RAQQAH (Jurnalislam.com) – Sebuah pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika dan Prancis di kota Ain Issa di Suriah utara dibom pada Ahad malam, menurut sumber setempat di Raqqah hari Senin (4/6/2018), Anadolu Agency melaporkan
Sumber-sumber yang berbicara dengan syarat anonimitas karena pembatasan berbicara dengan media, mengatakan Ain Issa di Raqqah utara berada di bawah kendali kelompok teror YPG/PKK.
Pangkalan itu dilaporkan menampung sekitar 200 tentara Amerika dan 75 tentara Prancis. Masih belum jelas apakah ada korban setelah ledakan itu.
YPG adalah cabang jaringan teroris PKK Suriah, yang telah mengobarkan perang melawan Turki selama lebih dari 30 tahun.
AS dan koalisi mengabaikan hubungan grup PYD/YPG dengan PKK, yang juga terdaftar sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa.
Turki telah berulang kali menentang dukungan AS untuk teroris PKK/PYD termasuk memasok senjata dan peralatan. AS menganggap teroris PKK/PYD sebagai “sekutu yang dapat diandalkan” di Suriah.
SURABAYA (JurnalIslam.com) Beredarnya di media sosial video nota pengiriman barang dari kertas bekas bertuliskan huruf arab oleh PT. Elteha Internasional Cabang Blitar di jalan Mastrip No 14 Kota Blitar dan alamat tujuan penerima barang di Sumenep, Madura, ditanggapi oleh sejumlah ormas Islam di Kota Blitar.
Pimpinan Kantor Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia Kota Blitar dan beberapa ormas Islam menggelar rapat bersama pejabat utama Polres Kota Blitar.
Dari pertemuan itu, Pimpinan MUI menyebut Kota Blitar bahwa penggunaan kertas bekas bertuliskan arab yang dilakukan oleh karyawan Elteha Internasional Cabang Blitar bukan unsur kesengajaan.
“Kami melihat itu bukanlah Alquran. Kalau Alquran itu tulisannya bolak-balik, bukan hanya satu halaman saja. Kalau kami menilai, itu hanya kertas yang diprint bukan sobekan Alquran. Kalau menurut penjelasannya itu tidak ada unsur kesengajaan,” terang ketua MUI Kota Blitar Subakir, Minggu (03/05/2018).
Dalam hal ini, MUI Kota Blitar menjelaskan apa yang tertulis dalam kertas nota pengiriman barang merupakan ayat suci dalam Alquran. Tetapi meskipun demikian, MUI Kota Blitar menilai peristiwa itu lebih pada akibat tidak jelinya karyawan Elteha Internasional Cabang Blitar dalam menggunakan kertas. Oleh karena itu, MUI juga meminta agar petugas kepolisian tetap menyelidiki kasus tersebut.
Terkait kasus tersebut, hal yang sama juga di sampaikan Kasubag Tata Usaha Kementerian Agama Kota Blitar Sholekan. Menurutnya, berdasarkan dari hasil koordinasi dan keterangan dari kepolisian membuktikan jika potongan kertas yang digunakan Elteha Internasional Cabang Blitar itu, sebagai resi pengiriman bukanlah kertas Alquran. “Semua sudah sepakat kalau itu bukan potongan kertas Alquran. Tadi pak polisi dan yang bersangkutan juga mengakui kalau itu (resi) bukan kertas Alquran,” imbuhnya.
Sementara itu, pantauan di kantor PT. Elteha Internasional Cabang Blitar, pasca peristiwa munculnya video resi kiriman paket menggunakan kertas bertuliskan arab itu, jasa pengiriman paket barang Elteha beralamatkan di jalan Mastrip No 14 Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar terlihat tidak ada aktivitas, dan tutup.
WONOGIRI (Jurnalislam.com)- Diajarkan tentang cara kepemimpinan Islam, itulah sebagian materi yang diberikan Panitia Pesantren Ramadhan dari Masjid At Taqwa desa Bulu, Eromoko, Wonogiri kepada 40 santri TPQ Al Hidayah saat mengikuti Pesantren Ramadhan yang berlangsung dari Jum’at-Ahad, (1-3/6/2018).
