Perang Gaza, Ribuan Orang Hadiri Unjuk Rasa pro-Palestina di London Menyerukan Diakhirinya Penjajahan

Perang Gaza, Ribuan Orang Hadiri Unjuk Rasa pro-Palestina di London Menyerukan Diakhirinya Penjajahan

LONDON (jurnalislam.com)- Lebih dari 5.000 orang berkumpul di jalan-jalan London untuk memprotes penjajah Israel dan menyatakan dukungan bagi warga Palestina pada Senin malam (9/10/2023) ketika Israel terus meningkatkan pemboman terhadap Gaza.

Demonstrasi di dekat Kedutaan Besar Israel di Kensington, London Barat, menyerukan diakhirinya pendudukan Israel atas tanah Palestina terjadi beberapa hari setelah Israel menyatakan perang terhadap Gaza menyusul serangan besar-besaran Hamas terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Aksi ini diselenggarakan oleh koalisi kelompok aktivis Inggris termasuk Kampanye Solidaritas Palestina, Forum Palestina di Inggris dan Sahabat Al-Aqsa.

Ribuan pria, wanita dan anak-anak memadati jalan umum untuk melakukan protes, mengenakan keffiyeh, mengibarkan bendera Palestina dan membentangkan spanduk bertuliskan ‘Akhiri Teror Negara Israel’ dan ‘Berikan Sanksi terhadap Israel’.

Kembang api dan suar dinyalakan di jalan-jalan dan massa meneriakkan “Bebaskan Palestina” dan “Israel adalah negara teroris”.

Kelompok-kelompok Yahudi yang menentang Zionisme juga datang untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina, termasuk para rabi dari Neturei Karta, sebuah kelompok ultra-Ortodoks internasional anti-Zionis yang menyerukan pembubaran negara modern Israel secara damai.

Salah satu peserta demonstrasi adalah Ziad al-Mohammad (43 tahun) seorang insinyur gas yang datang ke Inggris 20 tahun lalu sebagai pengungsi Palestina dari Lebanon.

“Seluruh keluarga saya, orang tua saya, dan kakek-nenek saya meninggalkan negara ini pada tahun 1948. Saya lahir di Lebanon sebagai pengungsi,” katanya kepada The New Arab.

“Hati kami masih tertuju pada Palestina. Setidaknya kami adalah warga negara di sini tapi kami mencintai tanah kami; kita harus kembali.” tegasnya.

Al-Mohammad mengatakan keluarganya berasal dari desa Safed di Israel utara saat ini. “Tanah kami dirampas dari orang tua dan kakek nenek saya,” katanya.

Banyak pengunjuk rasa mengkritik kurangnya kecaman pemerintah Inggris atas serangan Israel di Gaza yang telah menyebabkan sedikitnya 560 kematian warga Palestina.

Sementara itu pada hari Senin, Perdana Menteri Rishi Sunak memerintahkan semua gedung pemerintah untuk menampilkan gambar bendera Israel sebagai bentuk dukungan. Lebih dari 800 warga Israel tewas dalam pertempuran yang dilakukan militan Hamas.

Seorang wanita berusia 60 tahun dari Essex yang ikut serta dalam demonstrasi tersebut, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan dia telah mendukung perjuangan Palestina selama 15 tahun.

“Rakyat Palestina sudah merasa muak, mereka tinggal di penjara besar di Gaza,” katanya kepada The New Arab. “Sangat tercela bahwa seluruh rezim Israel didukung oleh Barat.” kecamnya.

Tahun lalu, Amnesty International menerbitkan sebuah laporan besar yang mendokumentasikan apa yang dianggap sebagai apartheid Israel terhadap warga Palestina. Laporan tersebut mengutip “sistem penindasan dan dominasi terhadap warga Palestina”, termasuk segregasi, perampasan tanah dan properti, serta penolakan hak-hak ekonomi dan sosial.

Sumber: The New Arab

Reporter: Bahri

Bagikan