Polisi Cina Bunuh Seorang Muslim Uighur, Tangkap 43, Termasuk Anak-anak

GUANGXI (Jurnalislam.com) – Polisi Cina di provinsi barat daya Guangxi menembak mati seorang muslim etnis Uighur dan menahan sekelompok orang lainnya ketika mereka mencoba menyeberangi perbatasan ke negara tetangga Vietnam.

"43 orang termasuk 19 anak-anak ditangkap pada Minggu malam setelah kelompok minoritas Muslim itu mengalami tindakan kekerasan ketika sedang berusaha mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri," kata Kongres Uighur se-DUnia (WUC) kepada Aljazeera, Rabu (24/12/2014).

Namun pihak berwenang Cina mengatakan bahwa hanya 21 orang yang ditahan dengan menggambarkan mereka sebagai kelompok "ekstremis."

Beijing menuduh bahwa muslim Uighur yang mencoba untuk meninggalkan Cina akan berlatih dengan kelompok-kelompok bersenjata di luar negeri.

Para pejabat mengatakan seorang muslim Uighur ditembak mati oleh polisi, setelah ia melompat keluar dari semak-semak dan melakukan perlawanan dengan menikam seorang polisi saat yang lainnya sedang diborgol.

WUC mengatakan bahwa penangkapan yang terjadi baru-baru ini adalah bagian dari tindakan kekerasan mematikan terhadap pengungsi Muslim Uighur dari provinsi Cina barat Xinjiang.

"Hanya beberapa bulan yang lalu, sekitar empat atau lima Muslim Uighur juga tewas saat mencoba menyeberang ke Vietnam," kata Seyit Tumturk, wakil presiden WUC cabang Turki dan Timur Tengah.

Tumturk khawatir akan keselamatan 300 pengungsi Uighur di Thailand setelah Bangkok dan Beijing baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama dalam memerangi imigrasi ilegal dan terorisme.

Selain itu ia menegaskan bahwa perjanjian tersebut dapat menyebabkan Thailand mengembalikan kelompok Uighur ke China, itu sama saja "hukuman mati" bagi muslim Uighur.

Pemerintah Cina menyalahkan kelompok separatis Uighur atas kerusuhan yang telah merenggut ratusan nyawa dalam beberapa tahun terakhir di dalam dan luar Xinjiang.

Tetapi kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional justru mengatakan sebaliknya bahwa kebijakan Beijing terhadap budaya dan Muslim Uighur telah mengakibatkan penindasan sistematis, pemenjaraan banyak aktivis damai, dan telah memaksa banyak orang mengungsi meninggalkan Cina.

Deddy | Aljazeera | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.