JAKARTA (Jurnalislam.com)– Indonesia Halal Lifestyle Center kembali akan menggelar The 2nd Indonesia International Halal Lifestyle Expo and Conference (INHALEC) pada 19-21 Oktober 2017 di Balai Kartini, Jakarta. Kegiatan yang kedua kalinya ini didukung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Masyarakat Ekonomi Syariah, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Secara keseluruhan expo akan mendorong 10 sektor yang menjadi bagian dari gaya hidup halal, yakni makanan, pariwisata, fashion, kosmetik, pendidikan, finansial, farmasi, media dan rekreasional, layanan kesehatan dan kebugaran serta seni dan budaya.
INHALEC diselenggarakan sebagai tanggapan atas persaingan global di sektor industri halal. Ajang ini akan membuktikan Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim tak sekadar bisa menjadi konsumen industri halal, tapi juga produsen.
Untuk memacu laju pariwisata Halal di Indonesia, pemerintah Indonesia menargetkan pada 2020 kehadiran wisatawan Muslim dunia untuk datang ke Indonesia sebanyak 5 juta orang dari total 168 juta wisatawan Muslim sedunia.
Hal ini tidaklah mudah, mengingat tren persaingan bisnis halal kian ketat di sejumlah negara. Bahkan, di negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim, seperti Jepang, Korea, Thailand dan Chile juga tengah berusaha mempromosikan pariwisata halal.
Hal yang sama sudah selayaknya dilakukan oleh Indonesia, yakni dengan melihat halal bukan hanya sekadar aturan dalam hukum Islam, namun juga sebagai gaya hidup yang komprehensif.
Ketua Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar mengatakan bahwa beberapa negara di dunia termasuk keempat negara yang disebutkan di atas telah memiliki ajang pameran industri halal tahunan. “Dengan acara ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang tercatat eksis jadi penyelenggara Halal Expo dan Conference dan masuk agenda global untuk bulan Oktober,” ujar Sapta kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/10) dilansir Republika.co.id.
INHALEC mencoba untuk mengisi kesenjangan di bidang pengembangan bisnis halal dengan menyelenggarakan sebuah rangkaian acara yang meliputi expo yang memamerkan produk halal, konferensi untuk membahas tren global dan kesempatan bisnis di industri halal serta penampilan seni dan budaya benuansa religi yang dikemas dalam nuansa kolaborasi musik emik dan modern.
SURIAH (Jurnalislam.com) -Sedikitnya dua polisi tewas dan enam lainnya cedera berat setelah penyerang meledakkan diri di markas komando polisi di ibukota Suriah, Damaskus, menurut media rezim Suriah, Aljazeera melaporkan.
Pembom martir mencoba menyerbu gedung polisi utama dan bentrok dengan para penjaga sebelum meledakkan alat peledak mereka di luar pada hari Rabu (11/10/2017), lapor televisi pemerintah Suriah.
Sebuah laporan DPA yang mengutip kantor berita resmi Suriah mengatakan dua pembom meledakkan ikat pinggang mereka di luar kantor polisi di Jalan Khaled bin al-Walid, sementara pembom ketiga meledakkan dirinya di pintu masuk sebuah pasar di jalan yang sama.
Serangan hari Rabu adalah insiden kedua bulan ini setelah sekelompok orang bersenjata membidik sebuah kantor polisi di distrik Al-Midan, Damaskus, pada 2 Oktober.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (the Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) mengatakan September adalah bulan paling mematikan dalam konflik tahun ini, dengan sedikitnya 3.000 orang, termasuk 955 warga sipil, terbunuh.
“Lebih dari 70 persen warga sipil terbunuh akibat serangan rezim Assad dan serangan udara brutal Rusia, atau akibat serangan udara koalisi internasional” yang memerangi kelompok Islamic State (IS), menurut Rami Abdel Rahman, kepala SOHR.
