Hukum Mempuasakan Puasanya Orang Yang Telah Meninggal

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Orang yang telah meninggal dunia dan masih mempunyai hutang puasa, maka kondisinya tidak terlepas dari salah satu dari tiga perkara berikut ini:

1. Udzur syar'i pada diri seseorang tetap ada sehingga tidak mampu untuk mengqodho puasanya sampai ajal menjemputnya. Dalam kondisi seperti ini, maka orang tersebut tidak dibebani apapun. Demikian pula pada ahli waritsnya.

2. Seseorang yang meninggal dan memiliki hutang puasa Nazar, maka ahli warisnya berpuasa untuknya.

Hadist Rasululloh صلى الله عليه و سلم ,

عَنْ اِبْن عَبَّاس قَالَ جَاءَتْ اِمْرَأَة إِلَى رَسُول اللَّه εفَقَالَتْ: يَارَسُول اللّهَ إِنَّ أُمِّيّ مَاتَتْ وَعَلَيْهَا صَوْم نَذْر أَفَأَصُوم عَنْهَا ؟ فَقَالَ: أَرَأَيْت لَوْ كَانَ عَلَى أُمّكدَيْنٌ فَقَضَيْته أَكَانَ يُؤَدِّي ذَلِكَ عَنْهَا ؟ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ فَصُومِي عَنْ أُمّك

Dari Ibnu 'Abbas dia berkata, " Telah datang wanita menemui Rasululloh صلى الله عليه و سلم wanita itu berkata,' Ya Rasululloh bahwasanya ibuku meningal dan mempunyai hutang puasa Nazar, apakah aku boleh mempuasakannya? Beliau berkata , 'bagaimana pendapat kamu jika ibumu mempunyai hutang apakah kamu membayarnya'? wanita itu menjawab, ' iya" beliau berkata puasailah untuk ibumu (HSR. Al-Bukhori. I/ 454, Muslim :450).

Al Hadist,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ εقَالَ : مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ.

Dari 'Aisyah رضي اللَّه عنه . "Bahwasanya Rasululloh صلى الله عليه و سلم bersabda;" Siapapun yang meninggal dunia sementara masih mempunyai hutang puasa (yang belum digantinya), maka walinyalah yang berpuasa untuknya.(HSR Bukhori : 1952, Muslim :1147).

Al Hadist,

عن ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ εفَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّأُمِّي مَاتَتْ وَعَلَيْهَا صَوْمُ شَهْرٍ أَفأَقْضِيهِ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَدَيْنُ اللهِ أَحَقُّ أَن يُقْضى.

"Dari Ibnu 'Abbas, berkata; telah datang seorang lelaki menemui Nabi صلى الله عليه و سلم seraya berkata, "ya Rasululloh bahwasanya ibuku meninggal dan mempunyai hutang puasa satu bulan (dalam satu riwayat puasa Nazar);apakah aku boleh berpuasa untuknya?" Rasululloh صلى الله عليه و سلم menjawab: Ya, karena hutang kepada Allah lebih wajib untuk dilunasi (HSR .Al- Bukhori).

Kesimpulan:

1. Diperintahkan bagi ahli warits (walinya) memberi makan kepada orang miskin sebagai pengggantii hutang puasa mayyit yang ditinggal karena sakit pada puasa ramadhan yang belum sempat dibayarnya.

2. Diperintahkan bagi Ahli warist membayar qodho puasa nazar yang ditingalkan mayyit.

3. Puasa yang ditinggal mayyit disebabkan karena udzur syar'i yang selalu ada dan simayyit tidak sanggup mengqodhonya hingga meninggal. Maka tidak ada kewajiban apapun bagi mayyit dan ahli waritsnya (wali) untuk menqodhonya.

والله اعلم بالصواب

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.