TASIKMALAYA (Jurnalislam.com)–Dalam mediasi yang dilakukan warga Tasikmalaya yang tergabung dalam Aliansi Aktivis dan masyarakat Muslim Tasikmalaya (ALMUMTAZ) dengan pemerintah dan pihak penyelenggara konser terdapat kesepakatan bahwa jika panitia terbukti menilai norma, surat edaran dan perda syariah, maka acara akan dihentikan.
Ternyata ALMUMTAZ menemukan banyak pelanggaran dalam konser musik yang sempat digelar hari Sabtu (17/6/2017) seperti banyaknya warga muslim yang tidak berpuasa, bertebarannya miras mulai dari pabrikan hingga oplosan.
“Semua kami kumpulkan sebagai barang bukti dan di serahkan ke pihak kepolisian,” kata Sekjen ALMUMTAZ Abu Hazmi. Padahal, sejak kemarin masyarakat sudah menolak digelarnya konser yang mengundang komunitas regae yang dinilai selalu membuat resah dan juga terkenal aktivitas memabukkan.
Kata Abu Hazmi, ALMUMTAS menemukan banyak pada saat sweaping dilapangan sehingga acara sempat akan dibubarkan paksa langsung
“hari ini kami pantau langsung, dan mendapatkan bukti bukti dilapangan, kami terus meminta pihak kepolisian untuk menghentikan acara,” katanya. Melihat hal tersebut, pihak panitia langsung menemui ALMUMTAZ untuk negosiasi setelah ba’da Maghrib.
“Berdasarkan hasil negosiasi dengan panitia, setuju acara musik di batalkan semua termasuk hari ini dan besok. Ada pun acara bazar, dan tausiyah tetap berjalan.” Jelasnya
Panitia pun menyepakati dari tuntutan ALMUMTAZ agar konser musik dihentikan, dan menyadari kesalahan panitia. “Saya muslim tentunya, saya faham dengan ini, saya sudah berusaha semaksimal mungkin dan saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh pihak ALMUMTZ,” ujar Saeful Huda EO Djarum
Abu Hazmi menegaskan apabila panitia melanggar kesepakatan, maka warga akan turun lagi menuntut Kepolisian supaya bertindak tegas.
“AL MUMTAZ akan terus bergerak meminimalisir kemaksiyatan yg terjadi di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya, dengan upaya apapun yang sesuai dg tuntunan syariah sesuai kemampuan, karena ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim,” tandasnya.
TASIKMALAYA (Jurnalislam.com)–Perhelatan konser musik yang digelar di Tasikmalaya pada 10 hari terakhir ramadhan mulai hari Sabtu – Ahad (17/06/2017) mendapat penolakan masyarakat karena dinilai mencederai norma dan juga Perda Syariah yang diterapkan di Tasikmalaya.
Sekjen Aliansi Aktivis dan masyarakat Muslim Tasikmalaya (ALMUMTAZ) Abu Hazmi mendesak pemerintah agar menutup pagelaran musik karena tidak sesuai dengan surat edaran Pemkot Tasikmalaya. Apalagi, pada pengalaman sebelumnya, pagelaran musik yang mengundang artis nasional papan atas Regae, sarat akan maksiat seperti ditemukannya miras, alat kontrasepsi,dll.
“Kenapa kami datang kesini, kami melihat pagelaran sebelumnya kaum regae itu subhanallah, pas di Cisayong, dan di Situ gede itu masjid penuh dengan botol miras dan alat kontrasepsi,” kata aktivis ALMUMTAZ Ustadz Hilmi Afwan Hilmawan
Masyarakat Tasik, kata Ustadz Hilmi, ingin menjaga kota Tasik yang dikenal sebagai kota santri apalagi pada 10 hari terakhir ramadhan.
“Ada baiknya masyarakat kembali ke masjid untuk itikaf, dan menjaga kesucian bulan Ramadhan,”lanjutnya.
Klaim mendapat izin
Sementara itu pihak penyelenggara akan tetap menjalankan Pagelaran Musik karena menurutnya telah mendapatkan izin secara resmi dari Pihak Kapolda dan Pemkot.
“Kami sudah merubah konsep acara dari tahun ke tahun dan sudah mendapatkan izin, sebetulnya konser musik itu adalah sisipan yang mana pada acara ini ada clothing fest, kita konsepnya duduk tidak berdiri, mereka akan datang ke lapangan pada saat idolanya hadir,” kata EO acara ini, Saeful Huda.