Jumlah orang yang terbunuh pada bulan September lebih tinggi bukan hanya karena meningkatnya pertempuran dan “serangan udara intensif dari koalisi internasional dan Rusia terhadap benteng-benteng IS di utara dan timur Suriah, namun juga karena meningkatnya serangan udara Rusia dan rezim di daerah-daerah yang dikuasai oposisi,” Abdel Rahman mengatakan.
Didukung oleh serangan udara Rusia, pasukan rezim Syiah Bashar al-Assad sedang berperang untuk merebut kembali daerah-daerah di provinsi timur Deir Az Zor yang dikendalikan oleh IS.
Sebuah koalisi internasional pimpinan AS telah memberikan dukungan udara kepada aliansi Kurdi-Arab, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang uga memerangi IS di bekas benteng utara mereka di kota Raqqa dan Deir Az Zor.
JENEWA (Jurnalislam.com) – Serangan Myanmar selama berbulan-bulan terhadap Muslim Rohingya telah menjadi operasi terpadu dan terorganisir dengan baik yang secara eksplisit dimaksudkan untuk mendorong mereka keluar dari negara tersebut ke Bangladesh dan menghalangi kembalinya mereka, sebuah laporan terbaru PBB mengatakan pada hari Rabu (11/10/2017), lansir Anadolu Agency.
“Serangan brutal terhadap Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine utara telah terorganisir dengan baik, terkoordinasi dan sistematis, dengan tujuan untuk tidak hanya mengusir penduduk keluar dari Myanmar namun juga mencegah mereka untuk kembali ke rumah mereka,” menurut sebuah laporan PBB baru berdasarkan 65 wawancara dengan individu dan kelompok yang dilakukan di Bangladesh.
“Pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap penduduk Rohingya dilakukan oleh pasukan militer Myanmar yang sering dibantu dengan orang-orang Buddhis Rakhine bersenjata,” kata laporan tersebut.
“Dalam beberapa kasus, sebelum dan selama serangan, megafon digunakan untuk mengumumkan: ‘Anda tidak berhak di sini – pergilah ke Bangladesh. Jika Anda tidak pergi, kami akan membakar rumah Anda dan membunuh Anda’,” katanya.
Laporan ini juga menyoroti sebuah strategi untuk “menanamkan ketakutan dan trauma yang dalam dan meluas – fisik, emosional dan psikologis” di antara populasi Muslim Rohingya.
Laporan tersebut menyebut operasi yang diluncurkan oleh pasukan militer Budha Myanmar menyerang warga Muslim Rohingya sebagai operasi pembersihan.
Memperhatikan keprihatinan serius akan keamanan ratusan ribu orang Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine utara, PBB meminta pihak berwenang Myanmar untuk “segera mengizinkan petugas kemanusiaan dan hak asasi manusia bebas mengakses wilayah-wilayah yang dilanda bencana.”
Kepala Komisi Komisioner Tinggi Komisaris Hak Asasi Manusia (the Office of the High Commissioner for Human Rights-OHCHR) Thomas Hunecke mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Jenewa “Kami telah menerima informasi yang sangat kredibel bahwa ranjau darat ditanam setelah 25 Agustus di perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh dan kemungkinan ranjau ini ditanam untuk mencegah populasi Rohingya agar tidak kembali.”
Anggota misi OHCHR Myanmar, Karin Friedrich, memperhatikan bahwa tidak hanya pembersihan etnis tapi juga tempat-tempat religius, dengan ada masjid yang terbakar dan Quran suci yang dirusak.
Kepala HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein menggambarkan operasi pemerintah Myanmar di Rakhine utara sebagai “contoh buku teks pembersihan etnis.”
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari operasi militer di Myanmar dimana militer dan massa Buddhis membunuhi pria, wanita dan anak-anak, menyiksa, menjarah rumah, dan membakar desa Rohingya.
Sejak 25 Agustus, ketika militer melancarkan tindakan keras terhadap warga Muslim Rohingya, 519.000 warga Rohingya telah menyeberang dari negara bagian Myanmar di Rakhine ke Bangladesh, menurut PBB.
