Berita Terkini

Turki Kutuk Laporan Kebebasan Beragama Versi AS

ANKARA (Jurnalislam.com) – Turki kutuk laporan AS tentang kebebasan beragama internasional pada hari Rabu (30/5/2018), mengatakan gambaran AS dalam laporan tersebut tentang Turki sebagai “klaim tak berdasar”.

Menanggapi pertanyaan mengenai bab tentang Turki dalam “Laporan Kebebasan Beragama Internasional untuk 2017,” juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hami Aksoy, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Turki telah melihat laporan tersebut. Dia mencatat bahwa laporan itu disiapkan sesuai dengan “perspektif AS sendiri.”

“Sebagian besar bagian teks yang berhubungan dengan Turki merupakan pengulangan klaim tak berdasar tertentu yang telah diangkat di tahun-tahun sebelumnya,” kata pernyataan itu, lansir Anadolu Agency.

“Kutipan mengenai FETO/PDY sebagai organisasi teroris hanya mengacu pada pemerintah kita dan upaya kudeta teroris pada 15 Juli 2016 hanya disindir sedikit. Kerusakan yang berdampak pada negara dan bangsa kita oleh organisasi teroris itu benar-benar diabaikan.”

Organisasi Teror Fetullah (FETO) dan pemimpinnya di AS, Fetullah Gulen mengatur kudeta pada 15 Juli 2016 yang menyebabkan 250 orang menjadi martir dan hampir 2.200 orang terluka.

Ankara juga menuduh FETO berada di belakang kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.

“Seperti yang telah kami tegaskan pada berbagai kesempatan, dapat dipastikan bahwa di Turki, tidak ada individu yang dikenakan tindakan hukum atau administratif atas dasar agama atau asal etnis,” kata pernyataan itu.

Pernyataan itu mengatakan laporan itu juga termasuk “klaim mengenai tuntutan tertentu warga Asyur kami terkait dengan masalah properti yang tidak dapat dipindahkan,” termasuk pemakaman dan tanah properti.

Undang-undang Maret 2018 “secara hukum memungkinkan pengalihan 56 buah harta tak gerak dari Direktorat Jenderal Yayasan ke yayasan Asiria”, kata pernyataan itu.

“Dengan langkah ini, Turki telah menegaskan sekali lagi sikap konstruktif dan berpikiran terbuka tentang kebebasan beribadah dan agama,” tambahnya.

Inilah Perbandingan Kerusakan Kota Akibat Operasi Militer oleh Turki, Rusia, AS dan Suriah

Terkait Georgia, Inggris Kecam Keputusan Rezim Assad

LONDON (Jurnalislam.com) – Inggris pada hari Rabu (30/5/2018) mengatakan keputusan rezim Bashar al-Assad untuk mengakui Abhkazia dan Ossetia Selatan, wilayah Georgia yang memisahkan diri, adalah “sama sekali tidak dapat diterima.”

“Sama sekali tidak dapat diterima bahwa rezim Asad mengakui kemerdekaan wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan yang memisahkan diri dari Georgia,” kata Menteri Luar Negeri Inggris untuk Eropa dan Amerika, Sir Alan Duncan, dalam sebuah pernyataan, lansir Anadolu Agency.

Reaksi Duncan muncul sehari setelah pernyataan rezim Bashar al-Assad di Suriah yang menyatakan akan mengakui kemerdekaan sepihak Abkhazia dan Ossetia Selatan dari Georgia.

“Intervensi militer Rusia di Georgia pada 2008 serta pengakuan Rusia terhadap wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia yang memisahkan diri sebagai negara merdeka adalah pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap hak kedaulatan Georgia,” kata Duncan.

“Tindakan Rusia merusak integritas wilayah Georgia yang sah,” tambahnya.

Duncan mengatakan langkah terbaru rezim Assad “sama sekali tidak akan membawa kedamaian lebih dekat,” tetapi “sekali lagi, baik rezim Suriah dan Rusia secara agresif berusaha merusak hukum internasional berbasis aturan.”

