NU Netral, “Partainya Orang NU” Ke Jokowi

Jurnalislam.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) KG. Said Aqil Siradj menegaskan kembali ketidakberpihakan NU (netral) dalam pemilihan presiden Juli mendatang.

"Sikap PBNU jelas dan tegas, tidak berpolitik praktis. Tak satu pun yang akan mendapat stempel NU," kata Said Aqil di Jakarta, Ahad (1/6/2014)

Dia mengatakan, yang lebih penting bagi PBNU adalah mengawal dan mengawasi pemerintahan terpilih, karena pemilihan presiden hanyalah satu tahap dari rangkaian pembangunan Indonesia.

“Yang didukung NU bukan sekadar kandidat, melainkan proses penyelenggaran pemilihan yang jujur, adil, dan bermartabat," katanya.

Pernyataan yang sama juga ditegaskan Ketua PCNU Jombang, KH. Isrofil Amar dan Ketua PCNU Kabupaten Ciamis,  H Agus Abdul Kholik.

Berbeda dengan organisasinya induknya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah memantapkan keputusannya untuk berkoalisi dengan PDIP. Alasannya, selain unggul pengalaman, kandidat capres-cawapres koalisi tersebut, Jokowi-JK juga karena adanya unsur NU dalam diri Jokowi-JK. Menurut Ketua Umum DPP PKB, Cak Imin, Jusuf Kalla adalah mutasyar PBNU sementara Jokowi berasal dari keluarga dengan tradisi NU.

Untuk memenangkan Jokowi-JK, PKB menggalang dukungan dari kyai-kyai kampung. Dalam acara Mujahadah dan Silaturahmi Ulama Kabupaten Magelang dan Kabupaten Purworejo yang diadakan di Pondok Pesantren Roudhatul Thulab Dusun Wonosari, Desa Prajeksari Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Senin (2/6/2014), Ketua Umum DPP PKB mendapat dukungan dari seribu Ulama Kampung di Magelang dan Purworejo.

Melalui Koordinator Forum Ulama Kampung yang juga Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Garding menargetkan 70 persen suara dari Magelang dan Jawa Tengah untuk pasangan Jokowi-JK pada pilpres nanti.

Tak ketinggalan, Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang merupakan bagian dari NU juga berada di kubu Jokowi-JK. Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid dalam rapat Koordinator Wilayah GP Ansor Jawa Barat di Cirebon 24 Mei lalu menegaskan kesiapannya untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK.

"Kami siap untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK pada pemilihan presiden mendatang," tegasnya.

Perbedaan ini dimanfaatkan oleh kubu Prabowo-Hatta. Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais menyebut PKB telah menyimpang dari khittah NU, karena tidak mengikuti beberapa tokoh PKB yang mendukung Prabowo.

"PKB memang menyimpang, tapi beberapa tokoh PKB sudah bergabung ke Pak Prabowo," kata Amien Rais usai menghantar Prabowo – Hatta menjadi peserta Capres/Cawapres 2014 di Kantor KPU, Jakarta, 20 Mei lalu.

Meski pernyataan Amin Rais ini dikecam Forum Anak Muda NU (FAMNU), tetapi itu tidak mampu menyembunyikan keretakan dalam tubuh NU sudah begitu nyata. Lalu apa partainya orang NU saat ini? (amaif)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.