Ini adalah perpindahan populasi sipil Asia yang “terbesar dan tercepat” sejak tahun 1970an, kata PBB.
Turki berada di garis terdepan untuk memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya dan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengangkat isu tersebut di PBB.
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai kaum Muslim yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak ratusan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
PBB telah mendokumentasikan pemerkosaan massal, pembunuhan, mutilasi, penyiksaan – termasuk bayi dan anak kecil – pemukulan brutal, dan penghilangan yang dilakukan oleh petugas keamanan. Dalam sebuah laporan, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran tersebut mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
JAKARTA (Jurnalislam.com) – Global Islamic Economy Indicator 2017 merilis bahwa Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara konsumen industri halal terbesar di dunia. Indonesia menempati peringkat nomor satu di dunia dalam belanja makanan halal. Di sektor pariwisata halal, Indonesia berada di urutan nomor lima di dunia. Sementara untuk obat-obatan dan kosmetika halal serta keuangan syariah, Indonesia menempati peringkat keenam dan kesepuluh di dunia. Dalam proyeksi ke depan pemerintah menginginkan Indonesia bisa masuk kategori 10 besar negara produsen halal dunia.
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sebagai badan yang dibentuk Pemerintah untuk menyelenggarakan Jaminan Produk Halal (JPH) diharapkan menjadi stimulan untuk membangkitkan dan menggairahkan perkembangan industri halal di Tanah Air yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya berharap BPJPH segera mengonsolidasikan tugas dan fungsi badan ini baik menyangkut perangkat kelembagaan, infrastruktur regulasi, prosedur kerja, layanan sertifikasi, sistem pengawasan maupun aspek pengembangan kerja sama domestik dan global,” ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam peresmian Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) di Auditorium HM. Rasjidi Kementerian Agama, Rabu (11/10).
Menag minta pelayanan sertifikasi dan pengawasan Jaminan Produk Halal menerapkan secara konsisten prinsip integritas, transparansi, dan menghindari segala macam pungli dan gratifikasi. Badan yang lahir berdasarkan amanat UU No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal ini juga harus proaktif melakukan penguatan basis kerja sama dan pengembangan diplomasi halal, baik pada level nasional maupun global.
Penguatan kerja sama itu antara lain dilakukan dengan kementerian dan lembaga terkait, serta Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kerja sama dengan LPH, misalnya bisa dilakukan dalam hal pemeriksaan dan/atau pengujian produk. Sedangkan kerja sama BPJPH dengan MUI, dilakukan dalam bentuk sertifikasi auditor halal; penetapan kehalalan produk; dan akreditasi LPH.
“Pasca beroperasinya BPJPH kewenangan MUI tetap penting dan strategis yaitu memberikan fatwa penetapan kehalalan suatu produk yang kemudian disampaikan kepada BPJPH sebagai dasar penerbitan Sertifikat Halal,” ujar Menag Lukman.
Menurut Menag dalam konteks ekonomi global, perkembangan industri halal dewasa ini telah menjadi trend dunia. Bahkan dalam proyeksi ke depan pemerintah menginginkan Indonesia bisa masuk kategori 10 besar negara produsen halal dunia.
“Saya yakin hal itu akan tercapai dengan adanya dukungan, kerja sama, sinergitas dan kebersamaan semua pihak. Pesan Al Quran tentang konsumsi produk halal merupakan pesan universal untuk kemashalatan umat manusia seluruhnya,” tuturnya.
KARANGANYAR (Jurnalislam.com) – Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Endro Sudarsono mengatakan bahwa pihaknya menemukan salah satu iklan Baliho ‘Naughty Nurse’ dari Amazon Karaoke yang sempat dipasang di dekat Bandara Adi Sumarmo tersebut, belum mendapatkan izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Karanganyar.
