Oposisi Suriah: Pembicaraan Damai di Jenewa, Assad Harus Turun dari Jabatannya

Oposisi Suriah: Pembicaraan Damai di Jenewa, Assad Harus Turun dari Jabatannya

JENEWA (Jurnalislam.com) – Oposisi Suriah berkomitmen penuh untuk pembicaraan damai di Jenewa pada tanggal 23 Februari, kata seorang pejabat senior pada hari Ahad (19/02/2017), menambahkan bahwa pembicaraan harus membuka jalan bagi transisi politik dan Assad harus turun dari Jabatannya, Middle East Eye melaporkan.

“Kami berkomitmen penuh untuk pembicaraan Jenewa,” kata delegasi Presiden Koalisi Nasional Suriah Anas al-Abdah pada Konferensi Keamanan Munich di Jerman. “Kita tidak bisa mengatasi ancaman keamanan yang mendalam … sementara Assad tetap berkuasa,” katanya.

Brett McGurk, utusan AS mengatakan bahwa pemerintahan baru AS masih mengkaji posisi Suriah, tetapi mereka mencari peran untuk memperkuat upaya Rusia dan Turki untuk memperkuat gencatan senjata di negara ini.

Utusan PBB Staffan de Mistura mengatakan Konferensi Keamanan Munich kurangnya posisi AS yang jelas untuk menyelesaikan masalah kompleks perang global enam tahun jauh lebih rumit daripada upaya mediasi sebelumnya nya di Irak dan Afghanistan.

“Saya tidak bisa memberitahu Anda [apakah AS akan berhasil], tapi kita harus mendorong dengan momentum. Bahkan gencatan senjata tidak bisa menahan terlalu lama jika tidak ada [solusi] politik,” katanya, mengacu pada gencatan senjata rapuh yang ditengahi Rusia dan Turki di Astana ibukota Kazakhstan.

Sementara itu, PBB dan pihak lain yang mengupayakan perdamaian Suriah berharap dari sebuah terobosan besar, dengan berantakannya kebijakan AS tentang krisis tersebut dan tidak jelasnya hubungan AS dengan Rusia.

Oposisi Suriah yang berpartisipasi dalam pembicaraan Astana mengatakan pada hari Ahad bahwa meningkatnya serangan artileri rezim dan pemboman jet tempur Suriah merusak prospek dalam menjaga gencatan senjata yang ditengahi Rusia-Turki.

Pasukan oposisi, yang sebagian besar didukung oleh Turki, mengatakan mereka mendukung solusi politik untuk mengakhiri pertumpahan darah, tetapi perang “dipaksakan” pada mereka oleh tentara rezim Suriah dan sekutunya.

Dalam sebuah pernyataan, Oposisi mengatakan mereka berhak mambalas serangan rezim Assad, yang sebagian besar terjadi di selatan, di Homs dan di pinggiran Damaskus.

Bagikan