Rusia Peringatkan tentang Kemungkinan Perang Nuklir

Rusia Peringatkan tentang Kemungkinan Perang Nuklir

MOSKOW (Jurnalislam.com) – Situasi saat ini, ditandai dengan meningkatnya ketegangan militer, dapat menyebabkan perang nuklir yang akan menghancurkan planet ini, kata Presiden Rusia pada hari Kamis (20/12/2018).

Dunia meremehkan banyaknya kemungkinan perkembangan peristiwa saat ini, kata Vladimir Putin dalam konferensi pers tahunan yang mengumpulkan lebih dari 2.000 wartawan di balai kongres the Moscow International Trade Center.

Penarikan AS dari Perjanjian Anti-Balistik Rudal (the Anti-Ballistic Missile Treaty) dan niatnya untuk mengakhiri Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak-Menengah (the Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty) – yang merupakan pilar dari sistem kontrol senjata internasional – mengurangi ambang aplikasi senjata nuklir, dan pada gilirannya, dapat menyebabkan bencana nuklir global, kata Putin.

“Saya berharap manusia akan memiliki cukup akal sehat untuk tidak mengarah ke ekstremitas,” tambahnya.

Putin dalam konferensi pers besar ini sedang mengevaluasi peristiwa-peristiwa utama 2018, sejak ia terpilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan keempat.

Berbicara tentang perkembangan terakhir di Suriah, pemimpin Rusia itu mengatakan penarikan pasukan AS dari negara yang dilanda perang tersebut adalah sebuah kemungkinan tetapi belum ada langkah konkret yang diambil.

Presiden AS Donald Trump menyatakan kemenangan atas IS di Suriah pada hari Rabu dan mengumumkan penarikan pasukan dalam 60 hingga 100 hari.

Putin mengatakan, Washington berjanji untuk menarik kembali tentaranya dari Afghanistan setiap tahun tetapi pasukan AS nyatanya masih tetap di negara itu selama 17 tahun.

Dia mengatakan Rusia puas dengan perkembangan penyelesaian krisis Suriah.

Baca juga:

Iran, Rusia, dan Turki pada hari Selasa memberi PBB daftar kemungkinan anggota komite untuk merevisi konstitusi Suriah.

Panitia akan dibentuk pada akhir 2018 atau awal 2019 dan akan memberikan dorongan baru untuk proses perdamaian, katanya.

Mengenai hubungan Rusia-Turki, Putin mengatakan kedua negara bekerja untuk memperkuat hubungan bilateral di berbagai bidang, termasuk memerangi teror dan ekonomi.

“Turki mengejar kebijakan internasional yang independen, kami sangat menghargainya, ini menciptakan prediktabilitas dan stabilitas hubungan. Dalam hal ini, peran presiden Turki sangat besar. Kami berharap, kecenderungan ini akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan Mr. Recep Tayyip Erdogan,” katanya.

Mengomentari kasus jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, Putin menarik kesejajaran dengan keracunan mantan mata-mata Rusia Sergey Skripal di Amerika Serikat.

Dia mengatakan Khashoggi tewas dan Skirpal masih hidup, namun semua tetap tenang menanggapi kasus Khashoggi, sementara dalam kasus Skirpal serangkaian sanksi telah dijatuhkan.

Khashoggi, kolumnis untuk The Washington Post, hilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Setelah mengeluarkan berbagai penjelasan yang kontradiktif, Riyadh akhirnya mengakui dia terbunuh di dalam gedung diplomatik, menyalahkan tindakan itu pada operasi yang gagal.

Hubungan antara Rusia dan Inggris menegang sejak Maret ketika Skirpal dan putrinya diduga mendapat serangan gas saraf di kota Salisbury Inggris selatan.

Otoritas Inggris menuduh Rusia berada di balik percobaan pembunuhan itu, tuduhan yang dibantah oleh Moskow.

U.K. mengusir 23 diplomat Rusia – dan 121 diplomat Rusia lainnya di seluruh dunia dipulangkan saat krisis diplomatik memanas.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.