WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Seorang mantan kepala FBI pada Rabu ditugaskan kembali memimpin penyelidikan untuk mengusut apakah tim Donald Trump berkolusi dengan Rusia saat pemilihan 2016 untuk memenangkan Trump, lansir World Bulletin, Kamis (18/5/2017).
Pemimpin partai Republik tersebut, yang berusaha untuk melepaskan kecurigaan FBI bahwa Rusia membantu menempatkan dirinya di Gedung Putih, telah diduga berusaha menghalangi penyelidikan tersebut dengan memecat kepala FBI James Comey.
Di bawah tekanan untuk memberikan jaminan kepada Kongres dan publik bahwa penyelidikan Rusia akan terus berlanjut tanpa hambatan, Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein menunjuk Robert Mueller – seorang tokoh yang dihormati secara luas yang memimpin FBI selama satu dekade untuk mengambil alih kendali.
“Berdasarkan keadaan yang unik, kepentingan umum mengharuskan saya menempatkan penyelidikan ini di bawah wewenang seseorang yang memiliki tingkat independensi di luar rantai komando normal,” Rosenstein mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sebagai seorang veteran perang Vietnam kelahiran New York berusia 72 tahun, Mueller memiliki reputasi sebagai pengacara tangguh.
Dia akan memimpin penyelidikan berkelanjutan FBI tentang “upaya pemerintah Rusia untuk mempengaruhi pemilihan presiden 2016 dan masalah terkait,” dengan wewenang untuk mengadili kejahatan yang ditemukan oleh penyelidikan tersebut.
Trump bereaksi dengan cepat, tanpa langsung memberi komentar atas penunjukan Mueller.
“Seperti yang telah saya nyatakan berkali-kali, penyelidikan menyeluruh akan mengkonfirmasi apa yang telah kita ketahui – tidak ada kolusi antara kampanye saya dan entitas asing lainnya,” katanya dalam sebuah pernyataan singkat.
“Saya berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat.”