“Pemerintah Inggris mengulangi dukungan penuhnya untuk kedaulatan dan integritas teritorial Georgia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1808 yang menegaskan kembali komitmen semua Negara Anggota terhadap kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial Georgia dalam batas-batas yang diakui secara internasional,” kata Duncan.

Menurut kantor berita resmi Suriah, SANA, rezim Assad memiliki perjanjian untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah.

Rezim akan membangun hubungan diplomatik di tingkat kedutaan, tambah laporan itu.

Abkhazia dan Ossetia Selatan, yang menyatakan diri sebagai negara merdeka, adalah wilayah yang disengketakan antara Rusia dan Georgia.

Moskow mengakui kemerdekaan wilayah yang memisahkan diri dari Georgia tersebut setelah perang enam hari dengan Georgia pada 2008.

Negara anggota PBB yang mengakui wilayah yang memisahkan diri tersebut hanyalah Rusia, Nikaragua, Venezuela, dan Nauru.

ACT Layarkan Kapal Ramadhan hingga Pelosok Indonesia Timur

Anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) yang juga wartawan Jurnalislam.com, Ally M Abduh berkesempatan membersamai Kapal Ramadhan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berlayar menuju desa terpencil di Indonesia Timur. Berikut liputannya:

KABUPATEN BARRU (Jurnalislam.com)–Aksi Cepat Tanggap (ACT) layarkan Kapal Ramadhan kirimkan 10 ribu paket sembako untuk 10 ribu Kepala Keluarga di daerah minoritas muslim di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (30/5/2018).

Pantauan Islamic News Agency (INA) di Pelabuhan Garongkong, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, hadir dalam pelepasan Kapal Ramadhan ACT, Plt. Gubernur Sulawesi Selatan Soni Sumarsono, Vice President ACT Insan Nurrohman dan Iqbal Setyarso.

Rencananya, Kapal Ramadhan ACT akan menempuh perjalanan sejauh 1200 km mengarungi lautan selama enam hari Kapal juga membawa 100 lebih relawan yang terdiri dari dokter, paramedis, resque,dan media.

Jelang Ramadan, ACT Salurkan 2.000 Ton Beras Indonesia ke Gaza

Bantuan akan disalurkan ke 47 desa dan 22 kecamatan yang terpisah di pulau-pulau kecil. Paket sembako tersebut terdiri dari beras, minyak goreng, gula, dan ikan asin.

Kapal Ramadhan adalah produk filantropi program ramadhan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Program digulirkan untuk menggugah kepedulian sosial masyarakat di momen istimewa tahunan ini, sebagai perhatian atas problem akut kemiskinan di sebagian wilayah Indonesia.

PBB Peringatkan Saudi atas Penangkapan Para Aktivis

JENEWA (Jurnalislam.com) – PBB pada hari Selasa (29/5/2018) memperingatkan Arab Saudi atas penangkapan baru-baru ini terhadap sejumlah aktivis dan pembela hak asasi manusia yang bekerja pada isu-isu yang berkaitan dengan hak-hak perempuan dan mendesak pihak berwenang untuk memberikan informasi keberadaan pangeran yang hilang.

“Kami juga prihatin dengan penahanan sewenang-wenang dan penghilangan orang lain, tanpa penjelasan atau proses yang jelas,” Liz Throssell, juru bicara Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan dalam konferensi pers di Jenewa, World Bulletin melaporkan.

Menurut PBB, sedikitnya 13 aktivis, kebanyakan wanita, telah ditangkap oleh otoritas Saudi sejak 15 Mei.

Arab Saudi dan Uni Emirat Setuju Yaman Dipecah Jadi Dua

Pangeran Nawaf Talal Rasheed adalah seorang warganegara berkebangsaan ganda (Qatar dan Arab Saudi) dan diduga dideportasi dari Kuwait pada 12 Mei, dan belum didengar kabarnya sejak itu, kata Throssell.

“Kami mendesak pihak berwenang Saudi untuk segera memberikan informasi mengenai keberadaannya, dan memperjelas apakah dia telah ditangkap, ditahan atau dituntut, dan jika demikian atas dasar apa,” tambahnya.