Endro menjelaskan, keterangan itu ia dapatkan ketika mempertanyakan izin usaha, terkait adanya Garden Beer di Amazon Executive Karaoke pada DPMPTSP Karanganyar, pada Senin,(9/10/2017) lalu. ” Itu dipastikan oleh petugas, mereka bilang, bahwa itu belum ada izinnya mas, tapi karena sudah dicopot, maka dianggap selesai,” katanya pada Jurnalislam.com Rabu, (11/10/2017).
” Sebenarnya yang kita minta izin itu apa saja, baik di Karaoke, ataupun di 11-12 Beer Garden, disitu katanya ada 3 kegiatan, Karaoke, Beer Garden, dan Pijat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Endro mengatakan, menurut salah satu petugas DPMPTSP Karanganyar, bahwa Amazon Karaoke tersebut sebenarnya adalah Shiatsu dan Spa family, namun, di tempat tersebut terdapat Karaoke dan Beer Garden.
” Amazon itu sebenarnya shiatsu dan pijat, Nah Karaoke itu miliknya Beer Garden, Amazon atau ada lain lagi, ini mereka belum bisa menyampaikan karena pada saat itu petugasnya baru ada acara Ta’ziyah, tapi kalau iklan dipastikan tidak ada izin,”ujarnya.
” Nah kita mengecek perizinannya di komplek itu apa saja, dia menjawab, kalau Amazon itu pijat, nah Karaokenya kita belum cek, tapi bisa dipastikan, bar itu belum ada izinnya, karena belum ada Perda,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Amazon Executive Karaoke sempat memasang iklan baliho visual perawat seksi di beberapa titik Soloraya, setelah mendapat banyak protes karena dianggap melecehkan profesi perawat, baliho tersebut pun akhirnya dicopot oleh pihak manajer Amazon Karaoke.
JURNALISLAM.COM – Subhanaallah sahabat shalehku. Sungguh Islam mengajarkan umatnya supaya pernikahan itu dipublikasikan. Rasulullah SAW bersabda, “A’linuu haadzan-nikaaha waj-‘aluuhu fi’l-masaajidi wadh-ribuu ‘alaihid-dufuufa” (Umumkanlah pernikahan, selenggarakanlah di masjid dan bunyikanlah tetabuhan).” (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Sebaliknya, sembunyi-sembunyi bukan hanya jauh dari sunnah apalagi syiar, malah justru menimbulkan mudhorot besar dan banyak fitnahnya.
Padahal, dia berjalan dengan istrinya difitnah berzina. Jelas salah yang memfitnah tetapi juga salah yang tidak mengumumkan pernikahannya karena membuka peluang fitnah.
Dakwah terbaik bukan hanya memberi contoh tetapi menjadi contoh nyata. Rasulullah menggendong Sayyidah Aisyah saat menyaksikan perlombaan kuda, mengangkat Sayyidah Shofiyyah naik onta, dan banyak lagi kisah indah Rasulullah.
Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata tentang Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam : “Beliau orang yang suka bercanda dengan istrinya” (HR Bukhari)
Jelas ini tontonan terindah bagi para sahabat yang menyaksikan ini. Tetapi, menjadi tuntunan dakwah dan uswah hasanah terindah, bersikap terbaik kepada keluarga dihadapan umat. Tontonan pun berubah menjadi tuntunan mulia.
Apalagi dakwah di era media sosial, benar-benar tantangan besar bukan lagi “katanya atau kisahnya saja, mana buktinya?!”
Karena itulah, dibutuhkan bukti contoh nyata bahwa syariat Allah itu memang sangat membahagiakan bagi hamba hamba yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya.
Jangan bermesraan bercumbu rayu dipublikasikan, jelas ini sangat memalukan, tetapi kebahagiaan, kebersamaan dan pendidikan yang menjadi contoh kebaikan hidup berumah tangga.