Namun, dari mediasi ini pihak pemkot tetap mengizinkan acara ini dengan beberapa syarat dan ketentuan yang tidak melanggar Tata Nila dan Surat Edaran Pemkot
SOLO (Jurnalislam.com) – Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono berbagi pengalamannya selama berada di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kedungpane Semarang. Dalam acara syukuran dan iftor bersama aktivis Islam di masjid MUI Semanaggi Surakarta beberapa waktu lalu, Endro menceritakan pengalamannya dari awal penangkapan hingga dia berada di penjara.
Selama di dalam LP, Endro bersama teman-temannya memanfaatkan waktu untuk berdakwah kepada penghuni LP. Dari mulai mengajar membaca iqro hingga dipercaya menjadi imam khotib sholat tarawih.
Endro mengatakan, pihak Lapas sebelumnya hanya mengizinkan para narapidana untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah pada sepuluh pertama dan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Namun berkat dorongan ia dan kawan-kawannya, Lapas akhirnya mengizinkan para penghuni lapas untuk melaksanakan shalat tarawih sebulan penuh.
“Di blok Kedungpane dulu sholat tarawih hanya bisa tarawih di sepuluh di awal dan 10 di akhir, dan setelah kami lobi- lobi ke Kalapas , Alhamdulillah tahun ini bisa penuh tarawih satu bulan,” katanya.
Sejoli itu saling menatap. H-a-r-u. Sepasang bola mata saling berhadapan. Sudah lama. Lama sekali, mereka tak bersua. Matanya berkaca-kaca. Sesekali bulir bening yang melewati pipi itu diusap lembut. Sudah lama. Lama sekali, mereka tak saling berpandangan.
Sejoli itu saling memandang. Pandangan yang dirindukan. Bagaimana tidak rindu? Berhari-hari, pasangan suami istri itu dipisahkan paksa oleh sel jeruji hingga tembok yang menjulang tinggi.
Kini, mereka bersua kembali setelah memendam rindu. Walau, jeruji besi itu masih membatasi.
Itu kali pertama Erma Sriharjani dan Endro Sudarsono kembali saling memandang setelah berhari-hari jarak dan tembok tebal memisahkan mereka. Tiga bocah kecil malu-malu melihat Abi mereka, yang masih terhalang jeruji besi.
Suasana sempat membisu. Mereka saling menatap syahdu. Tangis pecah. Air mata kian meruah. Tak ada yang bisa dilakukan kecuali saling menatap. Jemari-jemari itu kini bertaut. Genggaman yang erat, genggaman yang begitu berkesan.
Sederhana memang, hanya saling menggenggam erat, sejoli itu merasa sangat bersyukur.
“Setelah besuk kedua saya baru bisa bertemu anak dan istri secara fisik barulah rasa kangen itu tersampaikan, walaupun masih terbatas oleh kawat atau pagar, sehingga saya benar-benar bersyukur walau hanya dengan menempelkan tangan dan anak serta Istri dengan dibatasi dengan pembatas,” kenang Endro Sudarsono, Humas Laskar Umat Islam Solo (LUIS) kepada Jurnalislam.com beberapa waktu lalu.
Tak pernah terbayangkan dalam benak Endro, ia akan mendekam dalam penjara terhadap tudingan yang ia tak lakukan sama sekali. Ia dan beberapa aktivis LUIS dan juga seorang jurnalis Panjimas.com Ranu Muda ditangkap karena dituding merusak Social Kitchen, walau kemudian tak terbukti dan divonis bebas oleh Majelis Hakim.
Namun, lima bulan 12 hari di balik jeruji tanpa kesalahan bukanlah sesuatu yang ringan bagi istri dan ketiga anak Endro. “Maka bagi kami yang telah ditahan selama 5 bulan 12 hari itu adalah perbuatan dzalim,” lirih Endro.
Sang belahan jiwa, Erma Sriharjani masih ingat betul 5 bulan 12 hari silam, ketika petaka malam itu terjadi. Hari masih larut. Ia bersama sang suami dan ketiga anaknya masih terlelap dalam selimut malam.
