Berita Terkini

Selama 2 Dekade, Baru Ini India Hentikan Serangan pada Muslim Kashmir karena Ramadhan

KASHMIR (Jurnalislam.com) – India akan menangguhkan semua operasi militer terhadap pejuang Muslim di Kashmir selama bulan suci Ramadhan untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.

Langkah tersebut, yang datang setelah berbulan-bulan pertempuran sengit di wilayah Himalaya yang disengketakan, akan “membantu Muslim yang cinta damai dalam menjalani Ramzan [Ramadhan] di lingkungan yang damai,” kata kementerian dalam negeri India dalam serangkaian tweet pada hari Rabu (15/05/2018).

Namun, pasukan militer India, yang berjumlah sekitar 500.000 di Kashmir, “berhak untuk membalas jika diserang,” kementerian itu menambahkan, lansir Aljazeera.

Mehbooba Mufti, kepala menteri pemerintah Kashmir, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia berharap keputusan India “akan menciptakan lingkungan yang aman dan damai untuk dialog berkelanjutan.”

Tidak ada tanggapan langsung dari kelompok pejuang muslim Kashmir.

Bentrokan Meningkat di Kashmir Setelah Bocah Muslim Tewas Diperkosa 4 Hari di Kuil Hindu

Langkah itu menandai gencatan senjata pertama untuk Ramadhan sejak pihak berwenang India dan Hizbul Mujahideen, kelompok pejuang muslim Kashmir terbesar, sempat berhenti bertempur pada tahun 2000.

India dan Pakistan sama-sama mengklaim wilayah Himalaya Kashmir, yang telah dibagi oleh Garis Kontrol (LoC-Line of Control) antara dua Negara berkekuatan nuklir tersebut sejak tahun 1947.

Sentimen anti-India meningkat di antara mayoritas penduduk Muslim Kashmir, mayoritas di antaranya menginginkan agar wilayah yang dikelola India menjadi independen atau bergabung dengan Pakistan.

Permusuhan telah berkobar antara pasukan militer India dan kelompok pejuang muslim Kashmir di Kashmir yang dijajah India selama beberapa bulan terakhir.

Lebih dari 270 pejuang muslim Kashmir telah tewas dalam operasi yang dipimpin oleh tentara India sejak tahun lalu, kata para pejabat.

6 Tentaranya Tewas oleh Mujahidin Kashmir, India Justru Ancam Pakistan

Awal bulan ini, pasukan militer India menewaskan lima warga sipil dan lima pejuang muslim Kashmir selama pertempuran senjata dekat kota Srinagar di Kashmir yang dikelola India.

Protes luas berlangsung di seluruh wilayah menyusul kematian empat warga sipil dan seorang tentara India dalam baku tembak di distrik Kulgam, hampir 100 km sebelah selatan dari Srinagar, sebulan yang lalu.

Puluhan ribu orang tewas dalam konflik puluhan tahun di sana.

Armada Perang Turki Dirikan 12 Titik Pengamatan di Idlib

IDLIB (Jurnalislam.com) – Tentara Turki telah mendirikan titik pengamatan ke-12 di provinsi Idlib barat laut Suriah, militer mengumumkan pada hari Rabu (16/05/2018).

Dalam akun Twitter resminya, Angkatan Bersenjata Turki mengatakan: “Observation Point No. 11, yang merupakan zona ke-12 di Idlib, telah ditetapkan.”

Berdasarkan perjanjian Astana, pasukan Turki hadir di 12 poin dari utara Idlib ke selatan.

Armada Perang Turki Dirikan Titik Pengamatan di Idlib

Idlib, yang terletak di Suriah barat laut di perbatasan Turki, telah menghadapi serangan intens oleh rezim Bashar al-Assad setelah perang yang ganas pecah pada tahun 2011.

Sejak Maret 2015, Idlib tidak lagi berada di bawah kendali rezim Syiah Nushairiyah Assad dan telah dikuasai oleh faksi-faksi jihad dan kelompok oposisi.

Perundingan perdamaian Astana diluncurkan pada 23-24 Januari 2017, dengan tujuan mengakhiri kekerasan dan memperbaiki situasi kemanusiaan di Suriah yang dilanda perang.

Analisis: Turki Perhitungkan Kekuatan Hayat Tahrir al Sham di Idlib

Erdogan Ajak Jokowi Bahas Pembantaian di Gaza pada Sambungan Telepon

ANKARA (Jurnalislam.com) – Presiden Turki pada hari Rabu (16/05/2018) melakukan serangkaian pembicaraan telepon dengan banyak para pemimpin negara untuk membahas perkembangan terakhir di sepanjang perbatasan Gaza.