Khusus untuk poligami, hanya bagi yang mampu dengan syarat-syarat yang sangat berat. Terutama kesiapan istri pertama dan keluarga. Kalau tidak siap dan tidak mampu melakukannya, malah berakibat hancurnya bahtera rumah tangga. Untuk apa poligami kalau hanya berakhir dengan hancurnya rumah tangga? Maka, bersabarlah dan berbahagialah dengan cukup satu istri saja!
Any way, kalau hati itu bersih karena keindahan imannya, maka ia memandang apapun dengan bersih pula, penuh dengan kebaikan, kesantunan bahasa, dan kemuliaan bersikap. Tetapi sebaliknya, kalau hati itu kotor, maka ia memandang apapun denga buruk sangka, bahasa kedengkian, dan penuh hujatan kebencian.
Pepatah arab mengatakan, “Kalau hati sudah ridha disebut namanya saja sudah senyum senang, tetapi kalau hati sudah benci melihat gantungan bajunya saja sudah manyun ingin membuangnya”.
Allahumma ya Allah maafkanlah sahabat hamba yang memfitnah hamba. Maafkan sahabat hamba yang menghujat hamba, hamba yang difitnah dan dihujat ikhlas rela memaafkannya karena cinta sayang hamba pada mereka dan umat Nabi Muhammad SAW karena Engkau…aamiin.
Semoga Allah selalu berkahi persahabatan dan harakah dakwah kita… aamiin.
SURIAH (Jurnalislam) – Alasan yang dikemukakan ke publik oleh Turki adalah untuk mengusir faksi-faksi jihad yang terkait al-Qaeda di Suriah. Tapi ketika diselidiki lebih dalam, indikasi intervensi Turki di Idlib ini adalah upaya untuk membangun pengaruh di Suriah sebelum terlambat, kata para analis, Selasa (10/10/2017), lansir Middle east Eye.
Dorongan tersebut juga menandai penerimaan Ankara terhadap rezim Syiah Bashar al-Assad – hampir enam tahun setelah memintanya untuk mundur – dan sebuah konflik yang telah berubah menjadi pertarungan nyata politik.
Pada hari Sabtu (7/10/2017), setelah berbulan-bulan membangun militer Turki di sekitar Idlib dan mengatakan di media pemerintah bahwa sebuah intervensi akan terjadi, presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan dimulainya kampanye melawan koalisi faksi jihad Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Sejak 2014, pasukan oposisi telah menguasai provinsi Suriah utara yang sekarang dikendalikan penuh HTS, koalisi faksi jihad yang dipimpin oleh Jabhat Fath al Sham, nama baru Jabhah Nusrah, pada akhir Juli.
“Hari ini ada operasi serius di Idlib dan ini akan berlanjut, karena kita harus mengulurkan tangan kepada saudara-saudara kita di Idlib dan saudara-saudara kita yang tiba di Idlib,” kata Erdogan dalam pidato di televisi.
Turki, lanjutnya, tidak akan mengizinkan terbentuknya “koridor perang” di sepanjang perbatasannya dan operasi tersebut, yang dipimpin oleh pasukan oposisi Suriah yang didukung Turki, akan “memberi kami inisiatif baru mengenai masalah ini”.
Empat hari dalam misi tersebut, telah ada laporan tentang jihadis HTS yang melepaskan tembakan ke pasukan Turki di sebuah dinding di sepanjang perbatasan antara Turki dan Idlib, namun sedikit darah yang ditumpahkan.
Itu karena menurut analis pertempuran sengit tidak akan terjadi, setidaknya di awal, dengan adanya kesepakatan win-win: HTS akan mempertahankan kehadirannya di utara Suriah; sedangkan Turki, akan menghentikan orang-orang Kurdi Suriah yang berusaha mendirikan sebuah koridor ke Mediterania dengan mengisolasi daerah kantong Afrin milik mereka.
“Sejauh ini, menurut sumber yang berbeda – yaitu warga Suriah yang berada di lapangan dan juga pengamat – mereka mengatakan bahwa ada semacam pemahaman antara HTS dan pasukan Turki tentang ke mana harus pergi, apa yang harus dilakukan dan siapa yang akan berada di sana,” kata Haid Haid, seorang jurnalis dan pakar riset Chatham House.
