Justru Miskin Setelah Berkuasa

Penulis: Suryana Sudrajat, MA. Kolumnis dan penulis buku. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer. Dosen FISIP Unsera.

JURNALISLAM.COM – Dialah saudagar yang langsung percaya ketika mendengar kabar perjalanan Nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian ke Sidratul Muntaha, kemudian balik lagi, dalam waktu hanya sekejap, di malam hari. Seorang yang secara khusus dimnta Rasulullah menemaninya berhijrah ke Madinah.

Seorang yang ketika masuk Islam punya 40.000 dirham, belum lagi uang yang sedang beredar dalam perdagangan –asset yang menjadikannya masuk daftar orang kaya papan atas di Jazirah Arab– tapi tinggal 5.000 dirham ketika berhijrah, susut karena penggunaan untuk perjuangan agama. Seorang yang jika ada memujinya selalu tampak sedih.

Tak salah lagi, orang itu Abu Bakr Ash-Shiddiq, suksesor Rasulullah s.a.w. sebagai pemimpin umat, yang dipilih secara aklamasi oleh kaum muslimin. Inilah cuplikan pidato pertamanya, setelah diangkat sebagai khalifah:

“Saudara-saudara. Saya terpilih, meski saya tidak lebih baik daripada siapa pun di antara kalian. Bantulah saya jika saya berada di jalan yang benar, dan perbaiki jika saya berada di jalan yang salah. Kebenaran adalah keterpercayaan; kesalahan adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat bersama saya, sampai kebenaran terbukti. Orang yang kuat di anara kalian akan menjadi lemah bersama saya, sampai saya ambil dari dia hak orang lemah. Patuhilah saya selama saya mematuhi Allah dan Rasul. Jika saya tidak mematuhi Allah dan rasul, jangan patuh kepada saya.”

Semasa kekhalifahannya, dia membuat daftar perintah yang harus ditaati setiap prajurit: “Jangan melakukan penyelewengan. Jangan menipu orang. Jangan membangkang kepada atasan. Jangan memotong bagian badan manusia (menjadikan mayat musuh sebagai barang mainan) dalam perang. Jangan membunuh orang tua, wanita, dan anak-anak. Jangan menebang atau membakar pohon buah-buahan. Jangan membunuh hewan, kecuali sekadar untuk dimakan. Jangan menganiaya pendeta. Dan jangan lupa kepada Allah atas karunia-nya yang telah kamu nikmati.”

Begitupun, Abu Bakr hidup secara warga negara biasa. Dia tetap berjualan kain dan berdagang domba di pasar, juga memerah susu kambing milik kaumnya. Tapi apa boleh buat, tugas-tugas kekhalifahan akhirnya menyita waktu. Dan Abu Bakr tidak punya kesempatan mengurus mata pencaharian. Karena itu setelah enam bulan. Ia meningalkan usaha dagangannya, sesudah diberi saran agar menerima saja tunjangan dari Baitul Mal -kas negara. Tidak banyak, tapi cukup untuk keperluan sehari-hari orang banyakan. Plafonnya cuma 3.000 dirham per tahun. Toh ia tidak ambil semuannya- hanya sejumlah yang ia butuhkan. Pernah suatu hari istrinya minta dibelikan manisan, tapi sang suami kebetulan sedang pas-pasan.

Ketika merasa ajalnya hampir tiba, Abu Bakr menanyakan kepada pegawai Baitul–Mal jumlah tunjangan yang sudah diambilnya. Setelah direken, pegawai itu menjawab: 6.000 dirham. Itu untuk dua setengah tahun masa kekhalifahan. Abu Bakr lalu menyuruh tanah miliknya jual, dan seluruh hasilnya diserahkan kepada Baitul Mal. Sedangkan barang inventaris yang dia pakai, seekor unta dan sehelai permadani, dia minta diserahkan kepada pengantinnya yang dia usulkan agar diangkat: Umar ibn Khattab. Menerima kedua barang itu, komentar Umar: “Anda sudah membuat tugas pengganti anda sangat sulit. “

Abu Bakr berwasiat kepada Aisyah r.a., putrinya, supaya dia dikafani dengan dua helai kain yang biasa dipakainya shalat. Ketika Aisyah menawarkan kain baru yang biasa dibelinya, jawabanya: “Orang hidup lebih memerlukan yang baru dari pada yang mati. Kafan itu hanya buat nanah dan tanah. “

Abu Bakr wafat pada usia 63 tahun. Jenazahnya dikuburkan di samping makam Rasulullah s.aw. Seorang saudagar kaya, yang memiliki 40.000 dirham tunai ketika memeluk Islam, tapi menjadi miskin sewaktu wafat sebagai khalifah pertama Islam. Keluarga-keluarga kita, di Tanah Air, bertambah makmur jika salah satu anggotanya menduduki jabatan kekuasaan. Apalagi yang pegang kuasa.