Selain itu, para santri yang terdiri dari anak usia KB/TK hingga SMP ini juga diajarkan tentang praktik ibadah, mendongeng, Tajwid dan pengenalan organisasi Muhammadiyah.
“Tentunya saya sangat bersyukur kegiatan ini berlangsung relatif sukses, nantinya akan ada evaluasi untuk pematangan konsep kegiatan yang rencananya akan kami laksanakan setiap memasuki bulan Ramadhan”, kata panitia pelaksana kegiatan, Dwi Suswatiningsihdi sela-sela acara.
Kegiatan yang baru pertama kali dilakakukan di salah satu desa pelosok di Wonogiri ini, mendapatkan respon positif dari warga masyarakat.
“Anak saya yang baru TK B sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini karena dikonsep dengan menyenangkan, Kegiatan ini juga sangat bagus untuk melatih kemandirian dan karakter yang positif bagi anak,” terang Nuryati salah satu walisantri.
Sementara itu, pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Eromoko ustaz Joko Santosa mengapresiasi langkah para pemuda Muhammadiyah dalam mengadakan kegiatan dakwah ditengah masyarakat.
“Kami atas nama pengurus PCM sangat bangga kegiatan ini bisa berlangsung atas inisiatif dari para kader Muhammadiyah yang berkiprah di masyarakat”, ungkap pria yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai KUA Eromoko ini.
Ia juga menambahkan bahwa pesantren ramadhan yang sudah dilaksanakan ini diharapkan bisa menjadi contoh untuk masjid-masjid lainnya.
SUKOHARJO (jurnalislam.com)- Sikap berlebihan yang ditunjukan simpatisan partai PDIP yang menggeruduk kantor berita Radar Bogor disebut Amir Jamaah Anshorusy Syariah Jawa Tengah ustaz Surawijaya adalah sebuah sikap yang inkonsisten.
Sebab, kata ustaz Rowi, mereka hanya diam membisu ketika ada yang menghina Presiden Jokowi yang notabennya sebuah lambang negara, meski, katanya, selama ini mereka selalu mengaku paling cinta NKRI dan paling Pancasialis.
“Tebang pilihnya PDIP mensikapi beberapa isu bahwa satu minggu lalu ada pemuda yang mengatakan kacung pada Jokowi, dan mereka diam dan pada saat yang sama ditulis berita ongkang ongkang ratusan juta justru mereka menunjukan pembelaan terhadap pemimpin mereka,” terangnya kepada jurnalislam.com Ahad, (3/6/2018).
“Ini menunjukan keplin-plannya mereka dalam mendukung kebenaran. ketika simbol negara yakni Presiden Jokowi dihina mereka diam dan sementara ketika yang bukan lambang negara, lambang Partailah kemudian mereka bersikap yang berlebihan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, menurut ustaz Rowi sikap partai PDIP tidak menunjukan sebuah partai yang mempunyai loyalitas terhadap NKRI, lebih dari itu, partai berlambang banteng ini juga dikatakan oleh ustaz Rowi sebagai partai yang anti kritik dan selalu merasa paling benar sendiri.
“Demikian ini adalah satu bukti bahwa mereka bukan cinta NKRI tapi cinta kepada partai, juga ancaman-ancaman ketika dikritik, barang siapa yang mengkritik partai kami akan kami ratakan dengan tanah ini menunjukan anti kritik dan anti masukan dari pihak lain,” tandasnya.
SUKOHARJO (jurnalislam.com)- Amir Jamaah Anshorusy Syariah (JAS) Jawa Tengah ustaz Surawijaya ikut meyayangkan persekusi simpatisan PDIP terhadap Radar Bogor.
Menurutnya, perbuatan tersebut sudah melanggar hukum dan kepolisian harus menangani kasus tersebut.