“Turki ingin memaksakan kehadiran pasukannyanya di daerah itu sebelum orang lain melakukannya,” kata Haid. “Mereka bergerak sekarang untuk menciptakan zona penyangga yang akan berisi pejuang-pejuang HTS yang akan memungkinkan mereka beroperasi pada dasarnya di wilayah sekitar Afrin tanpa ada keberatan dari Rusia atau AS atau masyarakat internasional, yang mungkin merupakan hasil dari kesepakatan Astana baru-baru ini.”
Tapi masalahnya adalah apa yang terjadi setelah bab pertama ini selesai dan di sini Turki menemukan dirinya berada di tempat yang sulit.
Bisakah Turki meyakinkan HTS untuk membatasi aktivitasnya dan mengisolasi dirinya sendiri di dalam koridornya? Dan jika Turki mampu melakukan hal yang diragukan itu – apakah itu cukup untuk mencegah serangan udara pemerintah Rusia atau rezim Suriah terhadap kelompok jihadis – dan gelombang pengungsi yang akan datang bersama mereka?
Galip Dalay, seorang direktur peneliti di Sharq Forum dan rekan senior di Al Jazeera Center for Studies, mengatakan anggota HTS mempunyai kemampuan untuk bergabung dengan kelompok sipil setempat atau menyusup ke kelompok lain dalam perang, kemungkinan kecil untuk membelot.
“Bahkan dalam skenario ini, bahaya dan tingkat ancaman akan berkurang secara signifikan. Turki percaya bahwa mereka dapat melakukan hal ini tanpa mempertaruhkan sebuah konfrontasi besar,” katanya.
Tapi Aymenn al-Tamimi, seorang peneliti Forum Timur Tengah yang berbasis di AS, kurang yakin. Menurutnya pembelotan sangatlah tidak mungkin, dan jika kemudian terjadi pertempuran, bergantung pada FSA yang didukung Turki, seperti yang dilakukan Ankara selama operasi Euphrates Shield tahun lalu, tidak akan cukup.
“Jika Anda secara militer akan melakukan intervensi terhadap HTS, pastilah ada pasukan darat Turki yang berpartisipasi dalam hal itu, bukan hanya pasukan Euphrates Shield, yang ketika benar-benar terlibat dalam pertempuran militer – ketika mereka benar-benar harus menghadapi IS – mereka butuh waktu lama dan itu bukan pertarungan yang mudah melawan HTS,” katanya.
Ada juga dinamika lokal yang bisa menyulitkan pertempuran itu. Selama sepekan terakhir, HTS merilis sebuah pernyataan mengkritik oposisi moderat yang akan bekerja sama dengan Turki untuk melawan HTS, dengan menyoroti bahwa usaha mereka akan didukung oleh dukungan serangan udara Rusia musuh mereka sendiri.
“Sudah ada keyakinan bahwa pasukan FSA/Perisai Euphrates ini tidak populer. HTS telah memberikan informasi pada warga Idlib bahwa jika FSA/Perisai Euphrates menyerang itu akan didukung oleh serangan udara Rusia untuk melawan HTS, dan ini akan mencitrakan FSA/Perisai Euphrates lebih buruk dan gelomban warga sipil untuk bergabung dengan HTS akan lebih banyak.”
Seorang teman yang tinggal di daerah Druze di Idlib baru-baru ini mengatakan kepada Tamimi bahwa walaupun dia hidup bawah peraturan HTS, dengan Syariat Islam, dia masih akan memilih HTS untuk tetap menguasai wilayahnya daripada FSA.
“Dia mengatakan meskipun HTS mengatur kita, situasi keamanan jauh lebih baik,” kata Tamimi.
HTS masih mengendalikan – bahkan andaikan dalam kapasitas yang berkurang – ada yang mengatakan serangan akan terjadi.