Recep Tayyip Erdogan mendesak negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam-OKI (Organization of Islamic Cooperation-OIC) untuk mengambil “sikap lazim” atas pembantaian warga Gaza dalam percakapan telepon dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, pemimpin Qatar Amir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, dan Presiden Sudan Omar al-Bashir, lansir Anadolu Agency.

Seruan telepon Erdogan dilakukan setelah sedikitnya 62 warga Palestina gugur dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan lintas-perbatasan oleh pasukan penjajah Israel pada hari Senin (14/5/2018).

Erdogan: Kami Tidak Akan Pernah Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel

Para pemimpin juga membahas pertemuan luar biasa OKI di Istanbul pada Jumat ini di tengah meningkatnya ketegangan di Palestina dan relokasi Washington atas kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Erdogan mengatakan komunitas internasional harus berbicara demi penderitaan rakyat Palestina dan menyerukan kelompok untuk mengambil sikap tegas dan lazim.

Kemudian pada hari Rabu, dalam panggilan telepon, Erdogan dan Kanselir Jerman Angela Merkel setuju bahwa situasi di Gaza saat ini membahayakan solusi yang sedang diupayakan.

Bantai Warga Gaza, Liga Arab Desak ICC Seret Petinggi Israel ke Pengadilan Internasional

RIYADH (Jurnalislam.com) – Komite Permanen Liga Arab pada Hak Asasi Manusia pada hari Selasa (15/05/2018) menyerukan kepada jaksa Pengadilan Pidana Internasional (the International Criminal Court) untuk segera menyelidiki “kejahatan penjajah Israel” terhadap warga Palestina.

“Israel adalah entitas yang menindas dan membunuh dan para politisi serta perwiranya harus dibawa ke Pengadilan Pidana Internasional,” kata Amjad Shamout, ketua komite, dalam sebuah pernyataan.

Shamout merujuk pada pembunuhan puluhan orang Palestina oleh pasukan Israel selama bentrokan dan protes pada hari Senin atas pembukaan kedutaan AS di Yerusalem yang sangat kontroversial.

Kepala jaksa ICC, Fatou Bensouda, mengatakan pada hari Selasa bahwa dia akan “mengambil tindakan apa pun” untuk mengadili kejahatan.

Erdogan: Kami Tidak Akan Pernah Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel

“Staf saya dengan waspada mengikuti perkembangan di lapangan dan merekam setiap dugaan kejahatan yang bisa masuk ke dalam yurisdiksi pengadilan,” katanya dalam sebuah pernyataan kepada AFP, seraya menambahkan: “Kekerasan harus dihentikan.”

Pemimpin Liga Arab Ahmed Abul Gheit mengutuk “pembantaian” warga Palestina, yang katanya adalah “kejahatan perang”.

Dalam sebuah pernyataan, dia meminta komunitas internasional untuk “melindungi rakyat Palestina, yang telah memilih jalan perjuangan damai dan telah dihadapkan dengan kebrutalan, kekerasan dan pembunuhan.”

Liga Arab akan mengadakan pembicaraan darurat hari Rabu untuk membahas apa yang disebut relokasi kedutaan “ilegal” ke kota yang disengketakan.

Status Yerusalem mungkin adalah masalah paling sulit dalam konflik Israel-Palestina.

Israel mengklaim seluruh kota sebagai ibukotanya, sementara Palestina melihat Jerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Serangan dari Segala Arah Taliban Bungkam Pasukan Bentukan AS-NATO di Kota Farah

FARAH (Jurnalislam.com) – Para pejuang Imarah Islam Afghanistan (Taliban) menyerang kota Farah di Afghanistan barat dari berbagai arah dalam pertempuran yang sedang berlangsung untuk merebut ibukota provinsi tersebut.

Penyerang menyerbu beberapa pos pemeriksaan militer di kota itu, dan pertempuran sengit masih berlangsung pada hari Selasa (15/5/2018), kata pejabat provinsi Fared Bakhtawer. Dia mengatakan korban jiwa tinggi tetapi tidak bisa memberikan angka yang tepat, Aljazeera melaporkan.

“Pos-pos pemeriksaan militer di sekitar kota telah runtuh ke tangan Taliban, menyebabkan korban besar di antara pasukan militer Afghanistan,” kata Bakhtawer.

NATO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jet tempur pembom A-10 sedang mengitari Farah.

Target Utama AS dan NATO, Taliban Umumkan Operasi Musim Semi Baru

Farah berbatasan dengan provinsi Helmand di mana Taliban menguasai beberapa distrik.