Sumber penulisan: Taha Hussein, Al-Syaikhan (Dua tokoh Besar dalam Sejarah Islam , Abu Bakr dan Umar)

Sumber: Artikel UC News, Suryana Sudrajat

 

Manuver Jet AS pada Latihan Perang dengan Korsel, Korut: Ini Ambang Perang Nuklir

KOREA SELATAN (Jurnalislam.com) – AS dan Korea Selatan akan menggelar latihan angkatan udara besar yang melibatkan ratusan pesawat pada hari Senin (4/12/2017) , sebuah langkah yang dikecam oleh Korea Utara karena membawa wilayah tersebut ke “jurang perang nuklir”.

Simulasi perang tersebut melibatkan 12.000 personil militer AS dan 230 pesawat – termasuk jet tempur siluman AS F-22 Raptor – dan akan berlangsung hingga Kamis. Pesawat jempur Korea Selatan F-15K, KF-16, dan F-5 juga akan ambil bagian.

Dinamakan Vigilant Ace, manuver udara tersebut akan mensimulasikan serangan terhadap “target nuklir dan rudal Korea Utara tiruan juga peluncur erektor pengangkut yang menggerakkan rudal Korea Utara,” Angkatan Udara Korea Selatan seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap, mengatakan pada hari Ahad.

Latihan tersebut dilakukan setelah Korut meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile-ICBM) mereka yang tampak paling kuat pekan lalu, walaupun latihan AS-Korea Selatan telah direncanakan.

ICBM Hwasong-15 secara teoritis dapat menempuh perjalanan sekitar 13.000 km – cukup jauh untuk mencapai target manapun di daratan AS.

AS Sesumbar akan Hancurkan Korea Utara

Walaupun latihan di hari Senin hingga Kamis nanti adalah acara pelatihan dua tahunan, namun pesawat siluman canggih seperti F-22 dan F-35 biasanya tidak ikut berpartisipasi, Yonhap melaporkan.

Korea Utara bereaksi penuh kemarahan pada hari Ahad atas manuver udara, menuduh AS dan Korea Selatan melakukan “provokasi militer berat” yang akan “mendorong situasi yang memang sudah akut di Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.

“Yang penting adalah fakta bahwa simulasi perang yang nyata tersebut dipentaskan pada saat Presiden Trump yang tidak waras semakin bertindak liar,” sebuah komentar yang dibawa oleh kantor berita resmi Korean Central News Agency.

“Situasi tersebut dengan jelas membuktikan bahwa boneka maniak perang AS dan Korea Selatan hanyalah penyerang dan provokator yang melanggar perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.”

Simulasi perang itu dilakukan setelah laporan pada hari Sabtu mengenai pembentukan unit “decapitation” Korea Selatan yang ditugaskan untuk menetralisir kepemimpinan Utara – termasuk Kim Jong-un – dan menghancurkan fasilitas nuklir dan rudal jika perang pecah.

Menteri Pertahanan AS Tegang Lihat Kekuatan Nuklir Korea Utara

Unit tersebut, yang terdiri dari 1.000 personel pasukan khusus, mengikuti model Rangers Angkatan Darat AS, Delta Force, SEAL Team Six, dan Green Berets, menurut sebuah laporan oleh surat kabar Korea Times.

Unit ini awalnya akan diluncurkan pada 2019, namun militer mempercepat langkah mereka karena Korea Utara “terus meningkatkan ketegangan regional dengan peluncuran rudal balistik dan eksperimen nuklirnya,” kata laporan tersebut.

Pada hari Ahad, Penasihat Keamanan Nasional AS HR McMaster mengatakan bahwa Presiden Donald Trump siap “mengatasi” program senjata di North – tapi dia tidak menentukan bagaimana caranya.

