Ulama Didorong Memiliki Ilmu, Keikhlasan, dan Semangat Tinggi

Ulama Didorong Memiliki Ilmu, Keikhlasan, dan Semangat Tinggi

BANDAR LAMPUNG(Jurnalislam.com)— Ketua MUI Bidang Kesehatan, KH Sodikun, menyampaikan bahwa ketua umum MUI Lampung yang ideal adalah yang memiliki waktu, ilmu, keikhlasan, dan semangat tinggi. Hal itu dia sampaikan saat memberikan sambutan mewakili MUI Pusat dalam acara Musda ke-X MUI Lampung di Hotel Nusantara Syariah, Lampung, Senin (11/10).

“Musda ini memberikan amanah kepada kita. Jangan memberikan kepada orang yang bukan ahlinya. Dia punya ilmu tapi tidak ada waktunya. Dia terkenal dari langit sampai bumi, gelarnya sepanjang Lampung sampai Surabaya, namun tidak punya waktu. Ini yang harus kita cari, susah, namun pasti ada di institusi kita ini,” ujar Ketua MUI Pusat yang mengkoordinatori wilayah Lampung tersebut.

 

Dia menyampaikan, pemilihan ketua umum MUI Lampung, seperti halnya MUI Pusat, akan ditentukan melalui rapat tim Formatur yang terdiri dari 13 orang. Tiga belas orang itu terdiri dari Dewan Pertimbangan, ketua umum MUI Lampung demisioner, sekretaris jenderal MUI Lampung demisioner, perwakilan ormas Islam pendiri, perwakilan perguruan tinggi Islam, perwakilan pondok pesantren, serta perwakilan MUI kabupaten/kota.

Dia menambahkan, syarat menjadi ketua umum MUI Lampung tidak harus yang ada di dalam Formatur. Apa yang terjadi di MUI Pusat dengan terpilihnya KH Miftachul Akhyar membuktikan bahwa yang terpenting adalah yang punya komitmen waktu terhadap MUI. Tentu saja tidak mengesampingkan kriteria keilmuan dan keikhlasan karena untuk menjadi ketua umum MUI, hal seperti itu sudah pasti menjadi syarat utama.

Dia mengatakan, MUI sebagai organisasi yang besar, bukan karena pengurusnya banyak, namun karena mengayomi tiga unsur sekaligus yang penting yaitu ulama, umara, dan cendekiawan Muslim. Banyak organisasi yang hanya berisikan ulama saja, umara saja, maupun cendekiawan saja, namun yang merangkum itu menjadi satu tidak banyak. Di antara yang tidak banyak itu adalah MUI.

 

“Menyatukan ulama-ulama itu biasa. Menyatukan umara itu juga biasa. Para cendekiawan bersatu dalam satu organisasi itu biasa juga. Tapi sebuah paradigma yang menyatukan tiga kekuatan ini dahsyat,” ujarnya.

Meski begitu, Kiai Sodikun menekankan, yang paling penting di dalam Musda X MUI Lampung ini adalah menentukan langkah kerja konkret ke depannya. Itu yang nantinya menjadi nafas MUI Lampung untuk terus bergerak dan maju.

“Produk yang dihasilkan di dalam Musda nanti harus terkait bagaimana membangun strategi konkret. Masalah tentang siapa nanti yang terpilih di dalam Musda, siapa bendahara nya itu menjadi masalah belakangan,” ujarnya

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.