“Jika banyak HTS yang mundur, kemungkinan Assad serta Rusia akan datang mengalahkan mereka dari selatan,” Josh Landis, direktur Pusat Studi Timur Tengah Universitas Oklahoma, mengatakan kepada Inside Story Al Jazeera pada hari Ahad.
“Itu akan menjadi negosiasi terakhir – apakah mereka akan berdiri sampai mati sebagai Negara Islam Suriah atau apakah mereka akan menyelesaikan kesepakatan dengan Turki untuk menyebrang ke Turki?”
Operasi baru tersebut juga terjadi kurang dari sebulan setelah putaran keenam perundingan Astana di mana Rusia, Turki dan Iran memutuskan untuk mendirikan zona de-eskalasi di Idlib, di antara beberapa lokasi lainnya.
Meskipun Turki telah bersiap selama berbulan-bulan untuk intervensi kedua yang harus diikuti pada Perisai Euphrates, sekarang mereka terlihat sangat mencolok untuk masuk sebelum pihak lain masuk, kata para analis.
“Turki melihat dirinya sebagai negara adidaya regional. Jika Iran memiliki saham di Suriah, mengapa Turki tidak?” kata Simon Waldman, seorang rekan penelitian tamu di King’s College London dan rekan Carter IPC di Pusat Kebijakan Istanbul (Istanbul Policy Centre-IPC). “Rusia memiliki latar belakang kekaisaran, tapi bagaimana dengan Turki? Turki juga.”
Meskipun ada rumor selama beberapa bulan bahwa Turki akan menyerang Afrin, Ankara menahan diri karena, mengingat kehadiran Rusia di daerah tersebut, ini berarti pertempuran dengan Moskow.
Jadi Turki, katanya, harus menemukan cara lain untuk mengukir wilayah dengan pengaruh dan menjamin perannya dalam membentuk masa depan kawasan ini.
“Ini 100 tahun setelah Sykes-Picot, tapi sekarang bukan Inggris dan Prancis, melainkan Rusia, Iran dan Turki,” kata Waldman.
Salah satu perhatian utama Ankara adalah, dengan pertarungan melawan kelompok Islamic State (IS) yang berakhir, kini agresor AS dan Rusia akan menargetkan HTS, melakukan pemboman tanpa pandang bulu tepat di perbatasan Turki, membuat jutaan pengungsi melarikan diri.
Tapi bersamaan dengan hal itu, kapan pun AS melakukan intervensi di Suriah, dia mengatakan, Kurdi telah memperluas wilayah mereka.
“Ketakutan itu, meski Idlib adalah provinsi yang cukup besar – kita berbicara tentang 2,5 juta orang – kita tidak dapat mencegah AS atau Rusia pergi dengan orang-orang Kurdi di jalan. Mereka mungkin akan membentuk sebuah pemerintahan,” kata Dalay. “Apakah orang-orang Kurdi akan sampai di Laut Tengah atau tidak? Ini adalah salah satu ketakutan terburuk bagi Turki.”
Mengisolasi Afrin tidak akan menjadi satu-satunya keuntungan bagi Turki: mempertahankan HTS sebagai sebuah kekuatan yang layak, kata Haid, dapat memberi Turki pengaruh yang dapat digunakan untuk menekan rezim Suriah, terutama jika, seperti yang diprediksi beberapa analis, perundingan Turki dengan Assad bisa segera terjadi.
Tapi Dalay mengatakan bahkan jika perundingan semacam itu terjadi, Turki pasti sudah mencapai tujuannya dengan intervensi ini, yang mencerminkan penerimaannya bahwa kontrol Kurdi Suriah hanya bisa dibatasi, tidak dihilangkan.
“Kami menghentikan kontaminasi wilayah SDF. Sekarang kita berada di Idlib. Ok, apa yang bisa Assad berikan untukmu?” kata dia.