“Jika perlu, presiden dan Amerika Serikat yang menanganinya karena dia telah mengatakan tidak akan membiarkan rezim pembunuh yang jahat ini mengancam Amerika Serikat dengan senjata paling merusak di planet ini,” kata McMaster kepada Fox News hari Ahad.

Koalisi Arab Gempur Markas Militer Syiah Houthi di Bandara Sanaa

YAMAN (Jurnalislam.com) – Koalisi Arab yang bertempur di Yaman melancarkan beberapa serangan udara ke lokasi militer Syiah Houthi pada Ahad malam (3/12/2017) di dekat bandara Sanaa dan basis Dulaimi, sumber-sumber mengkonfirmasi kepada Al Arabiya.

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa koalisi menyerang posisi milisi Houthi di sebelah barat ibukota Sanaa pada hari sebelumnya, Al Arabiya melaporkan.

Pada Ahad pagi, pesawat koalisi Arab melancarkan serangan ke posisi Houthi di sejumlah dataran tinggi di selatan Sanaa, termasuk perbukitan al-Rayyan yang menghadap kota Hadda.

Pasukan Yaman Patahkan Gelombang Serangan Syiah Houthi di Taiz

Serangan udara pada hari Ahad terjadi sehari setelah koalisi Arab membuat sebuah pernyataan yang mengumumkan dukungannya untuk pemberontakan Yaman terhadap Houthi.

Koalisi tersebut mengatakan bahwa mereka bertekad untuk mempertahankan posisinya di semua wilayah Yaman.

Tiga hari terakhir ini telah terjadi bentrokan mematikan antara pendukung mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan mantan milisi Houthi. Pertarungan tersebut terjadi pada dini hari Sabtu antara kedua belah pihak, yang menyebabkan sedikitnya 80 pendukung dari kedua belah pihak terbunuh.

Ustadz Felix Siauw: Hate Speech adalah Jebakan Untuk Kaum Muslimin

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Ustadz Felix Siauw mengatakan, Surat Edaran (SE) Kapolri nomor SE/06/X/2015 tentang Ujaran Kebencian (hate speech) sangat diskriminatif. Ia menilai dinilai ujaran kebencian hanya ditujukkan untuk umat Islam sementara ketika umat Islam menjadi korban aparat cenderung diam.

“Kita lihat misalnya Habib Rizieq dan Ustadz Alfian tanjung yang dilaporkan gara-gara hate speech, sementara banyak sekali orang-orang yang mengatakan hal itu kepada umat Islam tapi tidak dikatakan sebagai hate speech,” katanya di Jakarta, Sabtu 2/12/2017).

Ustadz Felix menyinggung kasus ujaran kebencian yang dilontarkan oleh politis Partai Nasdem, Victor Laiskodat.

“Ketika salah satu anggota dewan yang sampai mengatakan bunuh dan mengajak orang-orang untuk membenci satu agama tertentu tapi tidak diapa-apakan sampai sekarang,” imbuhnya.

“Jadi hatespeech ini hanya dimanfaatkan sebagai alat penguasa saja. Yang banyak justru sekarang ditujukan kepada Islam, kok bisa,” kata dia.

Ustadz Felix Siauw berorasi di Reuni Akbar 212

Dia pun menolak kata ‘kafir’ dikategorikan sebagai ujaran kebencian. Menurut dia, kata kafir itu dijelaskan dalam Al Qur’an yang mengandung arti orang-orang yang bukan Islam.

“Sama seperti ketika saya bilang kamu jomblo, kemudian orang itu tersinggung ketika dipanggil jomblo dan maunya dipanggil single. Loh, orang yang belum menikah itu jomblo kan, jadi perkara dia menerima atau tidak terserah dia karena kan termnya bisa berbeda-beda,” terangnya.

Baca juga: Anies Dihadapan Jutaan Peserta Reuni 212: Damai Kalian Kecewakan Kaum Pesimis

Lebih lanjut, Ustadz Felix mengambil contoh kasus Ahmad Dhani yang dijerat dengan tuduhan hate speech karena mengatakan ‘ludahi penista agama’.

“Penista agama itu siapa sih sebenernya? Disitu gak ada orang, gak ada golongan dan gak ada agama. Penista agama itu bisa siapa saja, bahkan penista agama itu bisa orang Islam sendiri, Andaikan orang Islam tidak boleh ngomong karena hate speech maka yang boleh ngomong siapa? Cuma penguasa, gitu?” katanya.