Selasa dini hari (20/12/2016) tiga mobil berisi anggota polisi bersenjata laras panjang datang ke rumah mereka di Ngruki, RT 7 RW16, Cemani, Grogol, Sukoharjo.
“Duk..duk..duk..” suara keras dari balik pintu sana membangunkan tidur mereka. Suara ribut-ribut menyeruak. Endro keluar dari kamar, berjalan dan membukakan pintu rumah.
Begitu pintu dibuka, seorang polisi tanpa ba-bi-bu datang berteriak-teriak meminta Endro menandatangani surat penangkapannya. “Saya kaget saat menuju ke ruang tamu ternyata ada empat polisi membawa senjata duduk di kursi tamu,” kata Erma.
Menurut Erma, penangkapan suaminya mirip Densus 88 yang sedang melakukan penggrebekan teroris. Saat itu, bocah mungilnya, Adib Bisbahuddin al Bahir yang baru berusia 15 bulan menangis histeris melihat ribut-ribut di dini hari itu.
Panik. Erma yang saat itu masih belum bersiap karena terlihat auratnya meminta polisi agar menunggu di luar. Namun, Endro malah ditodong senjata dari belakang dan diminta masuk ke mobil.
“Saya teriak-teriak mbok diluar saja to pak, lha pas gitu anak saya nangis terus” kata Erma. Erma pun ditinggal sendirian setelah Endro ditangkap. Tak lama, polisi kembali lagi meminta HP Endro diserahkan.
“Salah seorang anggota Polda Jateng memberikan surat penangkapan. Saya kaget isi surat itu status suami saya sebagai tersangka dalam kasus perusakan dan pengeroyokan di Resto Social Kitchen,” kata Erma.
Detik itu pula, ia yakin bahwa suaminya merupakan korban kriminalisasi. Erma sangat mengenal bahwa suaminya tak akan bertindak di luar koridor hukum. Ia yakin bahwa sang belahan jiwa sama sekali tak bersalah, dan hal ini yang akan ia perjuangakan. Dan perjuangannya berbuah manis. Endro bebas!
Endro bersama teman-temannya sujud syukur setelah divonis bebas oleh majelis hakim di PN Semarang, Rabu (31/5/2017).
Seharusnya saat itu Endro merasa senang karena itu kali pertama dia dibesuk oleh sang istri Erma Sriharjani (36) dan tiga buah hatinya : Haura Fadia Qurrota A’yun (6), Fathin Rahma Adila (4) dan Adib Bisbahuddin al Bahir (2). Sudah berhari-hari ia memendam rindu.
Hari pertama ia dibesuk, Endro berharap dapat secara langsung bersua. Namun apa daya? Ia hanya dapat memendam rindu. Bahkan tak bisa saling bercakap. Bola matanya yang mulai berair hanya dapat melihat sosok-sosok yang dicintainya di balik layar sana.
Wajah yang begitu dirindu. Endro lambaikan tangan. Sosok di seberang layar sana dengan mata berkaca hanya bisa melambai balik. Hati Endro bak teriris. Ia bertanya-tanya, mengapa tak bisa bersua dengan istri dan anaknya sendiri? Padahal, sudah lama ia tak bertemu mereka.
“Kemudian kami setelah di besuk pertama di minggu-minggu pertama barulah kami bisa dibesuk keluarga hanya saja belum bisa bertemu fisik kami hanya melambaikan tangan melalui CCTV. Saya hanya bisa melihat anak dan keluarga dari CCTV. Di situlah saya merasakan bahwa saya dizalimi karena kami sudah ditahan anak jauh Istri jauh tetapi kami tidak bisa bertemu secara fisik,” kenang Endro.
Barulah kekangenan itu berbalas pada pertemuan berikutnya, ketika mereka saling berpandangan dan meruahkan segala isi hati yang memuncah di dada. Walau hanya saling menatap, saling menempelkan jemari dalam genggaman yang erat. Tangis yang pecah disusul untaian kata rindu.
Pertemuan usai. Endro pun kembali ke balik jeruji. Erma, terus menyuarakan bahwa suaminya tak bersalah. “Dari keluarga istri tahu, untuk ke anak harus menjelaskan ini ujian dan takdir dari Allah, Abi ini tidak bersalah,” kenang Endro.
Bahkan, sang anak sampai menyanyikan lagu bahwa ayah mereka tak bersalah. Haura Fadia Qurrota A’yun, dengan lancar melafalkan syair lagu pembelaan pada ayahnya.
