Erdogan Peringatkan Jatuhkan Sanksi pada Rencana Referendum Kurdi Irak

Erdogan Peringatkan Jatuhkan Sanksi pada Rencana Referendum Kurdi Irak

IRAK (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu (20/9/2017), telah memperingatkan bahwa pemerintahnya akan menjatuhkan sanksi pada wilayah semi-otonom Irak utara di Kurdistan atas rencana referendum kemerdekaannya.

Pemerintah Daerah Kurdistan (the Kurdistan Regional Government-KRG) berencana untuk mengadakan referendum yang mendukung untuk kemerdekaan pada tanggal 25 September di tiga provinsi yang membentuk wilayah tersebut, dan di wilayah sengketa yang dikuasai oleh pasukan Kurdi, namun diklaim oleh Baghdad.

Plebisit tersebut telah mengejutkan tetangga Turki yang memiliki minoritas Kurdi yang besar. Iran dan Suriah juga khawatir bahwa pemungutan suara akan mendorong gagasan separatis diantara minoritas Kurdi mereka sendiri.

“Langkah-langkah seperti tuntutan kemerdekaan yang dapat menyebabkan krisis dan konflik baru di kawasan ini harus dihindari,” kata Erdogan kepada anggota PBB dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum di New York pada hari Selasa.

Dia mengatakan kepada wartawan kemudian bahwa dewan keamanan nasional Turki dan kabinet akan membahas pada hari Jumat “sanksi macam apa yang dapat kami berikan, atau jika kami mau”.

Pemerintah Irak juga menentang dengan mengklaim bahwa jajak pendapat tersebut akan mempengaruhi perang melawan IS, menyebabkan ketidakstabilan dan melanggar Konstitusi Irak.

PM Zionis Dukung Kemerdekaan Suku Kurdi di Irak

Turki, AS, Iran dan PBB telah mendukung Baghdad menentang referendum tersebut.

Pekan lalu, anggota parlemen Irak memilih menentang referendum tersebut dan meminta pemerintah Baghdad untuk bernegosiasi dengan KRG.

Pada hari Senin, Mahkamah Agung Irak memerintahkan penghentian pemungutan suara yang direncanakan setelah meninjau beberapa “permintaan untuk menghentikan referendum”.

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada hari Selasa meminta suku Kurdi untuk tidak memungut suara setelah Presiden Kurdistan Masoud Barzani meminta Baghdad atas kesepakatan yang cukup baik untuk meyakinkannya agar tidak memberikan suara.

“Barzani bermain dengan api,” kata Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag pada hari Selasa, menurut kantor berita Anadolu yang dikelola negara.

“Yang benar adalah menyerah bermain dengan api ini, tunduk pada akal sehat, dan membatalkan referendum,” tambahnya.

Bagikan