Samihullah Samim, seorang legislator dari Farah, mengatakan bagian kota berada di bawah kendali Taliban, dengan pertempuran sengit terjadi hanya 300 meter dari kediaman gubernur.

Jika Taliban mendapatkan pijakan, maka pejuang Taliban dari provinsi tetangga akan membanjiri kota, dia memperingatkan.

“Jika pasukan militer tidak dapat mengendalikan seluruh kota pada akhir hari, maka akan sangat sulit untuk mengendalikan kota dalam waktu dekat,” kata Samim.

Taliban gunakan senjata hasil ghanimah dari pasukan AS

Namun, juru bicara kementerian dalam negeri Najib Danish mengecilkan keseriusan serangan itu untuk mengendalikan suasana. Dia mengatakan sedikitnya enam pasukan militer tewas dan 12 lainnya, termasuk wakil kepala polisi provinsi, terluka dalam pertempuran itu.

Dia mengatakan unit komando dan bala bantuan lainnya telah dikerahkan. “Tidak ada indikasi bahaya bahwa kota Farah jatuh ke tangan Taliban,” kata Danish.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, mengatakan para pejuang datang dari berbagai arah dan dengan cepat menyerbu beberapa pos pemeriksaan.

Penduduk yang tinggal di Farah bersembunyi di rumah mereka. Toko-toko, kantor-kantor pemerintah dan sekolah-sekolah ditutup untuk sementara waktu, media setempat melaporkan.

Hadapi Agenda Tahunan Taliban, NATO akan Kawal Pemilu di Afghanistan

Serangan hari Selasa “seharusnya tidak membuat pasukan pemerintah lengah”, kata analis militer dan pensiunan jenderal Atiqullah Amarkhail.

“Bahkan warga negara biasa menyadari Taliban secara bertahap mengambil alih lebih banyak wilayah dan menjadi kekuatan yang tangguh di provinsi ini,” katanya.

Dia menuduh pemerintah dan pimpinan militer “menutup mata” sampai Taliban benar-benar memasuki kota.

Taliban telah menguasai distrik-distrik di seluruh negeri, dan pasukan militer serta polisi Afghanistan yang dibentuk AS-NATO telah berusaha untuk mengatasi serangan yang tak henti-hentinya dalam beberapa tahun terakhir.

Peringatkan PM Zionis Netanyahu, Erdogan: Hamas Bukan Organisasi Teroris

ANKARA (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa (15/05/2018) mengirim “pesan peringatan” untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan Hamas bukanlah organisasi teroris.

“Pengingat untuk Netanyahu: Hamas bukan organisasi teroris dan Palestina bukan teroris. Ini adalah gerakan perlawanan yang membela tanah air Palestina melawan kekuatan pendudukan,” tulis Erdogan di akun Twitter resminya, lansir Anadolu Agency.

“Dunia berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina melawan penindas mereka,” tambah sang presiden.

Aneh, Israel yang Bantai Warga Gaza, AS Malah Salahkan Hamas

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 62 demonstran Palestina telah menjadi martir akibat tembakan lintas perbatasan oleh pasukan penjajah Israel dalam salah satu peristiwa pembantaian satu hari yang paling mematikan dalam sejarah negara itu.

Sebelumnya pada hari Selasa, Erdogan mengatakan PM Israel “berlumuran darah Palestina di tangannya” menyusul pembunuhan tanpa pandang bulu oleh pasukan penjajah Israel di Jalur Gaza yang terkepung.

“Netanyahu adalah PM negara apartheid yang telah menduduki lahan penduduk yang tidak berdaya selama lebih dari 60 tahun dengan melanggar resolusi PBB,” kata Erdogan.

“Dia berlumuran darah Palestina di tangannya dan tidak bisa menutupi kejahatan dengan menyerang Turki. Ingin pelajaran tentang kemanusiaan? Baca 10 perintah,” tambahnya.

Erdogan: Kami Tidak Akan Pernah Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel

Ribuan warga Palestina berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza sejak Senin pagi untuk mengambil bagian dalam protes yang ditujukan untuk memperingati hari Nakba dan memprotes pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Sejak demonstrasi perbatasan dimulai pada 30 Maret, lebih dari 100 lebih demonstran Palestina telah gugur akibat tembakan lintas-perbatasan pasukan penjajah Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Pekan lalu, pemerintah Israel berdalih protes perbatasan yang sedang berlangsung merupakan “keadaan perang” di mana hukum humaniter internasional tidak berlaku.

