Ketakutan di Medan Tempur, Tentara Israel Paksa Warga Palestina Jadi Tameng Manusia di Gaza

Ketakutan di Medan Tempur, Tentara Israel Paksa Warga Palestina Jadi Tameng Manusia di Gaza

GAZA (jurnalislam.com)– Sejumlah warga Palestina dan tentara Israel menyampaikan kepada kantor berita Associated Press bahwa militer Israel secara sistematis memaksa warga sipil Palestina untuk menjadi tameng manusia dalam operasi mereka di Jalur Gaza. Mereka mengklaim warga sipil dikirim ke dalam rumah dan terowongan untuk memeriksa keberadaan bahan peledak atau militan bersenjata.

Salah satu korban, Ayman Abu Hamadan (36), warga Gaza, mengatakan bahwa ia dipaksa oleh tentara Israel untuk mengenakan seragam militer dengan kamera yang dipasang di dahinya. Ia kemudian diperintahkan memasuki rumah-rumah di wilayah Gaza utara untuk memastikan lokasi tersebut bersih dari ranjau atau militan.

“Mereka memukuli saya dan mengatakan kepada saya: ‘Anda tidak punya pilihan lain; lakukan ini atau kami akan membunuhmu,'” kata Abu Hamadan dalam wawancaranya dengan Associated Press yang dirilis pada Sabtu, (24/5/2025).

Abu Hamadan mengaku ditangkap pada Agustus 2024 setelah dipisahkan dari keluarganya. Ia menyebut dirinya ditahan selama 17 hari dan selama itu pula ia dipaksa menyisir rumah-rumah dan memeriksa setiap lubang di tanah yang diduga sebagai jalur terowongan.

Tentara-tentara Israel, menurut Abu Hamadan, akan berdiri di belakangnya dan baru masuk ke dalam bangunan setelah ia memastikan bahwa tempat tersebut aman. Setelah selesai, ia diserahkan ke unit tentara lain dan mengalami perlakuan serupa. Setiap malam ia diikat di dalam ruangan gelap sebelum keesokan harinya kembali digunakan dalam operasi.

“Satu-satunya saat saya tidak diborgol atau ditutup matanya adalah ketika saya digunakan sebagai tameng manusia,” ujarnya.

Praktik berbahaya ini disebut telah berlangsung secara meluas selama 19 bulan konflik. Seorang perwira militer Israel yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, perintah menggunakan warga sipil untuk operasi semacam itu sering berasal dari atas. Ia menyebut hampir setiap peleton pernah memaksa warga Palestina untuk membersihkan lokasi sebelum tentara masuk.

Menanggapi laporan ini, militer Israel menyatakan mereka melarang keras penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia. Mereka juga menegaskan larangan memaksa warga sipil untuk ikut serta dalam operasi militer. Pemerintah Israel sendiri kerap menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng, dan menyalahkan kelompok tersebut atas tingginya korban sipil di Gaza.

Namun, pengakuan dari korban dan tentara yang bersaksi justru menunjukkan praktik sebaliknya. Direktur Eksekutif Breaking the Silence, Nadav Weiman, organisasi mantan tentara Israel yang mengungkap pelanggaran HAM, menyebut praktik itu sebagai kegagalan sistemik.

“Ini bukan kisah yang berdiri sendiri; kisah-kisah ini menunjukkan kegagalan sistemik dan keruntuhan moral yang mengerikan,” kata Weiman.

“Israel dengan tepat mengutuk Hamas karena menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, tetapi tentara kita sendiri menggambarkan hal yang sama.”

Praktik ini sebenarnya telah dilarang oleh Mahkamah Agung Israel sejak tahun 2005, namun laporan-laporan dari lapangan menunjukkan pelanggaran terus terjadi di tengah meningkatnya intensitas konflik. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan