GAZA (jurnalislam.com)- Hamas menyatakan kesiapannya untuk membebaskan seluruh tawanan Israel yang tersisa di Gaza dengan imbalan gencatan senjata selama lima tahun, kata seorang pejabat Hamas pada Sabtu (27/4/2025).
“Hamas siap untuk pertukaran tawanan dalam satu gelombang dan gencatan senjata selama lima tahun,” ujar pejabat tersebut kepada AFP yang meminta agar namanya tidak dipublikasikan, menjelang pertemuan delegasi Hamas dengan para mediator di Kairo.
Sebelumnya, mediator dari Qatar dan Mesir telah mengajukan proposal baru yang mencakup gencatan senjata jangka panjang di Jalur Gaza, berlangsung antara lima hingga tujuh tahun. Skema ini melibatkan pertukaran semua tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas dengan sejumlah tawanan Palestina yang akan dibebaskan oleh Israel, sebagaimana dilaporkan BBC pada Selasa (22/4), mengutip pejabat senior Palestina yang mengetahui jalannya negosiasi.
Usulan tersebut juga mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza. Hamas, menurut pejabat tersebut, bersedia menyerahkan kendali atas Gaza kepada pemerintahan Palestina apa pun yang disepakati di tingkat nasional dan regional.
Meski demikian, Israel secara tegas menolak kemungkinan Hamas kembali menguasai Gaza pascaperang.
Dalam wawancara terpisah dengan Al-Araby Al-Jadeed, pejabat Hamas lainnya menegaskan keterbukaan kelompok itu terhadap setiap usulan yang bertujuan mengakhiri perang secara permanen, bukan sekadar perjanjian parsial yang berpotensi menguntungkan Israel dengan meredakan tekanan domestik.
Gencatan senjata singkat antara Hamas dan Israel sebelumnya diberlakukan pada 19 Januari 2025, namun runtuh dua bulan kemudian setelah Israel kembali melanjutkan operasi militernya di Gaza, menewaskan ratusan warga Palestina.
Hamas menekankan keinginannya untuk melanjutkan ke tahap kedua gencatan senjata. Namun, Israel bersikeras memperpanjang tahap pertama yang sebelumnya menyaksikan pembebasan puluhan tawanan Israel dan asing pada November 2023, dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Saat ini, Israel mencatat masih ada 59 tawanan yang berada di Gaza. Dari jumlah tersebut, diyakini 24 orang masih hidup, termasuk 22 warga negara Israel, satu warga Thailand, dan satu warga Nepal.
Reporter: Bahry
Sumber: The New Arab