KAIRO (Jurnalislam.com) – Delegasi kelompok Palestina, Hamas dan Fatah, memulai perundingan rekonsiliasi di ibukota Mesir, Kairo, Selasa (10/10/2017), untuk memperbaiki keretakan selama satu dekade, World Bulletin melaporkan.
Sumber diplomatik mengatakan “ada kemauan untuk membuat perundingan berhasil”. Sumber tersebut berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.
Pihak berwenang Mesir belum mengungkap rincian dan agenda perundingan.
Kairo saat ini memimpin upaya untuk menyembuhkan perpecahan politik satu dekade yang panjang antara kelompok Hamas yang berbasis di Gaza dan gerakan Fatah yang berbasis di Tepi Barat.
Pekan lalu, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah mengadakan pertemuan kabinet pertamanya di Gaza sejak pemerintah persatuan dibentuk pada tahun 2014, dalam sebuah langkah besar menuju rekonsiliasi Palestina.
Tepi Barat dan Jalur Gaza telah terbagi secara politis dan administratif sejak 2007, ketika Hamas merebut kendali Jalur Gaza dari Fatah setelah beberapa hari pertempuran jalanan.
Penguasaan Hamas terhadap Gaza pada tahun 2007 mengakhiri pemerintahan persatuan yang berumur pendek sebelumnya – setelah Hamas menguasai pemungutan suara legislatif Palestina 2006.
SURIAH (Jurnalislam.com) – Sebuah jet militer Sukhoi jatuh saat mencoba lepas landas dari markas Rusia di Hmeimim, Suriah, pada hari Selasa (10/10/2017), membunuh pilot dan kru, lansir kantor berita Rusia mengutip seorang juru bicara militer.
“Pesawat Su-24 berguling dari landasan pacu dan hancur saat mempercepat lepas landas … Awak pesawat tidak sempat keluar dan tewas,” kata juru bicara tersebut, Al Arabiya melaporkan.
Dia tidak menjelaskan berapa banyak orang yang tewas, namun Su-24 biasanya memiliki dua awak.
“Menurut sebuah laporan dari tempat kejadian, alasannya kemungkinan adalah kegagalan teknis,” tambahnya.
Agresor Rusia telah melakukan serangan udara di Suriah untuk mendukung rezim Syiah Bashar al-Assad sejak 2015.
Pada hari Selasa, kementerian pertahanan mengatakan pesawat Rusia saat ini melakukan 150 serangan per hari di Suriah timur.
Korban terbaru membuat korban tentara Rusia yang dilaporkan tewas di Suriah berjumlah 37.
Bulan lalu seorang jenderal Rusia tewas di dekat kota timur Deir Ezzor, di mana pasukan khusus Rusia berpartisipasi dalam serangan darat untuk mendukung rezim Assad.
JERUSALEM (Jurnalislam.com) – Ratusan pemukim Yahudi pada hari Selasa (10/10/2017) memaksa masuk Masjid Al-Aqsha di Yerusalem untuk merayakan hari raya zionis, Sukkot, seorang pejabat Palestina mengatakan, Anadolu Agency melaporkan.
Firas al-Dibs, juru bicara Wakaf Islam Palestina Yordania, yang bertanggung jawab untuk mengawasi situs-situs Islam kota tersebut, mengatakan bahwa total 537 pemukim, dengan dukungan polisi Israel, telah menyerbu kompleks tersebut sejak pagi.
Menurut al-Dibs, kelompok Yahudi telah meminta para pendukung untuk berkumpul di kompleks Al-Aqsa pekan ini untuk merayakan Sukkot, hari raya panjang yang berlangsung sepanjang pekan, yang dimulai pada hari Rabu dan akan berlanjut sampai hari Ahad.
Bagi umat Islam, Al-Aqsha mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Sedangkan Yahudi mengklaim bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Penjajah Israel menduduki Yerusalem Timur – di mana Al-Aqsha berada – selama Perang Timur Tengah 1967. Israel secara resmi mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibukotanya – sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.