Zionis Luncurkan Serangan Udara Terbesar setelah Puluhan Roket Hamas Hantam Israel

GAZA (Jurnalislam.com) – Militer Israel meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap posisi Hamas di Gaza setelah rentetan tembakan roket – yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir – dari Jalur Gaza di tengah melonjaknya ketegangan di daerah pantai atas pengepungan Israel yang dipaksakan dan melumpuhkan selama 12 tahun.

Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang lebih dari 35 sasaran milik Hamas dan Jihad Islam, menurut militer Israel. Serangan itu terjadi setelah tentara Israel mengatakan para pejuang Palestina berada di belakang “rentetan proyektil” yang ditembakkan dari Gaza ke Israel selatan.

Penembakan roket dan mortir pada hari Selasa (29/5/2015) terjadi ketika Jihad Islam bersumpah untuk membalas dendam setelah serangan mematikan terhadap anggotanya pekan lalu.

Dalam sebuah pernyataan, sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan “tanggapan bersama mereka dengan puluhan roket terhadap posisi militer negara penjajah … adalah pernyataan bahwa kejahatan ini tidak dapat ditoleransi dengan cara apa pun.”

Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds menyalahkan Israel atas “agresi Israel terhadap rakyat kami” yang digambarkan sebagai “upaya mengalihkan perhatian dari kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil kami yang damai.”

Aktifkan Sistem Pertahanan Udara Iron Dome, Jet Tempur Israel Kembali Serang Gaza

Ismail Radwan, seorang pejabat Hamas, yang memimpin di Jalur Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah meningkatkan ketegangan.

“Eskalasi sangat berbahaya ini dilakukan oleh penjajah Zionis dan penjajah memikul tanggung jawab atas eskalasi ini dan akibatnya,” kata Radwan.

“Para penghuni illegal Yahudi harus tahu bahwa kejahatan akan ditanggapi dengan perlawanan.”

Sejak 30 Maret, sedikitnya 121 orang Palestina yang tidak bersenjata telah dibunuh oleh pasukan Israel saat aksi protes di dekat pagar perbatasan dengan Israel, di mana mereka menuntut hak mereka untuk kembali ke rumah dan tanah keluarga mereka setelah diusir selama pembentukan Israel.

Tank-tank Israel Gempur Posisi Hamas di Gaza

“Ada banyak kekecewaan di sini bahwa setelah protes berjalan lebih dari dua bulan dan lebih dari 100 orang warga Palestina di sini telah terbunuh, tidak ada tanda-tanda berakhirnya blokade Israel di Gaza,” kata reporter Al Jazeera Bernard Smith, melaporkan dari kota Gaza.

Para pejabat Israel mengatakan pada hari Selasa bahwa sistem pertahanan udara militer Iron Dome mereka mencegat sebagian besar dari 28 roket dan mortir yang ditembakkan dari Gaza ke Israel.

Tidak ada laporan tentang kematian di kedua sisi. Militer Israel mengatakan tiga tentara mengalami luka ringan.

Hanya beberapa jam setelah serangan Israel di Gaza, sirene terdengar di Israel selatan, harian Israel Haaretz melaporkan. Pasukan Israel mengatakan di Twitter bahwa mereka telah mencegat “beberapa peluncuran.”

“Tidak ada negara di dunia yang akan atau harus menerima ancaman semacam itu terhadap penduduk sipilnya. Kami juga tidak,” Emmanuel Nahshon, juru bicara kementerian luar negeri zionis, menulis di Twitter.

Pertama Sepanjang Sejarah Otoritas Palestina Ajukan Israel ke Pengadilan Pidana Internasional

Gaza telah berada di bawah blokade Israel yang menghancurkan selama 12 tahun terakhir, sangat membatasi akses memperoleh materi dan bahan-bahan penting sehari-hari yang dibutuhkan untuk memelihara infrastruktur.

Pada hari Selasa, sekelompok orang Palestina berlayar dari Gaza dengan perahu untuk melanggar blokade laut Israel.

