Inilah 3 Tujuan Pokok Pasukan Amerika di Suriah Sebelum Pulang ke AS

Inilah 3 Tujuan Pokok Pasukan Amerika di Suriah Sebelum Pulang ke AS

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – AS tidak akan menarik pasukannya keluar dari Suriah sampai tujuan Washington tercapai, kata Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB.

Menurut Haley, tiga tujuan besar bagi AS adalah memastikan senjata kimia tidak digunakan dengan cara apa pun yang menimbulkan risiko bagi kepentingan AS; kelompok Islamic State (IS) dibersihkan; dan memastikan Iran tidak melanjutkan gerakan militer di Suriah.

“[Tujuan kami adalah] untuk melihat pasukan Amerika pulang, tetapi kami tidak akan pergi sampai kami tahu kami telah mencapai tiga hal itu,” kata Haley di Fox News, Ahad (15/4/2018), Aljazeera melaporkan.

Nikki Haley

Dalam sebuah wawancara terpisah, Haley mengatakan bahwa AS sedang menyiapkan sanksi baru terhadap Rusia atas dukungannya yang berkelanjutan kepada Presiden Suriah Bashar-al Assad.

Amerika, Inggris dan Perancis Lancarkan Serangan Udara ke Suriah Hari Ini

Sanksi akan diumumkan oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada hari Senin, kata Haley di CBS.

“Mereka akan pergi langsung ke seluruh lokasi yang berurusan dengan peralatan yang berkaitan dengan Assad dan penggunaan senjata kimia,” katanya.

Haley juga mengesampingkan perundingan satu-satu antara Presiden Assad dan AS mengenai krisis Suriah.

Dia mengatakan Suriah sejauh ini menolak untuk mengambil bagian dalam negosiasi multilateral sebagai bagian dari proses politik yang difasilitasi oleh PBB, menambahkan bahwa Suriah tidak “layak” untuk pembicaraan langsung dengan Washington.

Juga pada hari Ahad, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia telah meyakinkan Trump untuk mempertahankan pasukan di Suriah.

“Kami meyakinkannya bahwa perlu untuk tetap di sana. Kami memiliki legitimasi internasional untuk bertindak dalam kerangka ini,” kata Macron dalam wawancara yang disiarkan oleh BFM TV, radio RMC dan berita online Mediapart.

“Kami memiliki tiga anggota Dewan Keamanan [PBB] yang telah melakukan intervensi.”

Info Grafik Serangan Senjata Kimia Rezim Assad dan Bantahan Sitematis Rusia

Hubungan antara Moskow dan Washington tegang setelah AS, Inggris dan Prancis melakukan gelombang serangan terhadap bangunan yang diduga merupakan fasilitas kimia rezim Assad pada Sabtu pagi.

Rusia telah menjadi pendukung utama rezim Syiah Assad sejak perang Suriah dimulai lebih dari tujuh tahun lalu.

Serangan itu terjadi sepekan setelah dugaan serangan kimia mematikan di daerah pinggiran Damaskus yang dikuasai oposisi di Douma.

The White Helmets, sebuah badan pertahanan sipil lokal, melaporkan rezim Syiah Assad melakukan serangan gas beracun, dan telah membunuh 85 warga sipil, termasuk anak-anak, dan melukai ratusan lainnya.

AS dan sekutunya mengatakan mereka memiliki bukti bahwa serangan itu dilakukan oleh pasukan rezim Assad.

Sebagai tanggapan, Rusia berjanji untuk membalas apa yang ia gambarkan sebagai serangan gas kimia “palsu.”

Bagikan