Terdampak Larangan Mudik, Momen Haru Porter Stasiun Saat Terima Kado Lebaran

Terdampak Larangan Mudik, Momen Haru Porter Stasiun Saat Terima Kado Lebaran

BANDUNG(Jurnalislam.com)--Di momen lebaran dan liburan panjang seperti saat ini, lazimnya porter barang di stasiun sedang banjir rezeki, upah membantu mengangkat barang bawaan para pemudik.

Namun pandemi yang sudah berlangsung lebih dari setahun terakhir, membuat kehidupan para porter stasiun begitu memprihatinkan. Terlebih pemberlakuan kebijakan larangan mudik musim lebaran tahun 2021 ini.

Kendati mengenakan seragam resmi, tahukah bahwa ternyata para porter kereta yang kerap kita lihat di sudut-sudut stasiun itu tak memiliki gaji bulanan, lho. Penghasilan mereka sepenuhnya bergantung pada upah dari penumpang yang mengenakan jasa mereka. Tak menentukan tarif, para penumpang biasanya memberikan upah mulai dari Rp 20 ribu.

“Pemasukan satu-satunya dari sini aja, Neng. Kalau stasiunnya tutup ya apa aja dilakuin. Bantu ke sawah, kuli bangunan, kalau ga ada kerjaan sama sekali, pinjam sana-sini. Dapet kerja, baru dibayar,” tutur Ratam, salah seorang Porter di stasiun Bandung.

Adapula E. Zainudin, yang telah mengadu nasib sebagai porter sejak tahun 1982. Kondisinya tak berbeda jauh. Pekerjaan apapun dilakoninya untuk peroleh penghasilan. Namun memang, diakui Zainudin tak banyak. Karena fisik dan ketahanan tubuhnya tak lagi sama seperti waktu muda dulu.

“Kalau ada yang nyuruh minta tolong kerjain apa, dari situ dapat penghasilan. Soalnya mau nyari kerja dimana lagi, semua juga sedang susah karena pandemi,” kisah Pak Zainudin.

Karenanya para pejuang nafkah keluarga ini begitu sumringah saat menerima paket kado lebaran, berupa paket sembako dan pakaian, amanah insan peduli via Sinergi Foundation, persis di hari terakhir mereka bekerja, Rabu (5/5/2021), sebelum larangan mudik diberlakukan mulai Kamis (6/5/2021).

Alhamdulillah Rabu kemarin, Sinergi Foundation menyalurkan 34 paket kado lebaran berupa sembako dan pakian untuk petugas porter di Stasiun KAI Bandung. Sekadar bekal mereka, sebagai pejuang nafkah keluarga, hingga stasiun kembali dibuka.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.