Hal itulah yang membuat Ustadz Felix berani menyimpulkan bahwa hate speech hanyalah sebuah jebakan untuk umat Islam.

“Kalau mereka ngomong tidak pernah hate speech, kalau kita ngomong selalu hate speech,” tandasnya.

“Jadi hate speech ini sangat terang sekali ditujukkan kepada umat Islam,” pungkasnya.

Trump Akan Akui Yerusalem sebagai Ibukota Israel, OKI Gelar Rapat Darurat

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Maliki pada hari Ahad (3/11/2017) meminta Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk segera bersidang membahas situasi di Yerusalem, lansir World Bulletin.

Seruan tersebut muncul di tengah laporan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang bersiap untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

UNESCO akan Voting Resolusi Yerusalem

Diplomat Palestina terkemuka menyerukan agar pertemuan darurat tersebut dilakukan saat berbicara di telepon dengan pemimpin Liga Arab Ahmed Abul-Gheit dan Sekretaris Jenderal OKI Yousef al-Othaimeen, menurut sebuah pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri Palestina.

Al-Maliki memperingatkan bahwa langkah A.S. tersebut “akan memiliki konsekuensi serius” dan akan “meledakkan situasi di wilayah Palestina dan wilayahnya”.

Yerusalem tetap menjadi inti konflik abadi Israel-Palestina karena warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur yang dijajah Israel sebagai ibu kota negara masa depan.

Selama pemilihannya, Trump berjanji untuk memindahkan kedutaan A.S. dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Qatar Kecam Tuduhan Emirat Arab Mediasi Pemberontak Yaman

DOHA (Jurnalislam.com) – Qatar mengecam tuduhan seorang menteri Emirat Arab tentang mediasi Qatari terhadap kelompok pemberontak yang saling beperang di Yaman di ibukota Sanaa, lansir Anadolu Agency Ahad (3/12/2017).

Pemberontak Syiah Houthi dan loyalis mantan presiden Ali Abdullah Saleh saling memperebutkan kontrol atas Sanaa, yang mereka kuasai bersama pada tahun 2014.

Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan Qatar berusaha untuk menengahi para pemberontak yang berperang di Yaman.

“Qatar membantah dan mengecam keras pernyataan menteri UEA mengenai mediasi Qatar antara partai Yaman,” kata seorang sumber kementerian luar negeri dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita resmi QNA.

Pasukan Yaman Patahkan Gelombang Serangan Syiah Houthi di Taiz

“Qatar menyambut baik mediasi untuk mengakhiri perang absurd ini, yang membuat rakyat Yaman sangat menderita,” kata sumber tersebut.

UEA adalah anggota koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi di Yaman sejak 2015.

Qatar berada di bawah blokade yang diberlakukan oleh Arab Saudi, UEA, Mesir dan Bahrain, yang menuduh Doha mendukung terorisme.

Qatar membantah tudingan tersebut dan berpendapat bahwa blokade tersebut melanggar hukum internasional.

20 Warga Sipil Dibunuh Rezim Syiah Assad di Ghouta Timur

DAMASKUS (Jurnalislam.com) – Sedikitnya 20 warga sipil terbunuh pada hari Ahad (3/11/2017) dalam serangan rezim Suriah di Ghouta Timur, sebuah wilayah pinggiran kota Damaskus, kata sebuah organisasi pertahanan sipil yang berada di daerah tersebut.

Puluhan lainnya terluka dalam serangan yang menargetkan daerah yang dikuasai oposisi Arbin, Beit Sava, Misraba, dan Hammuriya, menurut kelompok relawan Helm Putih (White Helmets), lansir Anadolu Agency.

Secara resmi dikenal sebagai Syria Civil Defense, White Helmets adalah sebuah organisasi sukarelawan yang beroperasi di wilayah-wilayah yang dikuasai oposisi di negara yang dilanda perang tersebut.

Film Dokumenter Pendek ‘The White Helm’ Menangkan Global Oscar Award

Seorang pria menangis di dekat mayat di rumah sakit lapangan setelah terjadi serangan udara di kota Arbin yang dikepung, di wilayah Ghouta Timur Damaskus, pada tanggal 3 Desember 2017.

Ghouta Timur termasuk zona de-eskalasi menurut Turki, Rusia dan Iran, di mana tindakan agresi dilarang secara eksplisit.

