Sambut Tahun Baru Islam, Warga Cilegon Gelar Tarhib 1 Muharram

CILEGON (Jurnalislam.com) – Menyambut tahun baru Hijriah, puluhan warga Cilegon menggelar Tarhib 1 Muharam di Cilegon, Sabtu (31/8/2019).

Koordinator aksi Agus Surahmat mengatakan, kegiatan ini untuk mengingatkan umat Islam mempunyai tahun tersendiri, yaitu Hijriyah.

“Tahun Baru umat Islam itu Muharram bukan Januari. Dan Muharram adalah tonggak awal perjuangan umat Islam,” katanya kepada Jurniscom disela-sela kegiatan.

Aksi ini diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat, dari Persatuan Alumni (PA) 212 Cilegon hingga Perguruan Pencak Silat ikut memeriahkan Tarhib ini. Kegiatan Tarhib 1 Muharam 1441 Hijriah di mulai dari halaman Masjid Agung Cilegon dan berakhir di tugu Landmark Cilegon.

Tarhib 1 Muharram

Antusiasme warga terlihat sesaat peserta melakukan aksi melewati sepanjang jalan di kota Cilegon. Rumiati warga Cilegon yang menyaksikan acara tersebut mengungkapkan rasa senangnya. Ia menyebut Tarhib ini positif dan membuat warga semangat untuk menyambut tahun baru Islam.

Sementara itu Nugraha, salah seorang peserta mengatakan, memperingati bulan Muharram atau tahun baru Islam merupakan suatu kebanggaan.

Kegiatan Tarhib

“Muharram adalah momentum tonggak awal sebuah peradaban di tetap kan dan saya bangga bisa memperingati momentum ini,” ujarnya.

Selain itu, Joni dari PA 212 Cilegon menjelaskan memperingati tahun baru Islam penting dilakukan, khususnya kepada generasi muda untuk mengenal sejarah kebangkitan Islam.

“Terutama bagi anak-anak muda supaya bangga dengan Islam dan mengenal tonggak pergerakan awal umat Islam,” pungkasnya.

Diiringi Rintik Hujan, 5000 Warga Tasik Gelar Aksi Solidaritas untuk Selandia Baru

TASIKMALAYA (Jurnalislam.com) – Semangat solidaritas untuk ‘tragedi’ Selandia Baru juga terjadi di Tasikmalaya. Sedikitnya, 5000 warga melakukan longmarch dari Masjid Agung Tasik mengelilingi kota untuk melakukan aksi simpatik, Jumat (22/3/2019).

“Ini merupakan aksi simpatik untuk menyampaikan belasungkawa dan dukungan terhadap korban teror yang dilakukan kepada umat islam di Selandia Baru,” ungkap Sekjen Al Mumtaz Abu Hazmi di lokasi.

Selain itu ia mengatakan, fenomena damai dan tabah yang diperlihatkan korban dan keluarga terdampak menunjukan nilai-nilai Islam.

Ribuan massa melakukan longmarch mengelilingi kota Tasikmalaya

“Namun, terorisme sepanjang sejarah justeru diproduksi, ditebar, dan dilakukan oleh selain Islam,” pungkasnya ditengah rintik hujan.

Diketahui, aksi damai untuk solidaritas Selandia Baru ini dikoordinasi oleh Al Mumtaz Tasikmalaya dan diiringi rintik hujan. Meski begitu, ribuan massa tetap melakukan aksinya untuk kepedulian terhadap korban di Selandia Baru.

Datangi Konjen Australia, SOIS Gelar Aksi Teatrikal ‘Ceplok Telur’

SURABAYA (Jurnalislam.com) – Gelombang demonstrasi dan aksi solidaritas untuk ‘tragedi’ Selandia Baru terus berlanjut. Kali ini, ratusan massa dari Solidaritas Organisasi Islam kota Surabaya (SOIS) menggelar aksi unjuk rasa di Konjen Australia, Gedung ESA Sampoerna Center, Surabaya, Jumat (22/3/2019).

“Bila seorang pemuda dengan beraninya ia secara langsung melakukan aksi lempar telur kepada seorang senator Australia, maka kami tidak akan takut untuk melakukan aksi solidaritas disini,” kata orator dari FPI, Habib Mahdi di lokasi.

Sementara itu, Reyno Aditya koordinator IPM SMP Muhamadiyah 11 Surabaya mengatakan, kehadiran rombongan pemuda belasan tahun ini sebagai bentuk kepedulian.

IPM Muhammadiyah 11 Surabaya ikut melakukan aksi. Foto: Adit/Jurnis

“Sebagai wujud kepedulian dan kami pun berharap untuk pelaku dihukum yang sesuai karena telah membunuh sebanyak 50 umat Islam yang berada di dalam masjid,” tegasnya.

