Amnesty Internasional Temukan Bukti Israel Gunakan Senjata Buatan AS Untuk Genosida Rakyat Palestina

Amnesty Internasional Temukan Bukti Israel Gunakan Senjata Buatan AS Untuk Genosida Rakyat Palestina

GAZA (jurnalislam.com)- Amnesty International telah menemukan bukti bahwa militer Israel menggunakan rudal kendali buatan AS dalam dua serangan udara di Gaza pada bulan Oktober lalu yang telah membunuh 43 warga sipil di rumah mereka.

Penemuan pecahan senjata di antara reruntuhan rumah terjadi selama penyelidikan, mengungkapkan bahwa AS telah mengirim pesanan rudal kendali ke Israel sejak 7 Oktober.

LSM Women for Weapons Trade Transparency (W2T2) yang berbasis di AS, telah meminta AS untuk segera menghentikan pengiriman rudal kendali ke Israel, dan Amnesty menyerukan agar serangan tersebut di investigasi sebagai kejahatan perang.

“Fakta bahwa penggunaan amunisi buatan AS oleh militer Israel dalam serangan yang mengakibatkan kematian warga sipil merupakan pelanggaran hukum, hal ini harus menjadi peringatan keras bagi pemerintahan Biden,” kata Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International.

Lillian Mauldin, anggota dewan pendiri W2T2 dan peneliti di Pusat Kebijakan Internasional, mengatakan anggota parlemen AS harus menekan Departemen Luar Negeri untuk lebih memahami amunisi mana yang telah dikirim dan di bawah otoritas apa.

“Bantuan ke Israel harus patuh terhadap ketentuan hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang Bantuan Luar Negeri dan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional,” kata Mauldin.

“Seperti yang telah dikatakan oleh presiden dan menteri luar negeri dalam beberapa kesempatan, adalah sebuah tragedi jika ada warga sipil yang terbunuh,” kata juru bicara departemen luar negeri Amerika, Matthew Miller. Pihaknya juga sedang meninjau laporan Amnesty.

“Kami telah menjelaskan dalam diskusi kami dengan para pemimpin Israel bahwa kami sangat prihatin dengan hak perlindungan warga sipil dalam konflik ini. Kami berharap Israel hanya menargetkan sasaran yang sah dan mematuhi hukum konflik bersenjata,”

Bakir Abu Mu’eileq, seorang spesialis telinga, hidung dan tenggorokan, kehilangan istrinya, Islam, 34, dan empat anak mereka, Do’a, 16, Ghanem, 14, Mohamed, 12, dan Lama, 11.

Abu Mu’eileq mengatakan kepada Amnesty bahwa dia dan kerabatnya “fokus pada urusan keluarga dan pekerjaan, dan jauh dari urusan politik”.

“Kami adalah dokter dan ilmuwan, dan fokus kami adalah menjalani kehidupan yang baik dan membangun masa depan yang baik bagi anak-anak kami,” katanya. “Kami tidak mengerti mengapa rumah kami dibom.” sambungnya.

Menurut Amnesty, tanda-tanda khas pada pecahan yang ditemukan di kedua lokasi tersebut menunjukkan bahwa pecahan tersebut merupakan bagian dari kerangka yang terdapat pada badan bom Joint Direct Attack Munition (JDAM), sebuah peralatan yang dapat mengubah bom “jatuh bebas” menjadi rudal berpemandu presisi.

Pada potongan yang ditemukan, penyelidik menemukan kode yang menurut Amnesty terkait dengan pabrikan Boeing yang berbasis di AS.

“Kami akan terus berkonsultasi intens dengan mitra Israel kami mengenai pentingnya mempertimbangkan keselamatan warga sipil dalam melakukan operasi mereka,” kata Sekretaris Pers Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder.

Reporter: Samsul

Bagikan