Wahai Bapak Kejari
Jangan Bohongi Kami
Tolong bawa pulang Abi yang Baik Hati
Endro bersama anak-anak
Berkali-kali ia nyanyikan saat sidang Endro untuk menyemangati sang Abi. Dengan dukungan penuh kelurga, Endro pun optimis bahwa dirinya akan bebas karena ia sama sekali tak melakukan apa yang dituding jaksa.
“Sejak awal pembacaan dakwaan kami optimis. Dakwaan tidak menguraikan apa yang kami lalukan, pasal-pasalnya jelas,” kata Endro. Karenanya, ia menjalani kehidupan di penjara dengan optimis dan menganggap bahwa kriminalisasi terhadap dirinya dan kawan-kawannya merupakan ujian dari Allah.
Sejak kali pertama menginjakkan kaki di penjara, lalu dibawa ke Lapas Kedungpane Semarang, Endro selalu meminta polisi untuk menyediakan mushaf al Quran, karena bagi LUIS, kalam Ilahi lah yang akan menjadi pelipur lara mereka saat mereka dizalimi.
“Karena sesuatu yang kami belum pernah kita temui sebelumnya terus kami menemui Polisi untuk menyediakan mushaf al Quran,” kata Endro.
Di dalam lapas pun, rupanya Endro menghidupkan kegiatan keislaman seperti shalat berjamaah, tausiyah, kajian bahkan sebelum bebas, ia melakukan tarawih berjamaah.
“Kami lakukan kultum setiap bada maghrib. Kami lakukan Jum’atan di dalam Blok kemudian setiap hari juga ada One Day One Juz (ODOJ) oleh Bapak WaDir Tahanan DITTAHTI kami sebagai pembimbing baik itu Iqro’ ataupun Al Qur’an,” kenang Endro sambil tersenyum.
Ia berharap, walaupun di balik jeruji, ia dan kawan-kawannya tetap dapat beribadah dan terus beramal. Tak jarang, saat dalam malam yang sunyi, ia tetiba saja menangis.
Air matanya meleleh begitu saja. Apalagi saat dirinya membaca Al Qur’an karena teringat kisah-kisah para Nabi terdahulu yang dizalimi. Doa dalam ruang sel 2,5 x 3 m itu membuat Endro benar-benar luluh di hadapan sang Maha. Bahwa masih ada harapan akan keadilan di negeri ini.
“Kalau berdo’a membaca Al Qur’an tiba-tiba kami menangis. Doa khas yang kami baca adalah doa khas Nabi Musa “Robbi Shrohli Shodri, wa ya shirli amri wahlul Uqdantan min lisani…..” itu doa yang wajib kami baca berulang-ulang, kemudian kami juga membaca surat Al Baqarah ayat yang terakhir ” La yukalifu….. “ itu menjadi penyejuk hati ataupun Tombo Ati Bahwa Allah bersama kami. Ujian selalu terjadi kepada hambanya pada suatu masa,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
Endro bersama anak
Dan kini, Endro sudah kembali menghirup udara bebas dan menyesap sinar mentari senja. Kembali bersua bersama sang belahan jiwa dan buah hati. Walau dizalimi, Endro berharap kejadian kriminalisasi terhadap aktivis Islam, ulama dan ormas Islam tidak terjadi kembali di negeri ini.
“Semoga ini menjadi yang terakhir. Sebab, menurut sejarah, kita lihat bagaimana kehancuran rezim-rezim yang zalim. Insya Allah akan selalu ada pertolongan bagi umat Islam walau kezaliman itu datang. LUIS tidak akan pernah berhenti untuk melakukan amar maruf nahi munkar. Mohon doanya,” tutup Endro kembali beraktivitas.
BANDUNG (Jurnalislam.com) – Sajikan layanan kemudahan berbagi khususnya Zakat, Infak-Sedekah dan dana filantropi Islam lainnya, Sinergi Foundation (SF) meluncurkan aplikasi “ZakatApp” di 10 hari terkahir Ramdahan 1438H/ 2017. Aplikasi yang kini sudah dapat diunduh di PlayStore ini memiliki sejumlah fitur, antara lain: program Sinergi Foundation (SF), kalkulator zakat, rekening zakat, Klik Donasi, dan info penyaluran donasi.