Selain orasi, massa juga melakukan aksi teatrikal dengan melemparkan telur ke sejumlah dan membakar kertas bergambarkan bendera Australia.

Aksi teatrikal pembakaran dan pelemparan telur ke sejumlah kertas bergambarkan bendera Australia

Aksi damai yang dihadiri oleh sejumlah ormas Islam ini dilakukan hingga sore hari dengan ditutup doa bersama.

Kelola Sampah, Ponpes Al Fathonah Tasik Raih Penghargaan Lingkungan Hidup

TASIKMALAYA (Jurnalislam.com) – Pondok Pesantren Islam, Al Fathonah mendapatkan penghargaan “Peduli Sampah” dari Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Tasikmalaya di Alun-alun Singaparna, Selasa (26/2/2019).

Apresiasi sebagai salah satu sekolah atau komunitas yang peduli kebersihan lingkungan itu diberikan karena ponpes Islam ini mempunyai program Bank Sampah.

Staff Bidang Pengelolaan Sampah Dinas LH Kabupaten Tasikmalaya, Muhtar Jajuli mengatakan bahwa penghargaan ini diberikan kepada pihak-pihak atau perseorangan yang peduli terhadap lingkungan dan membantu dalam upaya pengelolaan sampah.

“Ada sekitar 8 pihak yang menerima penghargaan ini, baik perseorangan maupun organisasi dan komunitas lainnya,” ungkapnya disela-sela acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2019 ini.

Sementara itu Muhtar menyebutkan, program Bank Sampah ini dapat menginspirasi komunitas serta masyarakat umum dalam pengelolaan sampah. Apalagi, kata dia, hal ini berbasis pesantren.

“Jadi saya pikir ini adalah hal yang luarbiasa,” ungkapnya.

Pondok Pesantren Islam Al Fathonah merupakan Pondok Pesantren yang dirintis oleh Ustaz Arif Ar Rafi’ie di Kampung Arjasari, Desa Arjasari Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

Penulis Buku NU: Nahdiyin Tengah Menjadi Korban Kekuasaan

SURABAYA (Jurnalislam.com) – Penulis buku “NU Jadi Tumbal Politik Kekuasaan, Siapa Bertanggungjawab?”, Choirul Anam menilai, saat ini ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) tengah menjadi korban kekuasaan.

Pernyataan itu disampaikan pada acara bedah bukunya yang digelar oleh Pergerakan Penganut Khittah Nahdiyyah (PPKN) di Graha Astranawa, Surabaya, Selasa (26/2/2019).

Ia menjelaskan, saat ini ormas Islam terbesar di Indonesia ini seperti kehilangan organ jantung. Sebab kekosongan posisi Rais Aam PBNU.

“Dikarenakan Rais Aam PBNU hingga saat ini kosong selepas KH Ma’aruf Amin dijadikan Cawapres dari petahana,” ungkapnya kepada jurniscom seusai acara.

Menurutnya, hal itu bertentangan oleh AD/ART NU dan berpotensi memancing perpecahan dikalangan umat. Saat ini, kata dia, NU tengah menjadi “tumbal” dan korban dari politik kekuasaan.

“Hal ini dikarenakan banyak di kalangan NU struktural yang sudah tidak sesuai dengan Khitthah Nahdiyyah,” jelas Anam.

“Segera NU Struktural untuk kembali kepada jalan dan aturannya,” pungkasnya menambahkan.

Begini Kata Fahira Idris Menyoal Polemik Hukum “Tajam ke Samping”

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Aktivis dan Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris ikut mengomentari polemik hukum “tajam ke samping”. Menurutnya, keluhan itu memang benar disampaikan masyarakat.

“Jadi masyarakat juga sudah mulai resah dengan penegakan hukum yang terjadi saat ini,” katanya kepada Jurniscom, Jumat (22/2/2019).

Putri politisi Golkar senior dan konglomerat, Fahmi Idris ini menyebut, hukum yang berlaku saat ini “dipakai” untuk mereka yang tegas dan kritis kepada pemerintah.

“Tetapi lemah kepada mereka yang memuji pemerintah,” ungkapnya.

Perempuan yang kerap vokal di dalam media sosial ini menjelaskan contoh kongkrit terkait hal ini. Seperti aduan ancaman pembunuhan kepadanya, Fadli Zon, Buni Yani serta Imam Besar Habib Rizieq Sihab yang hingga detik ini tidak jelas prosesnya di kepolisian.

“Padahal laporan sudah masuk sejak Mei 2017,” tegasnya.

