Teknologi di Tangan Gen Z Diharap Jadi Solusi Problem Sosial

Teknologi di Tangan Gen Z Diharap Jadi Solusi Problem Sosial

SURABAYA(Jurnalislam.com)ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) bersama PT Petrokimia Gresik mengadakan Studium Generale yang didukung oleh MarkPlus Institute, dengan tema “The Past, Present, & Future of Agriculture Business” pada Kamis, 14 Juli 2022.

Prof. Dr. Ir. Mohammad Ashari, M.Eng selaku Rektor ITS menyatakan perubahan iklim, pandemi COVID-19, dan industri 4.0. menjadi tiga pemantik utama perubahan dunia yang mendorong transformasi teknologi di berbagai industri, termasuk agrikultur.

Hal ini disepakati oleh Hermawan Kartajaya selaku Founder & Chairman M Corp “Pada dasarnya petani saat ini belum menyadari pentingnya CIEL (Creativity, Innovation, Entrepreneurship, dan Leadership). Agar mampu beradaptasi dengan disrupsi teknologi, perlu adanya kolaborasi dengan entrepreneur agar terlahir inovasi dan ide-ide kreatif”.

Hermawan kemudian mengingatkan pentingnya melibatkan metaverse, Gen Z, dan SDGs sebagai bagian dari model Swoosh yang dikembangkannya untuk mendukung keberlangsungan sektor agrikultur di era post-recovery.

“Gen Z memiliki perhatian yang kuat pada SDGs, termasuk untuk lingkungan. Misalnya Potato Head, beachclub yang saat ini mengembangkan lab sampah dan hingga saat ini ramai didatangi oleh Generation Z. Maka pemangku kepentingan bisa mengeluarkan inovasi yang melibatkan Gen-Z agar sektor ini terus dilirik oleh kaum muda”.

Urgensi penyerapan anak muda bagi sektor pertanian terus meningkat mengingat saat ini tenaga kerja didominasi oleh generasi millenials dan baby boomers. Ditambah populasi masyarakat yang terus bertambah setiap tahunnya sejalan dengan meningkatnya angka kebutuhan konsumsi beras.

Menanggapi kurangnya produktivitas pertanian saat ini, President Director Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan “Di tahun 2045 perlu tambahan lima juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan 33,3 juta ton beras bagi seluruh masyarakat Indonesia.”

“Ada atau tidak adanya COVID dan perang jika populasi terus meningkat, untuk memenuhi tambahan 5,5 juta ton setahunnya tanpa melakukan inovasi apapun, Indonesia akan mengalami krisis pangan”, tegasnya.

Menyiasati ancaman krisis pangan yang terus bergulir, solusi yang mengedepankan teknologi terus digalakkan. Misalnya PT Petrokimia Gresik yang pada 14 Juli 2022, secara perdana mengadakan eksebisi aplikasi pupuk menggunakan drone. Produk yang akan digunakan dalam penyebaran pupuk ini merupakan salah satu produk unggulan PT Petrokimia Gresik yaitu Phonska Plus Formula 15-15-15.

Melalui acara ini, kesadaran pelaku dan pemangku kepentingan sektor agrikultur mengenai akselerasi pada digital farming terus digalakkan untuk mendukung produktivitas petani di Indonesia. Seperti PT Pupuk Indonesia yang melakukan berbagai inovasi, misalnya digitalisasi rantai pasok.

Saat ini, tech-based Startup yang bergerak di sektor agrikultur mulai menyediakan
model bisnis yang mengarahkan konsumen langsung ke supplier tanpa melalui
tengkulak. Ini yang dilakukan oleh PT Pupuk Indonesia, membuat segala jenis rantai pasok yang dapat diakses melalui aplikasi dalam bentuk digitalisasi rantai pasok.

Selain itu, adanya program Integrasi Pro, sistem manajemen distributor excellence yang memperkuat jaringan distributor dan petani. Upaya PT Pupuk Indonesia ini dikupas dalam Whitepaper BUMN 2030: 10 Great Cases yang diterbitkan oleh MarkPlus Institute.

Whitepaper BUMN 2030: 10 Great Cases resmi dirilis oleh MarkPlus Insititute yang bisa diakses melalui Bit.ly/bumn2030. Whitepaper ini dirilis bukan lain untuk untuk kepentingan edukasi masyarakat Indonesia, agar setiap mahasiswa dan profesional dapat semakin memahami peran pemasaran dari BUMN Indonesia.

Acara ini dimeriahkan dengan pemberian tiket e-WMS kepada mahasiswa ITS yang secara simbolis diterima oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Ashari, M.Eng selaku Rektor ITS. e-WMS atau yang dikenal dengan Electronic World Marketing Summit merupakan forum pemasaran global yang telah diselenggarakan di Jepang, Malaysia, Turki, Inggris, Italia sejak 2012 dan mulai diselenggarakan secara virtual sejak 2020 silam.

Diprakarsai oleh Philip Kotler dan Kotler Impact, acara ini akan menghadirkan lebih dari 125 pembicara dari pemimpin berbagai sektor swasta, pemerintah, edukasi, dan masih banyak lagi yang akan diselenggarakan pada 6-7 November 2022.

Giovanni Alexander selaku Product Manager MarkPlus Institute kemudian mengulas soal MarkPlus Apprentice Academy. Hingga saat ini, MarkPlus telah memilih 20 kampus terbaik negeri dan swasta untuk diundang dalam MarkPlus Apprentice Academy yang akan dimulai pada 16 Januari 2023.

“Dalam acara ini, MarkPlus Institute akan memberikan program magang 6 bulan, dirotasi ke berbagai divisi termasuk business consultant dan business development. Selain leadership experience, peserta akan mendapatkan pengalaman bernegosiasi dengan client, serta program coaching dan mentoring.”

Acara MarkPlus Goes to Government : Studium Generale telah menjadi ajang bertemunya komunitas kampus di Indonesia untuk saling membagikan sudut pandang mengenai update industri terkini, yang pada episode kali ini berfokus di sektor agrikultur.

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.