirakan untuk mempertahankan posisi terakhir mereka di Kota Tua – sebuah kota berpenduduk padat dengan lorong-lorong sempit dan berkelok-kelok.

Hingga 150.000 warga sipil diyakini terjebak di sana, dalam mana kondisi yang digambarkan oleh PBB sebagai sesuatu yang sangat menyedihkan.

Pertempuran memperebutkan Mosul telah berlangsung selama lebih dari delapan bulan.

Pada hari Rabu, pasukan IS meledakkan masjid Nuri saat pasukan Irak maju ke kompleks keagamaan kuno di kota utara yang diperangi tersebut.

Pejabat dari Irak dan koalisi mengatakan penghancuran situs tersebut merupakan tanda segera hilangnya IS dari Mosul, dengan Perdana Menteri Irak al-Abadi menyebutnya sebagai “deklarasi resmi kekalahan”.

Hilangnya menara abad ke-12 yang ikonik – salah satu monumen negara yang paling dikenal yang kadang disebut Menara Pisa Irak – membuat negara ini terguncang.

Menlu Austria Tolak Sekolah Taman Kanak-kanak Islam di Negaranya

WINA (Jurnalislam.com) – Menteri Luar Negeri Austria mengungkapkan penentangannya terhadap taman kanak-kanak Islam di negara tersebut, dengan mengklaim bahwa sekolah-sekolah ini membatasi integrasi para imigran.

Berbicara pada sebuah diskusi panel yang diselenggarakan oleh surat kabar Kurier yang berbahasa Jerman, Sebastian Kurz berpendapat bahwa sekolah-sekolah ini meningkatkan individu yang terisolasi dari masyarakat, Anadolu Agency melaporkan Kamis (22/6/2017)

Ketika ditanya apakah sekolah tersebut harus ditutup, Kurz mengatakan bahwa sekolah tersebut mendapat bantuan dari negara bagian. Jika dibuat sulit untuk mendapat dukungan, sekolah akan tutup, tambahnya.

“Selain itu, saya pikir tidak ada kebutuhan [atas sekolah-sekolah ini]. Seharusnya tidak ada taman kanak-kanak Islam,” katanya.

Kurz mengatakan bahwa sekitar 10.000 anak-anak menghadiri sekolah-sekolah Islam di ibukota Wina saat ini. Dia mengatakan bahwa institusi pendidikan pra-sekolah ini didanai oleh pajak dan memberikan ‘pendidikan tingkat rendah’.

Anak-anak yang bersekolah di sekolah ini tidak bisa belajar bahasa Jerman dengan baik, menteri menambahkan.

Awal tahun ini, Kurz merancang larangan jilbab bagi pegawai negeri.

Dia juga berkeras dalam pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa sebelumnya untuk membekukan perundingan keanggotaan Turki dalam UE, dengan alasan bahwa ini akan menjadi tanggapan yang tepat terhadap perkembangan politik di negara kandidat UE tersebut baru-baru ini.

Rusia: Ada Indikasi Kuat al Baghdadi Terbunuh dalam Serangan Udara

RUSIA (Jurnalislam.com) – Ada indikasi kuat bahwa pemimpin kelompok Islamic State (IS) Abu Bakr al-Baghdadi telah terbunuh oleh serangan udara Angkatan Udara Rusia di Suriah pada akhir Mei, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Kamis (22/6/2017).

“Sangat mungkin bahwa pemimpin IS [Abu Bakr] al-Baghdadi terbunuh dalam serangan udara Angkatan Udara Rusia pada sebuah pos komando militan di pinggiran selatan kota Raqqa pada akhir Mei,” Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Oleg Syromolotov kepada Sputnik News, mengutip data Kementerian Pertahanan Rusia, lansir Al Arabiya.

Kematian Baghdadi sekarang diverifikasi melalui “berbagai saluran,” kata Syromolotov.

Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa dia tidak dapat memberikan bukti kuat bahwa Baghdadi telah terbunuh.

Menteri Pertahanan Rusia mengatakan pada 16 Juni bahwa pemimpin IS mungkin telah terbunuh dalam sebuah pertemuan dewan militer IS oleh serangan udara Rusia pada 28 Mei di selatan benteng kelompok militan tersebut di Raqqa, Suriah.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan pada hari Kamis bahwa “pembebasan” kota Mosul dari IS akan diumumkan dalam beberapa hari ini.

“Hanya beberapa hari lagi dan kami akan mengumumkan pembebasan total Mosul,” kata Abadi kepada wartawan di Baghdad, menurut al-Sumaria.

Rombongan Kedua Pasukan Turki telah Tiba di Qatar

DOHA (Jurnalislam.com) – Rombongan kedua pasukan Turki tiba di Qatar pada hari Kamis (22/6/2017), bergabung dengan kelompok pertama yang tiba awal pekan ini untuk memulai latihan dengan rekan-rekan Qatar mereka, kantor berita resmi Qatar QNA melaporkan, lansir Anadolu Agency.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh QNA, Kementerian Pertahanan Qatar mengumumkan kedatangan kelompok kedua pasukan Turki ke Pangkalan Udara Al-Udeid yang terletak di sebelah tenggara ibukota Qatar, Doha – pada hari Kamis pagi.

Kelompok pertama pasukan Turki tiba di Qatar pada hari Ahad, setelah mereka melakukan putaran pertama latihan militer – termasuk sebuah parade tank tempur – di kamp militer Qatar Tariq bin Ziyad.

Latihan bersama dilakukan hanya beberapa hari setelah parlemen Turki meratifikasi dua perjanjian kerja sama militer yang memungkinkan penggelaran pasukan ke Qatar untuk melatih pasukan gendarmerie negara itu.

Kesepakatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan angkatan bersenjata Qatar, mendukung upaya negara tersebut untuk memerangi terorisme, dan berkontribusi terhadap keamanan regional dan global.

Penyebaran pasukan Turki terbaru terjadi dengan latar belakang embargo selama sepekan yang diberlakukan terhadap Qatar oleh beberapa negara Arab lainnya.

Pada tanggal 5 Juni, lima negara Arab – Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Yaman – secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, menuduhnya mendukung terorisme.

Mauritania menyusul segera sesudahnya, sementara Yordania menurunkan perwakilan diplomatiknya di Doha.

Arab Saudi juga telah menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, sehingga secara geografis mengisolasi negara Teluk kecil itu.

Doha secara keras membantah tuduhan bahwa mereka mendukung terorisme, dan menggambarkan usaha untuk mengisolasi mereka sebagai “tidak dapat dibenarkan”.

Sementara itu Turki, sekutu lama Qatar, sejak itu bergegas membantu Doha, mengirim sejumlah besar bantuan kemanusiaan – di samping tentara – ke negara yang dikepung itu.