Peduli Ghouta Timur, Warga London Gelar Aksi Unjuk Rasa Desak Inggris Lawan Rezim Assad

Peduli Ghouta Timur, Warga London Gelar Aksi Unjuk Rasa Desak Inggris Lawan Rezim Assad

LONDON (Jurnalislam.com) – Sekitar 100 lebih pemrotes berkumpul di pusat kota London pada hari Kamis (22/2/2018) untuk mendesak masyarakat Inggris dan internasional bertindak melawan rezim Assad Suriah setelah laporan kematian ratusan warga sipil di Ghouta Timur dalam beberapa hari terakhir.

Terorganisir melalui media sosial, para pemrotes berkumpul di Picadilly Circus meski cuaca dingin.

Mereka menarik perhatian pada kampanye pengeboman terbaru yang menargetkan Ghouta Timur di mana laporan mengatakan lebih dari 400 warga sipil telah terbunuh oleh serangan udara rezim Syiah Assad dan agresor Rusia.

400 Tewas dalam 5 Hari oleh Rezim Assad, Warga Ghouta: Bertahan atau Mati Bersama

Beberapa poster yang dibawa selama demonstrasi tersebut berbunyi “ Down with chemical Assad,” “Save Ghouta” dan “Drop food not bombs.

Kerumunan tersebut juga mendesak semua negara untuk menekan rezim Assad dan pendukungnya untuk mengakhiri serangan terhadap warga sipil.

Jumlah korban tewas dalam serangan udara rezim Assad hari Kamis saja di distrik Ghouta Timur telah meningkat menjadi 56 warga sipil, kata sumber lokal kepada Anadolu Agency.

Serangan udara dilaporkan menargetkan bagian pemukiman di pinggiran kota Damaskus yang terkepung dan kelaparan, termasuk Duma, Aftris dan Hammuria.

Lebih dari 302 orang tewas dalam serangan hari ketiga di Ghouta Timur oleh pasukan rezim.

Biadab, Rezim Syiah Assad Hujani Warga Ghouta Timur dengan Artileri

Selama tiga hari terakhir, serangan artileri rezim di Ghouta Timur telah menghancurkan 22 pusat kesehatan, sebuah panti asuhan dan sebuah Masjid.

Sebagai rumah bagi sekitar 400.000 penduduk sipil, Ghouta Timur tetap berada di bawah pengepungan rezim Syiah Nushairiyah yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir, membawa distrik tersebut ke ambang bencana kemanusiaan mengerikan.

Suriah telah terkunci dalam konflik global yang menghancurkan sejak awal tahun 2011 ketika rezim Syiah Assad membantai aksi unjuk rasa dengan keganasan militer yang tak terduga.

Bagikan