Pemimpin Hamas: Keretakan Internal Akan Segera Berakhir, Perlawanan Terhadap Israel Tetap Berlanjut

PALESTINA (jurnalislam.com) – Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, mengatakan pada hari Selasa bahwa Hamas berkeinginan memperbaiki perpecahan dengan rivalnya, Presiden Organisasi Pembebasan Palestina, Mahmoud Abbas, dan bersumpah bahwa perlawanan terhadap Israel akan terus berlanjut.

Pada pertemuan di Doha dalam rangka "Nakba" yaitu istilah Palestina untuk peringatan tahunan bencana perpindahan mereka ketika Israel didirikan, Meshaal mengatakan bahwa Hamas telah membuat pengorbanan untuk rekonsiliasi.

"Kami telah membuka halaman baru … Hamas telah membuat banyak pengorbanan untuk lebih dekat dengan saudara-saudara kami, tetapi dengan Israel, kami tidak akan membuat kompromi," katanya.

Hamas dan PLO mengumumkan pakta kesatuan pada tanggal 23 April setelah gagalnya upaya panjang untuk mendamaikan tujuh tahun konflik. Mereka mempersiapkan pemerintah persatuan dalam lima minggu dan pemilu nasional enam bulan kemudian.

Israel mengatakan setelah pengumuman tersebut bahwa Abbas telah memilih perdamaian dengan Hamas dan membatalkan sesi pembicaraan yang diperantarai AS yang telah dijadwalkan Rabu malam di Yerusalem.

Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan rincian perjanjian itu saat ini sedang diselesaikan antara kedua kelompok di Doha.

Awal bulan ini, Abbas berada di Doha untuk kunjungan pribadi. Kemudian ia bertemu dengan Meshaal dan keduanya mengadakan diskusi "positif," menurut laporan media lokal di Qatar.

Minggu ini politisi Palestina, Jibril Rajoub, yang memiliki hubungan dekat dengan Abbas, berada di Doha dan juga bertemu Meshaal.

 

"Saya sadar bahwa banyak tantangan nyata di depan. Kita bisa mengatasinya," kata Meshaal.

Karena pakta persatuan ditandatangani pada tanggal 23 April, anggota Hamas mengeluhkan penangkapan di Tepi Barat oleh dinas keamanan yang setia pada Abbas. Meshaal mengatakan ia mendesak Otoritas Palestina untuk menghentikan penangkapan.

Pada tahun 2007, Hamas menguasai Gaza, mengusir pasukan yang setia kepada Abbas, setahun setelah itu menyapu pemilihan parlemen.

Meshaal memandang rekonsiliasi sebagai "membuka pilihan baru" untuk mencapai tujuan bersama Palestina.

"Rekonsiliasi tidak berarti mengakhiri perlawanan kami melawan penjajah israel, perlawanan akan terus berlanjut selama pendudukan masih ada." (ded412/amaif/News Desk)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.