Jet Tempur AS Bunuh 18 Pasukan Koalisinya di Suriah

Jet Tempur AS Bunuh 18 Pasukan Koalisinya di Suriah

SURIAH (Jurnalislam.com) – Serangan udara oleh koalisi yang dipimpin A.S. menewaskan 18 pejuang Kurdi di Suriah, kata militer Amerika dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (13/4/2017).

Serangan tersebut salah menargetkan posisi IS dan malah mengarah ke posisi Pasukan Demokratik Suriah di selatan Tabqah, Komando Pusat A.S. mengatakan insiden “tragis” tersebut. Pasukan Demokratik Suriah (the Syrian Democratic Forces-SDF) yang sebagian besar Kurdi didukung oleh AS dalam pertempuran untuk merebut Raqqa dari IS.

“Ucapan dukacita kami sampaikan kepada anggota SDF dan keluarga mereka,” kata pernyataan tersebut. “Koalisi berhubungan erat dengan mitra SDF kami yang telah menyatakan keinginan kuat untuk tetap fokus pada perang melawan IS meski terjadi kejadian tragis ini.”

Serangan tersebut merupakan ketiga kalinya dalam sebulan A.S. atau mitranya menyerang warga sipil atau pasukan sekutu mereka dengan konsekuensi mematikan.

Pada pertengahan Maret, puluhan warga sipil dilaporkan tewas saat sebuah masjid di Aleppo dibom jet tempur AS. Militer A.S. mengatakan bahwa pihaknya menargetkan sebuah pertemuan al-Qaeda di daerah tersebut namun salah sasaran, penyelidikan atas kematian puluhan warga sipil yang sedang sholat sedang dilakukan.

Bunuh 58 Anggota Jamaah Tabligh Sedang Shalat, Rusia: Serangan Udara di Masjid Aleppo oleh AS

Beberapa hari kemudian serangan udara lain di Mosul, Irak, dilaporkan membunuh lebih dari 100 warga sipil saat serangan udara A.S. diyakini telah menghancurkan sebuah bangunan. Serangan itu juga sedang diselidiki.

Komandan koalisi Letnan Jenderal Stephen Townsend mengatakan pada akhir Maret bahwa militer A.S. “mungkin memiliki peran dalam jatuhnya korban ini” karena organisasi internasional telah mendesak koalisi untuk menghentikan meningkatnya korban sipil.

Serangan yang salah arah tersebut menimbulkan pertanyaan tentang apakah peraturan kerja sama dalam operasi di Suriah menjadi lebih santai di bawah Presiden Donald Trump, yang menjanjikan sebuah operasi yang tak henti-hentinya di sana.

Bagikan