“Bagaimana arogannya partai yang berlambangkan banteng tersebut, di geruduknya dan bahkan dipukulnya salah satu staf Radar Bogor. kami prihatin sekali dan secara pribadi saya katakan perbuatan tersebut melanggar hukum apapun motifnya dan apapun coraknya. Ini menunjukan pelanggaran dan harus diusut oleh pihak kepolisian,” katanya saat dihubungi Jurnalislam.com Ahad,(3/6/2018).
Ustaz Rowi sapaannya, juga mempertanyakan sikap arogan yang ditunjukan oleh Sekretaris Fraksi partai PDIP di DPR Bambang Wuryanto yang tidak sesuai dengan apa yang selalu diteriakan oleh para kader partai PDIP.
“Mereka yang notabenenya mengatakan kami Pancasila kami cinta NKRI, cinta toleransi malah menunjukan bagaimana mereka menunjukan keterbalikan dari sikap yang mereka usung,” paparnya.
Lebih lanjut, kata ustaz Rowi, sikap dari partai berlambangkan Banteng yang menggeruduk kantor Radar Bogor itu menunjukan bahwa PDIP adalah partai yang anti kritik dan selalu merasa yang paling benar.
“Ini menunjukan anti kritik dan anti masukan dari pihak lain, padahal tidak ada partai yang sempurna dan tidak ada partai yang tidak keliru adapun kritik yang membangun adalah sesuatu yang wajar wajar saja,” tandasnya
SERANG (Jurnalislam.com)–Jamaah Ansyarusyariah Wilayah Banten bekerjasama dengan Forum Medis dan Kemanusiaan (Forum Me-DAN) Banten menggelar aksi penggalangan dana untuk Palestina, di Masjid Agung Serang Banten, Ahad (3/6/2018).
Koordinator aksi galang dana, Iswadi mengatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas umat Islam baik dalam bentuk dukungan, doa, hingga penggalangan dana.
Pantauan Jurnalislam.com, masyarakat tampak antusias merespon aksi ini.
“Dana yang sudah terkumpul akan kita serahkan ke Forum Me-DAN Banten untuk di serahkan kepada saudara di Palestina. Semoga dengan bantuan ini sedikit bisa meringankan beban mereka dan menjadi bukti bahwa umat Islam di Indonesia umumnya khususnya di Banten Peduli terhadap penderitaan muslim di Palestina,” kata Iswadi kepada Jurnalislam.com di sela sela aksi.
Muhammad Haddini Ketua Forum Me-Dan Banten menambahkan, sudah menjadi kewajiban kita untuk membantu mereka melawan kezaliman zionis Israel dengan berbagai cara apapun termasuk dengan Aksi penggalangan dana ini.
Dana yang terkumpul dari penggalangan ini dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam langsung di serahkan oleh perwakilan Jamaah Ansyarusyariah Banten kepada Forum Me-Dan Banten.
GAZA (Jurnalislam.com) – Para analis meyakini bahwa bias AS terhadap Israel mendorong negara Yahudi yang memproklamirkan diri sendiri tersebut untuk meneruskan serangannya terhadap Palestina yang tak berdaya.
“Israel akan menghentikan kejahatannya terhadap Palestina jika Washington menghentikan dukungan mereka yang tak tergoyahkan terhadapnya,” kata Akram Attalah, seorang analis politik Palestina, kepada Anadolu Agency pada hari Ahad (03/6/2018).
Pada hari Jumat, AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk kekerasan Israel dan menyerukan “perlindungan rakyat Palestina” di Gaza dan Tepi Barat.
Sepuluh negara memberikan suara mendukung resolusi rancangan Kuwait tersebut, sementara Inggris, Polandia, Belanda dan Ethiopia abstain.
“Israel akan membatasi kejahatannya atas Palestina jika AS tidak menggunakan veto,” Attallah berpendapat.
Dia mengatakan veto AS memberi Israel lampu hijau untuk melanjutkan agresinya terhadap Palestina.
“Israel tahu bahwa mereka tidak akan dihukum oleh masyarakat internasional dan bahwa Dewan Keamanan PBB tidak akan mengeluarkan kecaman apapun selama pemerintahan Trump menggunakan hak veto itu,” tambahnya.
Resolusi, yang direvisi tiga kali tersebut awalnya menyerukan perlunya perlindungan internasional untuk rakyat Palestina.
Draf akhir setelah revisi “diperas” berisi seruan “pertimbangan langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dan perlindungan penduduk sipil Palestina di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk di Jalur Gaza.”
Sejak Maret, lebih dari 120 warga Palestina telah menjadi martir dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel selama aksi protes anti-pendudukan di dekat pagar keamanan Gaza-Israel.
Analis politik Palestina Walid al-Mudalal mengatakan veto AS memberi Israel kekebalan terhadap penuntutan setelah membunuh sejumlah pengunjuk rasa di sepanjang perbatasan Gaza.
“Veto ini memberi Israel jaring pengaman dan melindunginya terhadap penuntutan,” al-Mudalal, seorang profesor ilmu politik di Universitas Islam di Gaza, mengatakan kepada Anadolu Agency.
Dia mengatakan dukungan Amerika yang tak tergoyahkan untuk Israel dimulai pada tahun 1940-an.
“Namun, dukungan ini mencapai puncaknya pada pemerintahan AS saat ini,” ia menekankan.
AS telah menggunakan veto lebih dari 40 kali terhadap resolusi pro-Arab dan Palestina sejak Dewan Keamanan PBB didirikan pada 1945.
Pada tahun 1972, Washington untuk pertama kalinya menggunakan hak veto mendukung Israel guna membatalkan resolusi PBB yang mengutuk serangan Israel di Libanon.
Pada tahun 1988, AS menggunakan delapan veto untuk membatalkan resolusi PBB terhadap Israel.
“Sejak ia berkuasa, Trump berpartisipasi dalam kejahatan Israel melawan Palestina,” kata Mekhaimar Abu Saada, seorang profesor ilmu politik di Al-Azhar University, yang berbasis di Gaza, kepada Anadolu Agency.
Dia mengatakan administrasi Trump tidak akan menjadi “mediator yang adil” dalam setiap pembicaraan damai antara Palestina dan Israel.
“Veto AS untuk membatalkan resolusi perlindungan Palestina adalah lampu hijau bagi Israel untuk melakukan kejahatan baru terhadap rakyat Palestina,” katanya.
GAZA (Jurnalislam.com) – Sedikitnya 55 wartawan yang meliput aksi protes yang sedang berlangsung di Jalur Gaza terluka oleh tentara Israel, kata pemerintah Gaza pada hari Ahad (03/6/2018).
“Pelanggaran yang dilakukan oleh Israel terhadap jurnalis di tanah Palestina telah mencapai total 125, 55 di antaranya terjadi di Gaza,” kata pernyataan pers, lansir Anadolu Agency.
Menekankan bahwa pelanggaran Israel terhadap jurnalis meningkat pada bulan Mei, pernyataan itu menambahkan: “Sembilan dari wartawan terkena peluru tajam, delapan terkena pecahan peluru peledak, 17 menderita akibat bom gas yang langsung ditembakkan ke arah mereka, sementara 21 lainnya menderita sesak napas dan pingsan.”
Pasukan Israel merusak empat kendaraan siaran langsung dengan menembakkan bom gas dan tujuh wartawan ditahan di Tepi Barat. Selain itu, tentara Israel dituduh menembak dan memukul jurnalis.
Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina hari Ahad, jumlah martir Palestina dalam demonstrasi Great March of Return telah mencapai 123, termasuk 12 anak-anak, dua petugas medis, dua wartawan sedangkan 13.672 warga Palestina – 7.451 di antaranya terkena amunisi hidup – dilukai oleh tentara Israel.
Warga Palestina mengadakan aksi demonstrasi damai bernama Great March of Return di perbatasan Israel di Jalur Gaza sejak 30 Maret. Tentara Israel menggunakan amunisi langsung terhadap Palestina yang menuntut “kembali ke tanah tempat mereka setelah diasingkan dan mengakhiri blokade Israel yang tidak sah yang telah diberlakukan di Gaza sejak 2006 “.
GAZA (Jurnalislam.com) – Sebanyak 123 warga Palestina telah menjadi martir dan 13.000 lainnya terluka oleh tembakan tentara penjajah Israel sejak dimulainya protes anti-pendudukan di Jalur Gaza pada akhir Maret, menurut Kementerian Kesehatan.
“Para martir termasuk 13 anak, dua petugas medis dan dua wartawan,” juru bicara kementerian Ashraf al-Qidra mengatakan pada konferensi pers di Kota Gaza pada hari Ahad (03/6/2018).
Dia mengatakan sekitar 350 orang terluka serius selama protes.
“Korban luka-luka termasuk 2.200 anak-anak dan 140 wanita,” katanya, menambahkan bahwa sejumlah korban yang terluka jauh melampaui batas kapasitas rumah sakit Gaza.
Sementara itu, Abdullatif al-Haj, kepala rumah sakit Gaza, mengatakan ada kekurangan obat-obatan dan persediaan medis di wilayah Palestina.
“Persediaan medis yang masuk tidak mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat,” katanya.
KOREA UTARA (Jurnalislam.com) – Presiden rezim Suriah Bashar al-Assad mengatakan dia berencana untuk mengunjungi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, media pemerintah Korea Utara melaporkan pada hari Ahad (03/6/2018). Itu akan menjadi pertemuan pertama di Pyongyang antara Kim dan kepala negara lain, lansir Al Arabiya.
“Saya akan mengunjungi DPRK dan bertemu dengan Yang Mulia Kim Jong Un,” kata Assad pada 30 Mei, kantor berita KCNA Korea Utara melaporkan, menggunakan inisial nama resmi negara itu, Republik Rakyat Demokratik Korea (the Democratic People’s Republic of Korea-DPRK).
Tidak ada komentar langsung dari kantor presiden rezim Suriah.
Assad dilaporkan membuat pernyataan itu ketika dia menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Korea Utara, Mun Jong Nam.
Pyongyang dan Damaskus mempertahankan hubungan baik, dan pemantau Perserikatan Bangsa-Bangsa menuduh Korea Utara bekerja sama dengan rezim Suriah dalam pengadaan senjata kimia, tuduhan yang dibantah oleh Korut.
Kedua negara sama-sama menghadapi isolasi internasional, Korea Utara atas program senjata nuklirnya, dan Rezim Suriah atas taktiknya selama perang di Suriah.
Sejak awal tahun, Kim telah meluncurkan serangkaian pertemuan diplomatik dengan para pemimpin di China dan Korea Selatan, dan dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura pada 12 Juni.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada tahun 2011, Kim belum pernah secara terbuka bertemu dengan kepala negara lain di Korea Utara.
“Dunia menyambut peristiwa luar biasa di semenanjung Korea yang baru-baru ini dibawa oleh kepemimpinan politik Yang Mulia Kim Jong Un yang cakap dan bijaksana,” kata Assad, menurut KCNA. “Saya yakin dia akan mencapai kemenangan akhir dan mewujudkan reunifikasi Korea tanpa gagal.”
Menurut kementerian luar negeri Korea Selatan, Korea Utara menjalin hubungan diplomatik dengan rezim Suriah pada tahun 1966, dan membuka kedutaannya di Damaskus. Rezim Suriah membuka misinya di Pyongyang pada tahun 1969.
Kerja sama militer yang erat antara kedua negara dimulai ketika Korea Utara mengirim sekitar 530 tentara termasuk pilot, supir tank dan personil rudal ke Suriah selama perang Arab-Israel pada Oktober 1973.
“Pemerintah Suriah akan selalu mendukung semua kebijakan dan langkah-langkah kepemimpinan DPRK sepenuhnya dan selalu memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dengan DPRK,” kata Assad, sebagaimana dikutip oleh KCNA.