Arab Saudi Tunda Pembicaraan Normalisasi Dengan Israel

Arab Saudi Tunda Pembicaraan Normalisasi Dengan Israel

ARAB SAUDI (jurnalislam.com)- Arab Saudi telah menunda pembicaraan mengenai kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel, terang sebuah sumber kepada AFP pada hari Sabtu (14/9/2023), di tengah serangan ganas Israel di Jalur Gaza.

Pejuang Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap zionis Israel pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.300 orang, yang kemudian memicu pemboman Israel yang sengit dan tanpa pandang bulu yang telah membunuh sedikitnya 2.215 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, di Jalur Gaza.

“Arab Saudi telah memutuskan untuk menghentikan sementara diskusi mengenai kemungkinan normalisasi dan telah memberi tahu para pejabat AS,” kata seorang sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut kepada AFP.

Berita itu muncul ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hendak bertemu dengan rekannya dari Saudi pada hari Sabtu, yang sekaligus menjadi perhentian terakhir dalam turnya di enam negara dalam wilayah tersebut.

Arab Saudi tidak pernah mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Perjanjian Abraham tahun 2020 yang ditengahi AS, yang mana dari perjanjian itu membuat negara tetangganya di Teluk, seperti Bahrain dan Uni Emirat Arab serta Maroko sepakat menjalin hubungan formal dengan Israel.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berusaha keras dalam beberapa bulan terakhir agar Arab Saudi mengambil langkah yang sama.

Di bawah pemerintahan de facto Putra Mahkota Muhammad bin Salman, putra Raja Salman yang sudah lanjut usia, Riyadh telah menetapkan persyaratan untuk normalisasi termasuk jaminan keamanan dari Washington dan membantu pengembangan program nuklir sipil.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News bulan lalu, Pangeran Muhammad mengatakan “setiap hari kita semakin dekat” untuk mencapai kesepakatan, meskipun ia juga menegaskan bahwa masalah Palestina “sangat penting” bagi Riyadh.

“Kita perlu menyelesaikan bagian itu. Kita perlu meringankan kehidupan rakyat Palestina,” katanya.

Kesepakatan itu dipandang sebagai sebuah upaya jangka panjang oleh banyak pengamat bahkan sebelum perang dimulai.

“Normalisasi antara Kerajaan Arab Saudi dan Israel adalah program inisiatif Amerika yang disambut baik oleh Kerajaan jika Amerika dapat mencapai kesepakatan untuk mengatasi konflik antara Israel dan Palestina, sesuatu yang akan diterima oleh Palestina,” kata pengamat Saudi, Hesham Alghannam.

“Pada kenyataannya, Israel belum benar-benar siap untuk mencapai kesepakatan dengan Palestina yang akan memenuhi kebutuhan minimum mereka.”

Sementara itu, Joost Hiltermann, direktur Timur Tengah dari International Crisis Group, mengatakan “tidak mungkin negara Arab mana pun dapat secara serius terlibat dengan Israel untuk menormalisasi hubungan ketika rakyat mereka melihat apa yang terjadi di Gaza”.

Sumber: The New Arab

Reporter: Bahri

Bagikan