Erdogan: Kami Tidak Akan Pernah Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel

LONDON (Jurnalislam.com) – Turki tidak akan pernah menerima keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa (15/05/2018).

“Kami tidak akan pernah menerima upaya AS untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” kata Erdogan dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May setelah pertemuan mereka di London, lansir Anadolu Agency.

Erdogan mengatakan “kebijakan acuh tak acuh pemerintah AS” mendorong Israel lebih memperkuat penjajahannya dan kebiadaban mereka di Palestina.

“Israel mengambil langkah-langkah ini dengan logika ‘Saya mampu, karena itu saya benar'”, kata presiden, menambahkan “Israel adalah penjajah di sana dan terus meneror [warga Palestina].”

Lakukan Pembantaian pada Warga Palestina, Erdogan: Israel adalah Negara Teroris

Dia menyeru masyarakat internasional dan PBB “untuk bertindak tanpa membuang-buang waktu dan menghentikan penindasan di Palestina ini.”

Sambil mengingatkan suara Majelis Umum PBB pada keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Erdogan mengatakan 128 negara menolak langkah AS.

“Sejarah tidak akan memaafkan Anda [AS], kita akan melihat kenyataan ini; sejarah tidak akan pernah memaafkan Israel, kita akan menyaksikan sat ini juga,” tambah Erdogan.

Erdogan: Turki Tidak akan Menyerah dalam Memperjuangkan Yerusalem

Presiden Turki menggarisbawahi bahwa “pesan kuat” dari Istanbul akan diberikan kepada dunia pada hari Jumat karena Turki, sebagai presiden dari Organisasi Kerjasama Islam (the Organization of Islamic Cooperation), menyerukan pertemuan darurat atas pembunuhan di Gaza.

May juga menyerukan “penyelidikan independen dan transparan” untuk mencari tahu apa yang terjadi di Gaza kemarin.

“Hilangnya nyawa yang telah kita lihat adalah tragis dan sangat memprihatinkan. Kekerasan semacam ini merusak upaya perdamaian dan kami meminta semua pihak untuk menahan diri,” katanya.

Jumlah Warga Palestina yang Gugur Menjadi 62 Orang dan Terluka 3.188

Sedikitnya 62 warga Palestina telah gugur dan ribuan lainnya terluka oleh pasukan zionis Yahudi di sepanjang perbatasan Gaza pada hari Senin dalam aksi protes yang menandai peringatan Nakba dan relokasi Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Sejak aksi protes di perbatasan dimulai pada 30 Maret, lebih dari 110 demonstran Palestina telah gugur oleh tembakan lintas-perbatasan pasukan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Jumlah Warga Palestina yang Gugur Menjadi 62 Orang dan Terluka 3.188

GAZA (Jurnalislam.com) – Jumlah warga Palestina yang gugur akibat tembakan tentara Israel selama aksi anti-pendudukan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza meningkat menjadi 62, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Selasa (15/5/2018).

Ashraf al-Qidra, juru bicara kementerian itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang warga Palestina yang tidak dikenal menjadi martir ketika tentara Israel melepaskan tembakan ke perbatasan timur kamp pengungsi Al-Bureij di Gaza tengah.

Aneh, Israel yang Bantai Warga Gaza, AS Malah Salahkan Hamas

Sebelumnya pada hari itu, seorang warga Palestina berusia 51 tahun – yang diidentifikasi sebagai Nasser Ahmed Mahmoud Ghorab – tewas sebagai martir oleh pasukan Israel yang dikerahkan di sepanjang perbatasan Gaza-Israel yang penuh, al-Qidra mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.

Kematian itu membawa jumlah total demonstran Palestina yang telah meninggal dunia sejak kemarin menjadi 62, termasuk 8 anak di bawah umur, menurut pejabat kementerian, yang menempatkan jumlah korban luka sebanyak 3.188, dalam waktu yang sama, lansir Anadolu Agency.

Ribuan warga Palestina menggelar unjuk rasa massal di perbatasan timur Jalur Gaza pada hari Senin untuk memperingati hari Nakba dan memprotes pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Darurat Al Aqsha: Al Quds Dikepung Puluhan Ribu Warga Zionis Yahudi

Sejak unjuk rasa dimulai pada 30 Maret, lebih dari 110 demonstran Palestina telah tewas dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan lintas-Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Turki telah mengutuk kekerasan Israel terhadap demonstran Palestina dan memanggil duta besarnya dari Israel dan AS untuk konsultasi. Afrika Selatan juga memanggil utusannya dari Israel.