“Tak hanya memudahkan masyarakat dalam berdonasi, aplikasi ini pun berupaya mengedukasi muzakki dan segenap insan peduli agar mampu menghitung zakatnya sendiri,” ungkap CEO Sinergi Foundation, Ima Rachmalia dalam Launching ZakatApp, di RM Ampera Pasteur Bandung, Kamis (15/6/2017).
Menurutnya, kehadiran ZakatApp dinilai sangat penting, seiring dengan bertumbuhnya minat ber-ZISWAF masyarakat muslim dari kalangan middle class. Sehingga, masyarakat membutuhkan wadah yang memudahkan mereka berbagi pada sesama.
“Aplikasi ini mudah, lantaran tinggal mengunduh aplikasi, dan masyarakat bisa berbagi kapanpun di manapun. Juga menenangkan, karena disalurkan melalui lembaga pengelola yang insya Allah terpercaya,” lanjutnya.
Ima menuturkan, keberadaan ZakatApp ini diharapkan akan secara sustain menyokong keberlanjutan program-program sosial di Sinergi Foundation. Beragam kreativitas program pemberdayaan yang inspiratif di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan pembangunan sosial SF hadir menyentuh langsung masyarakat lapisan paling bawah di negeri ini.
Program-program tersebut antara lain: Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC), Lumbung Desa (LD), Beasiswa Pemimpin Bangsa (Sinergi Scholarship), Firdaus Memorial Park (FMP), Sinergi Pelayanan Masyarakat, dan beberapa program lainnya.
“Inovasi kami tak akan berhenti hanya di ZakatApp. Dengan sinergi antar segenap elemen peduli, SF akan terus meningkatkan kreativitas, kapasitas, serta memperluas jangkauan pengabdian, demi terwujudnya masyarakat yang mandiri, produktif dan berkarakter,” pungkasnya.
KARANGANYAR (Jurnalislam.com)- Pondok Pesantren Salman Al Farisiy menggelar i’tikaf perdana selama 10 hari terakhir ramadhan bertempat di Masjid Darul Anshor Komplek Pon-Pes Salman Al Farisiy Karangpan, Kamis (25/6/2017).
Sebanyak 42 peserta mengikuti Acara pembukaan i’tikaf berasal dari pelbagai kota seperti Solo, Madura, Surabaya Jawa Timur, Magelang, Solo dan kota-kota yang lain.
Direktur PP Salman Al Farisiy ustadz Sanif Aliysahbana mengungkapakan bahwa i’tikaf merupakan sunnah Rasulullah dan berharap itikaf kali ini merupakan ikhtiar menghidupkan sunnah Nabi.
“Kami memberikan Fasilitas kepada Hamba Allah yang mempunyai samangat untuk beribadah kepada Allah,” kata ustadz Sanif.
Senada dengan Ustadz Sanif, Kelik Subagyo selaku panitia mengungkapkan rasa bangganya karena i’tikaf yang baru diadakan untuk pertama kalinya ini mendapatkan sambutan yang sangat antusias dari para peserta.
“Kami selaku panitia mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari para peserta dan minta ma’af kepada para pendaftar karena kuota kami terbatas sehingga kami belum bisa mengcover semua pendaftar,” ujarnya kepada Jurnalislam.com.
AFGHANISTAN (Jurnlaislam.com) – Sebuah Kuil Syiah di ibukota Afghanistan Kabul ditargetkan pada hari Kamis dalam “serangan teroris” menurut Kementerian Dalam Negeri, lansir Al Arabiya, Kamis (15/6/2017).
Juru bicara Kementerian Najib Danesh mengatakan bahwa polisi telah dikirim ke tempat kejadian serangan martir dan menyebutkan ada korban jiwa.
Serangan tersebut terjadi saat masjid-masjid di sekitar kota ramai dikunjungi jamaah yang melakukan sholat tarawih sebagai bagian dari ibadah bulan suci Ramadhan.
Kuil Al Zahra digunakan oleh minoritas Syiah Kabul, yang pernah menjadi sasaran pemboman martir di masa lalu, termasuk serangan terhadap sebuah kuil Syiah pada bulan November yang menewaskan lebih dari 30 orang.
