Pertempuran Jalanan Meningkat Setelah Serangan di Yerusalem

AL QUDS (Jurnalislam.com) – Pertempuran jalanan berlangsung antara pemuda Palestina melawan pasukan penjajah Israel  di Yerusalem. Ketegangan meningkat setelah serangan balasan di Sinagog yang menewaskan lima warga Israel.

Di Jabal al-Mukaber, Yerusalem Timur, kota kelahiran dua pejuang Palestina yang melakukan serangan terhadap Har Nof Synagogue pada hari Selasa (18/11/2014), pasukan penjajah Israel berhadapan dengan warga Palestina .

Pasukan penjajah Israel menuju ke daerah itu untuk menghancurkan rumah sepupu Abu Jamal yang melakukan serangan terhadap Sinagog.

Reporter Al Jazeera, Imtiaz Tyab, melaporkan dari Yerusalem Barat bahwa perlawanan warga Palestina sejauh ini berhasil mencegah rencana Israel untuk menghancurkan rumah Abu Jamal.

Setidaknya 10 warga Palestina terluka dalam konflik di dekat al-Ram, Yerusalem yang telah terputus dengan kota lainnya akibat tembok pemisah oleh penjajah Israel.

Berdasarkan laporan sumber medis Palestina kepada Al Jazeera, sekitar 25 orang lainnya luka-luka di Sur Baher, sebelah selatan Yerusalem.

Kekerasan juga terjadi di Tepi Barat setelah para pemukim zionis Yahudi Israel menyerang sebuah sekolah di desa Urif, selatan Nablus.

Bentrokan terjadi dan sedikitnya lima warga Palestina terluka oleh peluru tajam berlapis karet, sementara yang lainnya dibawa ke rumah sakit akibat luka terkena gas air mata.

Pemukim Israel juga menyerang mobil Palestina di jalan pintas di daerah Hebron, sebelah selatan Tepi Barat.

Kelompok hak asasi yang berbasis di Ramallah, Addameer, mengatakan bahwa 10 anggota keluarga Abu Jamal ditangkap pada hari Selasa pagi.

Mereka yang ditangkap termasuk orang tua dan istri dari Ghassan Muhammad Abu Jamal, serta ibu, paman dan saudara dari Odai Abed Abu Jamal.

Pada malam hari, seorang pria Palestina ditikam di kakinya di Yerusalem utara, menurut polisi Israel dan laporan media Palestina.

"Fadi Radwan diserang di dekat al-Musrara dan dibawa ke Rumah Sakit Hadassah," kata petugas medis.

Sebelumnya, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri zionis Yahudi Israel, berjanji akan merespon dengan keras terhadap serangan Sinagog dan memerintahkan pembongkaran rumah-rumah para sepupu Abu Jamal.

Pemerintah penjajah Israel telah menghentikan praktek ini pada tahun 2005, setelah komite peninjau menyimpulkan bahwa tindakan itu tidak akan menghentikan serangan di masa depan.

Namun, taktik itu kembali dilakukan menyusul pembunuhan tiga remaja Israel di dekat pemukiman Tepi Barat musim panas ini.

Dalam upaya meredakan ketegangan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan pernyataan mengutuk pembunuhan warga sipil di semua sisi. Dia juga menuntut penghentian "serangan ke masjid Al-Aqsa" dan "provokasi yang dilakukan pemukim Yahudi."

Warga Palestina marah dengan upaya yang dilakukan oleh orang-orang zionis Yahudi sayap kanan untuk memperluas pengaruh mereka terhadap Muslim yang mengelola kompleks masjid Al Aqsa.

"Pada saat yang sama, kami percaya bahwa jika pemerintah Israel benar-benar tertarik untuk memperbaiki situasi, maka mereka harus bertindak menghentikan semua pelanggaran oleh para pemukim Israel dan anggota Knesset yang masuk ke Al-Aqsa hampir setiap kali dengan dikawal tentara."

Kabinet juga meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi rakyat Palestina terhadap serangan terus-menerus dari pemukim warga zionis yahudi Israel.

Sekitar 1.400 warga Palestina di Yerusalem telah ditahan sejak pembunuhan remaja Palestina Mohammad Abu Khdeir oleh pemukim Israel pada bulan Juli, menurut Palestinian Prisoner Society. [ded412/Aljazeera]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.