USA Today: Pemerintah Turki Sama dengan Era Nazi Jerman

USA Today: Pemerintah Turki Sama dengan Era Nazi Jerman

thumbs_b_c_3512bead9b79fd568aa0a4d4c9df3405

ANKARA (Jurnalislam.com) – Komentar USA Today mengenai upaya kudeta Turki baru-baru ini sangat dikritik oleh seorang sejarawan Amerika.

Pada tanggal 20 Juli, harian besar USA Today merilis komentar Prof. Glenn Reynolds, berjudul “Sultan Baru Turki,” membandingkan tindakan pasca-kudeta yang diambil oleh pemerintah Turki baru-baru ini sama dengan Nazi Jerman era tahun 1930.

Artikel, yang salah menyatakan tahun berdirinya Republik Turki, mengklaim pemecatan massal PNS yang diduga memiliki hubungan dengan Organisasi teroris Fetullah (Feto) tersebut menyerupai era Nazi di Jerman.

“Pertanyaan langsung yang harus ditanyakan adalah apa yang mungkin memenuhi syarat bagi seorang profesor hukum untuk menulis mengenai peristiwa Turki,” Adam McConnel, profesor sejarah di Sabanci University, Istanbul, mengatakan pada Anadolu Agency, Sabtu (23/07/2016).

“Dia bahkan tidak bisa mengeja nama pemimpin yang dia kutuk dengan benar, dan menyatakan tahun berdirinya Republik Turki yang salah,” tambahnya.

McConnel mengatakan Reynolds tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang relevan untuk memenuhi syarat dalam menulis tentang isu-isu Turki.

“Sebaliknya, ia dipanggil untuk pekerjaan kapak,” katanya. “The USA Today bukan media dari kelas politik AS, sehingga mereka tidak tertarik mempresentasikan diri mereka di hadapan pembacanya dengan sopan santun. Sebaliknya, focus mereka adalah rasa takut dan merasa terancam oleh Islam.”

1403537216000-AP-Travel-Trip-Hitlers-MunichMcConnel menambahkan bahwa, “Komentar itu merupakan sebuah artikel bodoh dan amoral yang mengejutkan yang membandingkan kepemimpinan Turki saat ini dengan Nazi Jerman.”

Sejarawan Amerika itu mengatakan seluruh artikel sama sekali tidak menyebutkan nama Fetullah Gulen – tokoh Turki yang berdiam di AS yang mengatakan pemerintah Turki adalah dalang upaya kudeta yang gagal – “bahkan tidak menyebutkannya satu kali pun.”

“Seluruh artikel memperlakukan peristiwa pekan lalu seolah-olah mereka terjadi dalam ruang hampa sejarah dan politik, dan hanya membuat beberapa pernyataan lemah tentang pendirian Republik Turki,” tambahnya.

“Struktur artikel itu sendiri bertentangan secara internal karena memuji militer Turki di separuh pertama teks untuk melindungi sekularisme (sikap fundamental anti-demokrasi), dan kemudian mengoceh tentang bagaimana Presiden Erdogan diduga memberantas negara sekuler Turki.”

McConnel mengatakan, “Artikel tersebut adalah hasil dari ketidaktahuannya dan percakapan politik yang sangat dangkal yang berlangsung di dalam masyarakat AS.”

“Penekanannya adalah pada rasa takut dan sikap, bukan pada fakta-fakta. Mengacu Nazi adalah alat dasar yang digunakan dalam referensi untuk harfiah setiap topik yang muncul untuk diskusi. Hal ini mencerminkan ketidakmampuan untuk menganalisis atau berpikir,” katanya.

McConnel juga menambahkan bahwa, “Setiap kali Republik Turki muncul di berita, media AS seperti USA Today tidak merasa perlu untuk menghadirkan seseorang yang memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk mengomentari topic tersebut.”

“Sebaliknya, mereka menyerukan kepada para kader penulis untuk menemukan seseorang yang dapat menulis seperti yang mereka inginkan, dan kemudian memberikannya pada para pembaca,” katanya.

Upaya kudeta yang mematikan dimulai pada 15 Juli tengah malam ketika oknum-oknum militer Turki mencoba menggulingkan pemerintah yang terpilih secara sah di negara itu.

Pemecatan, penahanan dan penangkapan telah dilakukan terhadap mereka yang terkait dengan Feto.

Dewan Keamanan Nasional Turki, setelah pertemuan pada hari Rabu, sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap demokrasi, hak-hak dasar dan kebebasan, dan supremasi hokum.”

Pemerintah Turki telah berulang kali mengatakan upaya kudeta yang mematikan pada 15 Juli, yang menewaskan sedikitnya 246 orang dan melukai lebih dari 2.100 orang lainnya, dilakukan oleh para pengikut Gulen.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.