Hamas; Kami Memiliki Hak Yang Sah Untuk Lawan Penjajahan Zionis Dengan Segala Cara

GAZA (jurnalislam.com) – Gerakan perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, mengatakan pada hari Selasa (15/7/2014) pagi bahwa pihaknya tidak akan menyetujui gencatan senjata dengan Israel sebelum tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak.

Hamas mengatakan pihaknya belum melihat ada inisiatif meredakan serangan secara resmi dari pihak Israel .

"Kami belum menerima inisiatif resmi dari siapa pun," kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri .

Dia menambahkan dalam sebuah pernyataan pers bahwa kelompoknya tidak akan menerima gencatan senjata.

"Kami adalah orang-orang di bawah pendudukan (dijajah) dan kami memiliki hak yang sah untuk melawan pendudukan (penjajahan) ini dengan segala cara," katanya.

Dia mengatakan Hamas tidak akan setuju untuk gencatan senjata sebelum mencapai kesepakatan. Abu Zuhri menambahkan bahwa dalam perang gencatan senjata tidak pernah diberlakukan sebelum negosiasi.

Beberapa jam yang lalu, Mesir mengusulkan sebuah inisiatif untuk memberlakukan gencatan senjata antara faksi-faksi mujahidin yang berbasis di Gaza, di satu sisi, dan Israel, di sisi lain.

Inisiatif tersebut meminta Israel untuk menghentikan semua penyerangan di Jalur Gaza, menghentikan setiap operasi darat, dan berhenti menargetkan warga sipil, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.

Inisiatif itu juga menyerukan faksi-faksi perjuangan Palestina yang berbasis di Gaza untuk menghentikan semua penyerangan terhadap Israel, menghentikan serangan roket dan serangan lintas-perbatasan dan menghentikan penargetan warga sipil.

Inisiatif Mesir tersebut juga menyerukan untuk membuka kembali penyeberangan Gaza dan memfasilitasi pergerakan orang dan barang melalui perbatasan.

Menurut Kementerian Luar Negeri, persyaratan inisiatif akan diberlakukan pada 6:00 GMT pada hari Selasa .

Di bawah inisiatif, gencatan senjata akan diberlakukan dalam waktu 12 jam segera setelah Israel dan faksi Palestina menerima – "tanpa prasyarat".

Menurut inisiatif, Mesir akan menerima "jaminan" dari kedua belah pihak untuk mematuhi dan memahami.

Ketegangan meningkat di wilayah Palestina sejak Israel melancarkan serangan biadab di Gaza Senin lalu dengan tujuan yang mereka nyatakan untuk menghentikan serangan roket dari wilayah kantung Palestina.

Setidaknya 187 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 1300 lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza sejak operasi dimulai Senin lalu.

Faksi perlawanan Hamas yang berbasis di Gaza juga terus menembakkan roket ke kota-kota Israel dalam menanggapi serangan Israel yang terus berlangsung.

Pada tahun 2012, pemerintahan mantan presiden Mohamed Morsi – yang kemudian digulingkan (dikudeta) oleh militer Mesir – memediasi gencatan senjata yang mengakhiri delapan hari serangan Israel tanpa henti di Gaza dan menewaskan sejumlah warga Palestina.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Israel setuju untuk menghentikan serangan udara di jalur pantai yang terkepung, sementara faksi Palestina – dipimpin oleh Hamas – sepakat untuk menghentikan serangan roket ke Israel. [ded412/anadolu agency]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.