Rusia Targetkan HTS di Idlib, PBB: Semua Pihak Tahan Diri

Rusia Targetkan HTS di Idlib, PBB: Semua Pihak Tahan Diri

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Sekjen PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan yang mendalam pada hari Rabu (29/8/2018) atas “semakin besarnya risiko serangan rezim Suriah skala penuh di provinsi barat laut Idlib.”

“Sekretaris Jenderal mendesak kepada Pemerintah Suriah dan semua pihak untuk menahan diri dan memprioritaskan perlindungan warga sipil,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan, lansir Anadolu Agency.

Guterres mempertahankan sikapnya bahwa “setiap penggunaan senjata kimia sama sekali tidak dapat diterima.”

Baca juga: 

Dia meminta Turki, Rusia dan Iran “menemukan solusi damai untuk situasi di Idlib, zona de-eskalasi terakhir yang tersisa.”

Ketiga negara itu dikenal sebagai “penjamin Astana” karena peran mereka dalam pembicaraan damai di ibukota Kazakhstan untuk mengakhiri tujuh tahun konflik Suriah.

Terletak di dekat perbatasan Turki, Idlib pada bulan Mei ditetapkan sebagai zona de-eskalasi dimana tindakan agresi secara tegas dilarang sebagai bagian dari proses Astana yang sedang berlangsung.

Guterres menyerukan “pada semua pihak untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi keberlangsungan hidup warga sipil, memungkinkan kebebasan bergerak, dan melindungi infrastruktur sipil, termasuk fasilitas medis dan pendidikan, sesuai dengan hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia.”

Di tengah permintaan mendesak kepala PBB, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada hari Rabu bahwa militer Rusia dan Turki sedang membahas “tindakan praktis” terhadap teroris di Suriah, Idlib.

Baca juga: 

“Pemahaman politik sepenuhnya ada antara Moskow dan Ankara; sangat penting untuk memisahkan oposisi bersenjata normal dari  Jabhat Fath al Sham (JFS) dan pada saat yang sama untuk mempersiapkan operasi melawan jihadis ini, melakukan segalanya untuk meminimalkan risiko terhadap penduduk sipil,” Kata Lavrov sambil menyebut Idlib sebagai” sarang jihadis besar terakhir .”

“Bagaimana menerjemahkan perjanjian politik ini ke dalam bahasa tindakan praktis – telah dibahas oleh militer Rusia dan Turki, yang menangani situasi di lapangan,” katanya.

Lavrov mengatakan dia mengharapkan agar Barat tidak menghalangi operasi militer yang direncanakan terhadap JFS, yang telah berganti nama menjadi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), di Idlib.

Suriah baru saja mulai bangkit dari konflik dahsyat yang dimulai pada awal 2011, ketika rezim Syiah Nusiriyah Bashar al-Assad menindak keras para pengunjuk rasa dengan keganasan militer yang tak terduga.

Pejabat PBB memperkirakan ratusan ribu warga sipil tewas dalam konflik itu.

Bagikan

4 thoughts on “Rusia Targetkan HTS di Idlib, PBB: Semua Pihak Tahan Diri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.