Sambut Ramadhan, Walikota Bima Imbau Warga Makmurkan Masjid

BIMA (Jurnalislam.com) – Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1439 H, Walikota Bima, H Quraish H Abidin mengimbau warganya untuk melaksanakan ibadah puasa dengan damai dan tenteram. Imbauan tersebut dituangkan dalam Surat Imbauan Walikota Bima pada Selasa (15/5/2018)
H Quraish mengajak umat Islam untuk meningkatkan amalan-amalan pada bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan sosial dan memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah lima waktu.
Berdasarkan Peraturan Dact’ah Kota Bima Nomor 7 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kctertiban Urnum dan Ketenteraman Masyarakat dan hasil Rapat Komunitas Inteh’jen Dacrah (KOMINDA) Kota Bima tentang Keamanan, Kenyamanan, kckhusyuan, dan menghormati Bulan Suci Ramadhan Tahun 1439 H/ 2018 M, maka:
1. Melaksanakan Ibadah Puasa pada Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya ldul Fitri Tahun 1439 H/2018 M, dengan suasana damai dan tenteram saling menghormati antara pemeluk agama.
2. Meningkatkan amalan-amalan Bulan Suci Ramadhan serta menggalakkan kegiatan amaliah Ramadhan seperti Ibadah Sosial keagamaan sebanyak banyaknya antara lain Melaksanakan puasa Ramadhan, Shalat Tarawih, Dzikir, Tadarus Al-Qur’an, Zakat, Infaq dan Shadaqah.
3. Memakmurkan seluruh Masjid dan Mushalla dengan melaksanakan Shalat 5 (Lima) Waktu dan Shalat Sunnah Tarawih, Membaca Al-Qur’an selesai Shalat Tarawih sampai Jam 21.30 Wita serta Dzikir dan Shalawat sebelum berbuka Puasa.
4. Polres Kota Bima dan Satuan Pol. PP Kota Bima Melakukan Razia/penyitaan terhadap tempat Penjualan/Pemakai Miras, Narkoba, Petasan, Pengendara Motor yang membunyikan Knalpot Racing yang sangat mcngganggu kekhusyuan dun Kenyamanan orang yang beribadah, Kos-Kosan yang meresahkan Masyarakat dan Rumah-rumah makan yang membuka/menjual makanan pada siang hari di Bulan Suci Ramadhan.
5. Menutup sementara tempat hiburan umum (kafe, karaoke, biliar) dan sejenisnya yang dianggap sensitif, agar tidak menimbulkan keresahan masyarkat.
6. Mengantisipasi anak jalanan (anjal), Gelandangan, dan pengemis (gepeng) yang bermunculan selama Bulan Suci Ramadhan 1439 H /2018 M.
7. Melarang memproduksi, memperdagangkan, membakar, dan membunyikan mercon/petasan, dan atau hal-hal lain yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
8. Menjaga ketenangan dan ketertiban selama Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya ldul fitri 1439 11/2018 M.
9. Mengoordinasikan dengan aparat dan instansi terkait serta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat dalam melakukan penertiban dan pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi lingkungan masing-masing dalam wilayah hukum Kota Bima.

Nasir Jamil: ‘Tidak Betul Terorisme Dikaitkan dengan Simbol Agama Tertentu’

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Anggota Panitia Khusus (Pansus) Revisi Undang-undang Terorisme No.15 Tahun 2013 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Nasir Jamil, menyayangkan tindakan persekusi kepada perempuan bercadar yang beredar baru-baru ini.

Nasir menegaskan, terorisme adalah tindakan yang tidak bisa diidentikan dengan ras atau agama tertentu.

“Terorisme itu kan perilaku, jadi tidak betul kalau kemudian itu (terorisme-red) diidentikan dengan agama dan ras tertentu, apalagi dikaitkan dengan simbol-simbol agama,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/5/2018).

“Presiden sendiri bilang jangan takut, terus ngapain takut dengan orang yang bercadar,” ujarnya.

Nasir juga mengimbau pejabat pemerintah dan aparat keamanan untuk menghindari mengeluarkan pernyataan kontra produktif yang hanya akan memperkeruh suasana.

“Justru pernyataan-pernyataan para pejabat di bidang keamanan itu harus lebih kondusif, bukan menghadap-hadapkan masyarakat,” pungkasnya.

Sebelumnya, beredar video pendek seorang perempuan bercadar dikeluarkan dari bis dan dibawa petugas keamanan untuk diperiksa.

Video lain yang beredar juga memperlihatkan seorang santri sedang mengeluarkan isi dus bawaannya di hadapan dua orang polisi bersenjata lengkap.