Kelompok IS mengklaim atas serangan tersebut, serta serangan bulan Juli sebelumnya yang menewaskan lebih dari 80 orang pada demonstrasi yang sebagian besar warga Syiah.
MESIR (Jurnalislam.com) –Ikhwanul Muslimin Mesir dan mantan kandidat presiden sayap kiri mendesak seluruh warga Mesir untuk turun ke jalan pada hari ini Jumat (16/6/2017) untuk memprotes persetujuan parlemen mengenai sebuah kesepakatan demarkasi perbatasan kontroversial yang akan memindahkan kedaulatan atas dua pulau Laut Merah dari Mesir ke Arab Saudi.
“Rakyat Mesir harus berdiri bersatu melawan kesepakatan ini,” Hamdeen Sabbahi, yang tidak berhasil memenangkan pemilihan presiden pasca-kudeta pertama di Mesir pada tahun 2014, mengumumkan pada sebuah konferensi pers Rabu malam di markas besar Partai Demokratik sayap kiri Mesir di Kairo, lansir World Bulletin Kamis (15/6/2017).
Dia meminta anggota masyarakat untuk mengadakan demonstrasi di lapangan umum di seluruh negeri setelah shalat Jumat untuk “menyatakan penolakan terhadap rezim Presiden Abdel-Fattah al-Sisi saat ini.”
Setelah konferensi pers hari Rabu, Sabbahi memimpin demonstrasi – diikuti oleh puluhan wartawan dan aktivis – dekat Dataran Talaat Harb Kairo (terletak di dekat Alun-alun Tahrir yang terkenal di Mesir) yang dengan cepat dibubarkan oleh pasukan keamanan.
Tak lama kemudian, kelompok Ikhwanul Muslimin yang dilarang pemerintah juga mengeluarkan seruan untuk “aksi kemarahan Jumat” terhadap perjanjian demarkasi perbatasan maritim.
“Kami menyerukan gelombang baru demonstrasi melawan al-Sisi dan rezimnya,” menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut.
Ketika menjabat sebagai menteri pertahanan pada tahun 2012, al-Sisi memimpin sebuah kudeta militer yang kemudian menggulingkan dan memenjarakan Muhammad Mursi – presiden terpilih pertama yang dipilih secara bebas di Mesir yang juga pemimpin Ikhwanul Muslimin.
Setelah kudeta tersebut, Ikhwanul Muslimin secara resmi dilarang dan ditetapkan sebagai “kelompok teroris” oleh rezim pasca-kudeta Mesir.
Pada hari Rabu, parlemen Mesir menyetujui perjanjian demarkasi perbatasan, yang pada awalnya ditandatangani tahun lalu antara Kairo dan Riyadh.
Jika diimplementasikan, kesepakatan tersebut akan secara efektif memindahkan kedaulatan atas dua pulau Laut Merah yang tak berpenghuni – Tiran dan Sanafir – dari Mesir ke Arab Saudi.
Langkah tersebut dilakukan meski ada oposisi dari kelompok rakyat populer dan keputusan Pengadilan Tinggi Administrasi Mesir yang menolak usulan transfer ke Arab Saudi bulan Januari.
Pada bulan April tahun lalu, Kairo pertama kali mengumumkan rencana untuk memindahkan kedua pulau tersebut, yang terletak di mulut Teluk Aqaba antara Arab Saudi dan Semenanjung Sinai Mesir, ke kepemilikan Saudi.
Berita tentang kesepakatan itu memicu sebuah demonstrasi publik di tengah tuduhan bahwa al-Sisi “menjual” wilayah Mesir ke Arab Saudi yang kaya minyak, yang sejak kudeta tahun 2013 telah memberikan miliaran dolar ke Mesir untuk menopang ekonomi negara yang sedang sakit tersebut.
CHINA (Jurnalislam.com) – Sedikitnya tujuh orang tewas dan 66 lainnya luka-luka dalam sebuah ledakan di sebuah taman kanak-kanak di China timur, media pemerintah melaporkan.
Ledakan itu terjadi saat anak-anak dijemput dari sekolah di kota Xuzhou di provinsi Jiangsu pada hari Kamis (15/6/2017), kata polisi, lansir Aljazeera.
Tidak jelas apakah ledakan itu adalah sebuah kecelakaan atau sebuahn serangan yang disengaja.