Selain itu, sejumlah laporan dari wakil ketua DPR RI, Fadli Zon juga tidak ada kejelasan hingga kini.

Menurut jebolan strata 2 Hukum Universitas Pajajaran, Bandung ini, hukum berlaku sama untuk semua warga negara tanpa mempertimbangkan pandangan politik. Mereka, kata dia, yang mendukung dan kritis terhadap pemerintah harus sama-sama dibatasi dan dilindungi oleh hukum.

“Jika kodrat hukum ini diabaikan, keadilan sosial tidak akan pernah terwujud di negeri ini,” pungkasnya.

Tentara Lebanon Tangkap Mata-mata Israel Setelah Gagal Bunuh Pejabat Hamas

LEBANON (Jurnalislam.com) – Tentara Libanon mengatakan pada hari Selasa (22/1/2019) bahwa pihaknya telah menangkap seseorang yang dicurigai agen mata-mata Israel Mossad karena upaya gagal untuk membunuh seorang pejabat Hamas di selatan negara itu setahun yang lalu.

Mohammed Hamdan, seorang pejabat keamanan dari gerakan Islam Palestina cabang Lebanon, terluka di kakinya dalam ledakan bom mobil di kota pelabuhan selatan Libanon, Sidon.

Libanon dan Hamas menyalahkan Israel atas serangan itu, dan beberapa hari setelah ledakan 14 Januari 2018, otoritas Beirut mengatakan mereka telah menangkap seorang pria yang diduga terlibat dalam pemboman mobil.

Sebuah pernyataan pada saat itu mengatakan dia adalah “salah satu pelaku utama kejahatan, yang mengaku ditugaskan oleh intelijen Israel”.

Baca juga:

Pada hari Selasa, tentara Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang tersangka lelaki kedua “yang melakukan pengawasan” sebelum pemboman tahun lalu juga telah ditangkap.

Tersangka kedua “telah mengaku sebagai agen Mossad sejak 2014,” katanya, tanpa menyebutkan kebangsaannya.

Hamas telah berperang tiga kali dengan penjajah Israel dalam dekade terakhir dan berpusat di Gaza, dan Hamas mengoperasikan cabang di Libanon dan di tempat lain di wilayah tersebut.

Libanon juga merupakan rumah bagi puluhan ribu pengungsi Palestina, banyak dari mereka tinggal di 12 kamp di seluruh negeri, yang terbesar adalah Ain al-Hilweh di dekat Sidon.

Wabah Virus Ebola Meningkat di Kongo

KONGGO (Jurnalislam.com) – Republik Demokratik Kongo (DRC) pada hari Rabu (23/1/2019)  mengkonfirmasi 14 kasus baru virus Ebola di perbatasan timur. Angka ini merupakan peningkatan terbesar dalam satu hari sejak wabah Ebola terbaru diumumkan pada bulan Agustus.

Secara keseluruhan, wabah ini diyakini telah menewaskan 439 orang dan menginfeksi 274 lainnya di provinsi timur Kivu Utara dan Ituri.

Epidemi di bagian DRC adalah yang terburuk kedua, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (the World Health Organization-WHO).

Wabah terbesar terjadi pada 2013-2016 di Afrika Barat. Lebih dari 28.000 kasus telah dikonfirmasi.

Upaya DRC untuk melawan Ebola dilanjutkan di Beni setelah kekerasan mematikan

Berita itu muncul tak lama setelah produsen obat Merck mengatakan akan mengirimkan sekitar 120.000 dosis vaksin Ebola eksperimental ke Kongo pada akhir bulan depan.

Baca juga: 

Wakil Presiden Asosiasi Lydia Ogden mengatakan kepada World Economic Forum bahwa perusahaan berkomitmen untuk memiliki persediaan 300.000 dosis dan sudah mengirimkan 100.000 ke WHO.

Pejabat kesehatan menyebut vaksin eksperimental sangat efektif melawan virus.

Kementerian kesehatan DRC mengatakan lebih dari 63.000 orang telah menerima vaksin dalam wabah yang dinyatakan pada 1 Agustus di timur laut negara berpenduduk padat di dekat Uganda dan Rwanda.

Pemberian vaksinasi diperumit oleh serangan pemberontak, infrastruktur yang buruk dan dalam beberapa kasus penentangan dari masyarakat yang belum pernah menghadapi wabah Ebola sebelumnya.

Kelompok-kelompok bantuan telah dipaksa untuk menghentikan kegiatan pencegahan Ebola di masa lalu karena konflik dalam negeri.

Presiden Perancis: Solusi Israel – Palestina dalam Kondisi Bahaya

PARIS (Jurnalislam.com) – Presiden Prancis pada hari Rabu (23/1/2019) mengatakan kemungkinan solusi antara Israel dan Palestina dalam kondisi bahaya karena meningkatnya penjajahan Israel.