Meskipun demikian, pasukan rezim tetap melakukan penyerangan ke distrik tersebut, menyebabkan puluhan warga sipil tewas atau terluka.

Jenewa: Sebelum Gencatan Senjata, Rezim Syiah Assad Gempur Warga Sipil Ghouta Timur

Menurut sumber pertahanan sipil setempat, sedikitnya 160 warga sipil telah terbunuh oleh pasukan rezim Assad di daerah tersebut pada periode 14 November sampai 3 Desember.

Suriah baru saja mulai berbenah dari perang global yang menghancurkan yang dimulai pada awal tahun 2011 ketika rezim Assad Syiah Nushairiyah Assad menindak para pengunjuk rasa dengan keganasan militer yang sangat kejam.

Sejak saat itu, ratusan ribu orang terbunuh dalam pertempuran tersebut dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi, menurut PBB.

 

Hidayat Nur Wahid: Urgensi Reuni 212 Untuk Mengokohkan Persaudaraan Umat Menuju Indonesia Kuat

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa urgensi aksi reuni 212 adalah untuk mengokohkan persaudaraan umat menuju Indonesia yang kuat.

“Saya datang kesini berarti saya acara ini (reuni 212) perlu, tujuan kita adalah untuk mengokohkan persaudaraan umat menghadirkan Indonesia,” katanya kepada wartawan di Monas, Sabtu (2/12/2017).

Politi Partai PKS ini juga menyampaikan pesan moral dari Aksi Reuni Akbar 212 ini, salah satunya adalah peran penting umat Islam untuk terlibat dalam pencarian solusi dari masalah bangsa dalam penegakan hukum dan termasuk membantu korban bencana alam.

“Kita penting untuk menjaga ukhuwah islamiyah, penting untuk menjaga keberadaan kita di negara republik indonesia. Kita penting untuk ambil bagian dan terlibat dalam pencarian soluri untuk bangsa Indonesia, baik itu permasalahan demokrasi, penegakan hukum termasuk juga membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah bencana alam di mana-mana,” paparnya.

Hidayat juga menyampaikan orasi dalam agenda itu. Dalam orasinya ia menyampaikan pentingnya umat Islam membantu korban yang terkena musibah.

Dalam acara tersebut, panitia juga menggelar penggalangan dana untuk membantu korban musibah bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Indonesia termasuk untuk korban bencana erupsi Gunung Agung di Bali.

Shalat yang Khusyuk dan Fungsional

Penulis: Suryana Sudrajat, MA. Kolumnis dan penulis buku. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer. Dosen FISIP Unsera.

JURNALISLAM.COM – Syahdan, seorang ulama salaf, Hatim Al-Asham, pernah ditanya bagaimana cara dia menunaikan shalat. Hatim pun menjawab: “Saya bertakbir dengan merenungkan hakikatnya, saya membaca ayat Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh dan tartil, saya rukuk dengan khusyuk, saya sujud dengan merasa rendah, saya merasa surga ada di sebelah kanan saya dan neraka di kiri saya, titian berada di bawah kaki saya, Ka’bah berada di kedua kening saya, Malaikat Maut berada di atas kepala saya, dosa-dosa saya sedang meliputi saya, pandangan Allah sedang mengarah kepada saya, saya anggap shalat saya ini sebagai shalat yang terakhir dalam hidup saya, dan saya sertai dengan keikhlasan semampu saya, kemudian saya megucapkan salam.

Saya tidak tahu apakah Allah menerima shalat saya ataukah Dia justru berkata, “Lemparkanlah shalat itu ke wajah orang yang melakukannya itu.”

Itulah gambaran bagaimana orang bersembahyang secara khusyuk. Bukan perkara yang mudah. Sebab, ketika sedang melaksanakan shalat hati dan pikiran kita terkadang, bahkan sering, melayang ke mana-mana, ke hal-hal selain urusan shalat. Hal ini karena menjelang takbiratul ihram, pikiran kita sudah disibukkan dengan hasrat, cita-cita dan urusan keduniawian, sementara hati kita pun dipenuhi hal-hal yang melupakan kesadaran bahwa kita sedang akan menghadapkan wajah, memasrahkan hidup dan mati kita kepada Sang Mahapencipta.