Kapal, yang membawa pasien yang membutuhkan perawatan medis, mahasiswa dan lulusan universitas yang mencari pekerjaan, kemudian ditangkap oleh kapal perang Israel.

Ketegangan terbaru terjadi sehari setelah pasukan Israel membunuh seorang Palestina yang diduga mendekati perbatasan Gaza dengan Israel, dan dua hari setelah tembakan tank Israel menewaskan tiga orang dalam serangan terhadap sebuah pos pengamatan militer milik pejuang Jihad Islam.

Tujuh Bank Terbesar Danai Pemukiman Ilegal Israel di Palestina

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Banyak bank terbesar Israel menyediakan layanan keuangan yang membantu mendukung, mempertahankan, dan memperluas pemukiman ilegal dengan mendanai pembangunan mereka di Tepi Barat yang dijajah Israel, Human Rights Watch (HRW) mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis Selasa (29/5/2018), lansir World Bulletin.

Menurut laporan itu, tujuh bank terbesar Israel menyediakan banyak layanan keuangan untuk pemukiman.

Laporan ini mendokumentasikan keterlibatan banyak bank Israel terkemuka dalam membantu membangun unit perumahan baru dengan memperoleh hak properti di wilayah yang diduduki.

Pemukiman Ilegal Yahudi Israel Usir Warga Muslim Yerusalem Secara Sistematis

“Pengiriman penduduk sipil mereka ke wilayah jajahan yang mereka duduki, dan mendeportasi atau memindahkan anggota populasi wilayah yang dijajah, adalah kejahatan perang,” kata laporan itu.

“Dengan memfasilitasi perluasan permukiman, kegiatan perbankan ini memfasilitasi transfer penduduk yang melanggar hukum,” tambahnya.

Sekitar 500.000 orang Israel saat ini tinggal di lebih dari 100 pemukiman Yahudi yang dibangun sejak Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada tahun 1967.

Palestina menginginkan daerah-daerah ini untuk negara Palestina masa depan.

Hukum internasional memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai “wilayah pendudukan” dan menganggap semua aktivitas pembangunan pemukiman Yahudi di tanah itu sebagai ilegal.

FPI Tebar 500 Paket Takjil untuk Warga Pandaan Pasuruan

PASURUAN (Jurnalislam.com)–Front Pembela Islam (FPI) cabang Pandaan gelar aksi sosial berbagi ta’jil di Jl. A.Yani Petungasri kecamatan Pandaan, Ahad sore (27/5/2018).

Aksi dilakukan dengan memberikan bingkisan takjil (roti, kurma, air mineral) oleh para laskar FPI kepada pengguna jalan yang melintas.

Kegiatan yang dimulai menjelang magrib dan mendapat respon positif dari warga pengguna jalan. Sebanyak 500 paket takjil ludes hanya dalam waktu singkat.

 

4 Pasukan Rusia Tewas dalam Pertempuran di Deir ez-Zor

MOSKOW (Jurnalislam.com) – Empat personil militer Rusia telah tewas dan tiga tentara Rusia cedera dalam bentrokan dengan gerilyawan IS di Deir ez-Zor, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Ahad (27/5/2018).

“Armada artileri pasukan rezim diserang malam ini; dua penasihat militer Rusia, yang mengendalikan alat berat artileri Suriah, tewas di tempat,” kata kementerian itu dalam pernyataan sebelumnya, lansir Anadolu Agency.

Prajurit Rusia bersama dengan pasukan rezim Syiah Suriah bersama-sama bertempur melawan pasukan IS dalam bentrokan yang berlangsung selama sekitar satu jam; “43 pasukan IS” juga tewas dan enam kendaraan dengan senjata berat juga dihancurkan, tambah pernyataan itu.

Rudal Canggih Rusia Bisu Saat Serangan Koalisi AS ke Lokasi Senjata Kimia Assad, Kenapa?

Lima tentara Rusia juga terluka dan segera dibawa ke rumah sakit militer Rusia, katanya. Dari lima orang yang terluka, dua kemudian menyerah pada luka mereka di rumah sakit, meningkatkan jumlah korban tewas menjadi empat orang, kata pernyataan lain kemudian.

Suriah telah terkunci dalam perang global yang menghancurkan sejak awal 2011, ketika rezim Syiah Bashar al-Assad nenbatai aksi unjuk rasa dengan keganasan militer yang tak terduga.

Menurut perkiraan PBB, 400-an ribu orang tewas dalam konflik itu.

Kapal Perang AS Provokasi Teritorial Perairan China

CHINA (Jurnalislam.com) – Kementerian pertahanan China memprotes “provokasi AS” setelah kapal perang AS berlayar di dekat pulau Laut China Selatan yang diklaim oleh Beijing.

Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dua kapal militer mereka mendekat dalam jarak 12 mil laut (sekitar 22km) dari Kepulauan Paracel yang disengketakan, di antara serangkaian pulau, terumbu karang dan beting (dangkalan) yang diperselisihkan secara teritorial oleh Tiongkok dengan tetangganya, lansir Aljazeera.

Higgins, kapal perusak yang dipersenjatai rudal, dan Antietam, sebuah kapal penjelajah dengan rudal, melakukan operasi manuver di dekat pulau Lincoln, Triton dan Woody di Paracels, salah seorang pejabat mengatakan.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad (27/5/2018), kementerian pertahanan China mengatakan langkah itu “bertentangan dengan hukum China dan hukum internasional yang relevan, serta secara serius melanggar kedaulatan Cina (dan) merusak hubungan timbal balik strategis antara militer kedua negara.”

Begini Kata Ahli Ekonomi Dunia Terkait Dampak Perang Dagang China-AS

Ia juga mengatakan telah mengerahkan kapal dan pesawat untuk memperingatkan kapal perang AS agar pergi, mengatakan mereka telah memasuki perairan teritorial negara itu tanpa izin.

Dalam pernyataan terpisah, kementerian luar negeri China mendesak Washington untuk menghentikan tindakan tersebut.

“China akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara,” tambahnya, tanpa merinci.

Militer AS tidak segera berkomentar mengenai operasi itu, tetapi mengatakan pasukan AS beroperasi di wilayah itu setiap hari, kata Reuters.

Cina bersitegang dengan negara tetangga yang lebih kecil dalam berbagai sengketa di Laut Cina Selatan memperebutkan pulau-pulau, terumbu karang dan laguna di perairan yang penting untuk perdagangan global dan kaya ikan serta cadangan minyak dan gas yang potensial.

China telah mulai membangun struktur militer di pulau-pulau yang disengketakan – banyak membuat cemas negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk Filipina, Indonesia, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.

Insiden pada hari Ahad itu terjadi di tengah serangkaian peristiwa yang menyoroti ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia atas perairan sengketa Laut Cina Selatan.

Pada hari Rabu, Pentagon menarik undangan bagi China untuk berpartisipasi dalam latihan maritim multinasional terbesar di dunia dalam sebuah langkah yang menurut Kementerian Pertahanan China “tidak konstruktif”.

Pentagon mengatakan keputusannya adalah “tanggapan awal terhadap militerisasi China yang terus berlanjut di Laut Cina Selatan.”

Awal bulan ini, angkatan udara China mendaratkan pesawat militer jarak jauh di Woody Island, menandai pertama kalinya sebuah pembom strategis mendarat di sebuah pulau di Laut Cina Selatan.

Serangan Terhadap Pengungsi Muslim di Yunani Meningkat Selama Ramadhan

ATHENA (Jurnalislam.com) – Serentetan serangan sayap kanan yang menargetkan pengungsi, migran, anti-fasis dan kelompok lainnya telah menimbulkan kekhawatiran di Yunani.

Pada hari Sabtu (26/5/2018), kelompok anti-fasis ORMA mengatakan bahwa afiliasi partai neo-fasis Golden Dawn menyerang mereka di Perama, pinggiran Piraeus yang miskin.

Serangan itu terjadi di tengah gelombang kekerasan, termasuk serangan brutal terhadap walikota kota Thessaloniki yang merupakan kota terbesar kedua Yunani.