Surat kabar resmi Global Times melaporkan di situsnya bahwa insiden tersebut disebabkan oleh ledakan tabung gas di sebuah warung makanan pinggir jalan, dengan mengutip seorang saksi yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarga Shi.
Rekaman kamera ponsel yang diposkan di situs resmi surat kabar People’s Daily menunjukkan lebih dari selusin orang tergeletak tak bergerak di depan gerbang sekolah.
Kekuatan ledakan itu sampai merobek pakaian beberapa orang yang terbaring di tanah di samping genangan darah.
Seorang wanita terlihat memeluk anaknya, yang sedang menangis. Video tersebut juga menunjukkan ambulans tiba dan petugas medis mendorong orang ke ruang gawat darurat.
Pemerintah Xuzhou mengatakan dua orang tewas di tempat kejadian dan lima lainnya meninggal di sebuah rumah sakit. Sedikitnya empat lainnya terluka parah, katanya.
Panggilan telepon di taman kanak-kanak dan rumah sakit setempat tidak terjawab, kantor berita AP melaporkan.
Seorang pejabat di kantor polisi di wilayah Fengxian mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ledakan tersebut sedang diselidiki.
Ini adalah tragedi terakhir yang menyerang sebuah taman kanak-kanak di China dalam beberapa pekan terakhir.
Sebuah bus sekolah yang dipenuhi murid-murid taman kanak-kanak meledak dan terbakar di dalam sebuah terowongan di provinsi Shandong timur pada tanggal 9 Mei, menewaskan 11 anak, seorang guru dan sopir.
Pejabat kemudian mengatakan bahwa api sengaja diatur oleh pengemudi, yang marah karena kehilangan upah lembur.
Pada tahun 2010, hampir 20 anak terbunuh dalam serangan di sekolah, mendorong tanggapan dari pejabat tinggi pemerintah dan menyebabkan banyak sekolah meningkatkan keamanan dengan menempatkan penjaga dan memasang gerbang serta penghalang lainnya. Tahun lalu, seorang penyerang dengan pisau terhunus melukai tujuh siswa di luar sebuah sekolah dasar di kota utara.
China menerapkan kendali ketat atas senjata api dan sebagian besar serangan dilakukan dengan menggunakan pisau, kapak atau bahan peledak buatan sendiri.
TURKI (Jurnalislam.com) – Ulama-ulama Muslim terkemuka dari Turki menerbitkan sebuah pernyataan pada hari Kamis, untuk mendukung ketua Persatuan Cendikiawan Muslim Internasional Qatar Yusuf al-Qaradawi, World Bulletin melaporkan Kamis (15/6/2017).
“Kami menyatakan bahwa kami bersama negara Qatar dan para ilmuwan seperti Qaradawi, yang menentang imperialisme. Kami menuntut agar tindakan irasional terhadap mereka berakhir,” kata pernyataan tersebut.
Ulama-ulama ini menggambarkan perlakuan yang diterima Qaradawi, Ikhwanul Muslimin dan Hamas sebagai tidak adil.
“Dengan menuduh dua gerakan terhormat ini [Ikhwanul Muslimin dan Hamas] sebagai teroris, dan menganggap semua orang yang dekat dengan mereka sebagai musuh, sama saja dengan menghancurkan semua orang yang memikirkan umat dan menentang imperialisme,” kata pernyataan tersebut.
“Yusuf al-Qaradawi dan ilmuwan lainnya seperti dia adalah kehormatan dan nurani umat ini,” pernyataan tersebut menambahkan.
Juga dinyatakan bahwa kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Arab Saudi menjadi alasan blokade melawan Qatar.
Penandatangan pernyataan tersebut termasuk ulama terkenal Ahmet Agirakca, Yusuf Ziya Kavakci, Ramazan Kayan, Nureddin Yildiz, Ahmet Tasgetiren dan Ali Riza Demircan.
Pada tanggal 9 Juni, sebuah pernyataan bersama oleh Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan UAE menuduh 59 individu dan 12 organisasi amal di Qatar “terkait dengan teror”.
Daftar tersebut termasuk Qaradawi, dan menteri dalam negeri Qatar Abdullah bin Khalid.
Qatar membalas pada hari yang sama (Jumat, 9 Juni) dalam sebuah pernyataan kementerian luar negeri yang menggambarkan tuduhan tersebut sebagai “tidak berdasar dan fitnah”.