Tidak syak lagi, suasana hati dan pikiran semcam itulah yang membuat shalat menjadi tidak khusyuk. Padahal, khusyuk merupakan ruh dari shalat, yang jika hal itu dicapai, maka beruntunglah mukmin yang mengerjakannya. (Q.S. 23: 1-2). Memang hati dan pikiran yang menerawang itu tidak sendirinya membatalkan shalat.

Khusyuk adalah menghadirkan hati sepenuhnya di dalam shalat. Kita merasa bahwa Allah sedang mengawasi kita. Sejak mulai dengan membaca takbir, kita sudah merasakan akan keagungan-Nya. Ketika kita sedang membaca atau mendengar ayat-ayat Al-Qur’an, kita perhatikan dan kita resapi makna-makna ayat-ayat itu. Kita juga renungkan dzikir dan doa yang kita ucapkan. Makna dzikir dan ayat-ayat yang kita baca itu dihadirkan dan direnungkan di dalam hati.

Dengan begitu kita merasa sedang berada di hadapan Allah, atau menghadap Allah. Khusyuk juga tercermin dalam gerakan. Jika dalam shalat kita banyak melakukan gerakan tertentu, seakan kita tidak sedang melakukan shalat, seperti menggaruk-garuk badan, melihat jam tangan, menengok ke kanan atau ke kiri, membetulkan sorban atau ikat kepalnya, dan sebagainya.

Tidak mudah untuk melaksanakan shalat secara khusyuk, memang. Oleh karena itu, sebagai langkah awal, kita harus melakukan shalat di tempat yang mudah menimbulkan suasana kekhusyukan, di mana kita bisa merenungkan makna ayat-ayat dan lafal-lafal yang kita ucapkannya, serta mengkonsentrasikan pikiran kita seoptimal mungkin hanya kepada shalat.

Hal lain yang perlu menjadi catatan adalah, bahwa shalat kita akan menjadi fungsional atau bermakna jika ibadah yang kita jalankan itu tidak mampu mencegah diri kita dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman, “Innash-shalata tanha ‘anil fakhsyaa’i wal-munkar (sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.”(Q.S. 29:45). Inilah tujuan shalat yang sesungguhnya. Jadi, shalat yang berhasil bukan hanya jika dilaksanakan secara khusyuk, namun juga harus dilihat pada perilaku sehari-hari orang yang melaksanakan kewajiban yang lima waktu itu.

Shalat kita menjadi muspra jika dalam mengerjakan urusan dunia kita berdusta, berlaku tidak jujur, merampas hak orang lain, menyogok dan menerima sogok, merugikan dan menyakitkan orang, melakukan perbuatan-perbuatan tidak senonoh, dan seterusnya.

Sumber penulis1. Abul Qasim Al-Qusyairi, Risalah al-Qusyairiyah, Mesir: Musthafa al-Babi al-Haabi, 1379 H/1959 M; 2. Abul Ala Mauduudi,Fundamentals of Islam, Lahore, Pakistan; islamicpublications Limited, 1975.

Kajian Muslimah Ruqyah Banten: “Sesungguhnya Ruqyah Termasuk Amalan Utama”

SERANG (Jurnalislam.com) – Forum Komunikasi Muslimah Banten (FKMB) menggelar kajian muslimah (Kamus) bertajuk “Ruqyah sar’iyah sebagai solusi utama pengobatan dalam Islam” di Masjid Ibnu Abbas, Waringinkurung, Serang, Ahad (3/12/2017). Kajian ini untuk mencegah praktik ruqyah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

“Tujuannya untuk dapat memahami ruqyah sar’iyah dengan pemahaman yang benar. Sesuai dengan alquran dan hadis,” kata ketua FKMB, Nur Abay Hijriyah kepada jurniscom dilokasi.

Ustaz Ahmad, praktisi ruqyah sar’iyah yang didaulat sebagai pemateri mengatakan, meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih, kata dia, senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya.

“Seperti kata syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama,” terangnya.

Ia menjelaskan, seorang muslim dibolehkan untuk meminta ruqyah kepada seseorang yang ahli di bidang ini. Sebab, pada zaman Nabi Muhammad sudah dicontohkan.

“Aku pernah diperintahkan oleh Rosulullah agar aku minta ruqyah dari ‘ain (suatu sakit yang disebabkan oleh pengaruh pandangan mata orang yang hasad) (HR. Muslim),” papar Ustaz Ahmad.

Reporter: Suhanda