“Kami diserang oleh anggota Golden Dawn dengan linggis di luar kantor Saint Nicholas Union,” tulis ORMA di Facebook, mengacu pada serikat pekerja kapal yang terkait dengan partai sayap kanan.

Muslim Yunani Menjadi Target Pembunuhan Neo Nazi

Pernyataan itu menambahkan bahwa anti-fasis mendorong kembali para penyerang. Ketika mereka pergi ke kantor polisi untuk mengajukan keluhan, anggota ORMA ditangkap, kata kelompok itu.

Menanggapi insiden itu, Syriza, partai sayap kiri yang berkuasa, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “racun fasisme dan rasisme tidak memiliki tempat di Perama atau di mana pun.”

Di situs webnya, Golden Dawn, yang saat ini memiliki 16 kursi di parlemen Yunani, menepis tuduhan itu sebagai “konyol”.

Seorang juru bicara polisi Yunani tidak bisa dimintai komentar.

Serangan Sabtu menyusul serangan terhadap dua pekerja migran Pakistan di sebuah pasar di Agioi Anargyroi empat hari sebelumnya.

Javed Aslam, presiden Persatuan Pekerja Imigran, menjelaskan bahwa dua orang menyerang para pekerja di depan “lusinan orang Yunani dan yang lain.”

“Mereka hanya bekerja, namun beberapa orang datang dan [menyerang] mereka,” Aslam mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon.

“Lima orang memukul mereka … ini terjadi selama Ramadhan,” katanya, mengacu pada bulan suci umat Islam.

Dalam sebuah pernyataan menanggapi serangan itu, Keerfa, kelompok anti-fasis yang berbasis di Athena, telah menyerukan demonstrasi pada Rabu untuk “menghentikan ancaman fasis”, yang merupakan serangan terhadap “semua kebebasan kita.”

Masjid Berumur 600 Tahun Era Ottoman di Yunani Terbakar

Pada 19 Mei, sekelompok demonstran ultra-nasionalis menyerang Yiannis Boutaris, walikota Thessaloniki yang berusia 75 tahun, selama upacara penaikan bendera memperingati pembunuhan Pontic Yunani selama Perang Dunia I.

Para penyerang menendang Boutaris dan melemparkan botol ke arahnya. Namun dia berhasil sampai ke kendaraannya dan melarikan diri dari tempat kejadian.

Polisi telah menangkap sedikitnya 12 tersangka sehubungan dengan serangan itu, menurut harian Yunani Ekathimerini.

Pada awal Mei, beberapa batu nisan dihancurkan di sebuah pemakaman Yahudi di Athena. Meskipun tidak ada yang mengaku melakukan vandalisme, kelompok neo-Nazi pernah mengaku melakukan insiden serupa di masa lalu.

Kenaikan dalam kekerasan sayap kanan muncul di tengah meningkatnya gelombang besar kejahatan kebencian pada 2017, ketika sejumlah insiden yang menargetkan korban berdasarkan kebangsaan, etnis, atau warna kulit mereka terjadi hampir tiga kali lipat, menurut statistik polisi yang diberikan kepada Al Jazeera sebelumnya.

Yonous Muhammadi, seorang pengungsi Afghanistan dan kepala Forum Pengungsi Yunani yang berbasis di Athena, diserang oleh Golden Dawn di masa lalu.

“Sekali lagi, saya melihat bahwa [kekerasan ekstrem kanan] semakin buruk,” katanya kepada Al Jazeera.

“Tahun depan kami mengadakan pemilihan umum, dan [tampaknya] pihak sayap kanan memanfaatkan situasi ini.”

Pada September 2013, polisi menangkap kader terkemuka Golden Dawn setelah seorang anggota partai menikam sampai mati Pavlos Fyssas, seorang rapper anti-fasis, di daerah Keratsini, Piraeus.

Setelah serangan itu, 69 anggota Golden Dawn diadili karena diduga mengoperasikan organisasi kriminal.

Sidang itu dijadwalkan akan berakhir akhir tahun ini, tetapi kemajuannya bergerak perlahan.