“Dengan peningkatan bertahap penjajahan [oleh Israel], solusi [antara Palestina dan Israel] sedang terancam dan memberi makan bagi kekerasan,” kata Emmanuel Macron dalam konferensi pers bersama dengan rekannya dari Israel Reuven Rivlin, setelah pertemuan mereka di Paris, lansir Anadolu Agency.

Macron mengatakan dia berdiskusi tentang masalah keamanan dengan presiden Israel dan bahwa dia tidak memiliki perspektif yang sama dengan orang Israel mengenai kesepakatan nuklir dengan Iran.

Namun, ia mencatat bahwa isu Israel Palestina adalah salah satu topik penting dalam agenda Prancis.

Baca juga: 

“Dialog dengan Israel harus dipertahankan untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas kegiatan balistik Iran,” katanya.

Dia menekankan bahwa solusi untuk krisis Suriah yang sedang berlangsung harus ditemukan di bawah naungan PBB.

Rivlin, sebaliknya, mengatakan bahwa kegiatan balistik Iran menimbulkan ancaman regional sedangkan situasi di Timur Tengah sangat penting bagi Israel.

Erdogan dan Putin Bahas Hayat Tahrir al Sham di Moskow

MOSKOW (Jurnalislam.com) – Presiden Rusia Vladimir Putin dan timpalannya dari Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan mereka telah membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan situasi di provinsi Idlib Suriah.

Erdogan tiba di Moskow pada hari Rabu (23/1/2019) dengan beberapa anggota kabinetnya untuk kunjungan satu hari.

Sebelumnya pada hari Rabu, kementerian luar negeri Rusia mengatakan situasi di wilayah itu, di mana Moskow dan Ankara telah mencoba untuk membuat zona de-eskalasi, dengan cepat berubah dan hampir berada di bawah kendali penuh Hay’et Tahrir al-Sham ( HTS) – kelompok jihadis anti rezim Syiah Nushairiyah Assad.

“Sayangnya ada banyak masalah di sana dan kami melihatnya,” kata Putin, berdiri di samping Erdogan pada konferensi pers bersama setelah pertemuan.

Dia mengatakan Turki melakukan banyak hal untuk mencoba memperbaiki situasi, tetapi diperlukan lebih banyak tindakan oleh Ankara dan Moskow untuk “melikuidasi tindakan kelompok-kelompok bersenjata”.

Pada September tahun lalu, Turki berjanji untuk melucuti senjata dan mendorong pejuang HTS di Idlib ketika kesepakatan ditandatangani antara Turki dan Rusia.

Kesepakatan itu berhasil mencegah serangan rezim Suriah yang didukung Rusia terhadap Idlib yang merupakan rumah bagi hampir tiga juta orang.

Putin juga mengatakan dia telah sepakat untuk menjadi tuan rumah KTT segera di mana Rusia, Turki dan Iran dapat membahas situasi di Suriah di bawah jalur perdamaian Astana.

Baca juga:

Dia mencatat bahwa Komite Konstitusi Suriah ‘sangat penting’ dan dialog harus dimulai di antara semua pihak, dan mengeluh tentang sulitnya membentuk komite yang disponsori PBB.

Kedua pemimpin bertemu untuk membahas situasi di Suriah ketika konflik hampir mencapai delapan tahun. Berbagai pihak – termasuk berbagai kelompok bersenjata yang didukung oleh sekutu yang berbeda – berupaya untuk mendapatkan kendali atas wilayah.

Ankara berusaha membangun zona aman sepanjang 30 km di sepanjang perbatasan Suriah untuk menampung milisi Kurdi sekutu AS yang dianggapnya sebagai kelompok “teroris” YPG.

Selama konferensi pers bersama hari Rabu, Erdogan mengatakan para pemimpin tidak memiliki ketidaksetujuan tentang membangun zona aman yang direncanakan ini, tanpa mengungkapkan rincian.

Reporter Al Jazeera, Rory Challands, melaporkan dari Moskow, mengatakan kedua pemimpin belum mencapai kesepakatan konkret atas dua masalah utama – membangun apa yang disebut zona aman, dan situasi di Idlib.

“Rusia mengatakan ya, kami akan membantu teman-teman Turki kami untuk memastikan keamanan mereka, tetapi cara yang lebih disukai Rusia adalah dengan membuat Damaskus dan Kurdi berbicara,” katanya.

Erdogan juga mengatakan itu sangat penting bahwa rencana penarikan AS dari Suriah tidak memberikan ruang bagi kelompok “teroris” untuk berkeliaran dengan bebas.