SURIAH (Jurnalislam.com) – Ribuan warga Suriah dari sejumlah kota yang dikuasai oposisi di sisi timur Deraa telah pergi ke daerah yang menghadap perbatasan Yordania, ketika pasukan rezim Syiah Bashar al-Assad dan sekutu-sekutunya menekan dengan serangan mereka untuk menguasai Suriah barat daya.
Banyak keluarga yang mengungsi pada hari Kamis (5/7/2018) disebabkan gencarnya serangkaian serangan udara “menghancurkan kota” yang dilancarkan intensif dan secara spesifik menargetkan kota Deraa, dan daerah sekitarnya termasuk kota Nassib, Om Elmiathin, Saida, al-Shayah dan Tafas, aktivis dan petugas medis mengatakan kepada Al Jazeera.
“Pemboman tersebut tidak menyelamatkan siapa pun. Mereka [pasukan rezim] tidak membedakan antara warga sipil dan personil militer, atau antara rumah, masjid dan rumah sakit,” Amer Abazeid, juru bicara Pertahanan Sipil Suriah yang dikenal sebagai White Helmets, mengatakan kepada Al Jazeera dari kota Deraa.
“Pasukan rezim saat ini menggunakan semua jenis senjata terhadap desa-desa tersebut, termasuk bom barel dan rudal surface-to-surface,” katanya.
Rezim Assad Gelar Serangan Besar pada Zona Gencatan Senjata Barat Daya Suriah
Sedikitnya enam warga sipil tewas dalam serangan Kamis, yang dimulai setelah jeda singkat hasil negosiasi antara faksi oposisi dan Rusia rusak.
Pada 19 Juni, pasukan Nushairiyah Assad, bersama dengan bantuan militer Rusia, memulai serangan mereka di Deraa dan provinsi Quneitra yang berdekatan.
Tim pertahanan sipil di Deraa mengatakan mereka masih bekerja untuk menghitung lebih banyak korban, Abazeid mencatat.
“Sudah semakin sulit untuk melakukannya tanpa akses ke titik medis,” jelasnya.
Bulan lalu, angkatan udara Suriah menargetkan sedikitnya enam rumah sakit dan titik-titik medis di seluruh Deraa, sehingga menantang petugas medis untuk merawat dan menghitung warga sipil, dan mereka yang kehilangan nyawa.
Sudah 198.000 Warga Tinggalkan Daraa, Hindari Serangan Brutal Assad
Serangan udara yang diluncurkan oleh pasukan Syiah Assad diperkirakan telah menewaskan lebih dari 175 orang sejauh ini.
PBB mengatakan kehidupan lebih dari 750.000 warga sipil berada dalam bahaya akibat pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukan pemerintah dan oposisi. Oposisi sekarang kebanyakan terletak di kota-kota di front timur, dekat dengan daerah perbatasan.
Kareem al-Aswad, seorang aktivis di kota Deraa, mengatakan pemboman Kamis telah menyebabkan keluarga mengungsi dan berkumpul di daerah yang berjarak kurang dari 1 kilometer dari perbatasan Yordania.
Artileri Assad Hantam Yordania, Menlu Ayman: Pasukan Kami Siap Bela Negara
“Serangan udara menargetkan ruang terbuka di kota-kota yang terletak di sepanjang garis yang berdekatan dengan daerah perbatasan,” al-Aswad mengatakan kepada Al Jazeera dari pinggiran kota Deraa.
“Ruang-ruang ini tidak kosong … Mereka adalah kamp pengungsi,” katanya.
“Mereka dalam sepuluh hari terakhir menjadi tempat berlindung bagi orang-orang terlantar yang melarikan diri dari berbagai bagian Deraa,” al-Aswad menambahkan, menggambarkan suara bom tersebut seperti “menghancurkan daratan.”
Lelaki berusia 23 tahun itu mengatakan banyak dari anggota keluarganya termasuk di antara mereka yang memilih untuk pergi, tetapi beberapa memilih untuk tetap berharap bahwa negosiasi akan berakhir dengan baik kali ini.