YERUSALEM (jurnalislam.com) – Tentara penjajah Israel menahan 33 warga Palestina dalam serangan semalam di Yerusalem dan Tepi Barat, sebuah LSM Palestina mengatakan pada hari Senin (3/11/2014).
Menurut Komunitas Tahanan Palestina, sebuah LSM yang mengadvokasi hak-hak tahanan Palestina, 23 warga Palestina ditangkap di Yerusalem, empat di Hebron, empat di Nablus, satu di Jenin, dan satu di Ramallah.
Pasukan penjajah Israel secara rutin melakukan kampanye penangkapan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dengan alasan mereka "dicari" oleh pemerintah penjajah Israel.
Frekuensi kampanye penangkapan meningkat selama beberapa minggu terakhir akibat meningkatnya kerusuhan di Yerusalem sejak pemukim Israel menculik dan membunuh seorang anak Palestina di awal Juli lalu.
Ketegangan semakin memuncak setelah penjajah Israel menutup kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari Kamis menyusul penembakan seorang ekstrimis rabi Yahudi di kota.
Pemerintah penjajah Israel membuka kembali Al-Aqsa pada hari Jumat setelah sehari sebelumnya terlibat bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina, tapi tetap melarang jamaah Muslim laki-laki berusia di bawah 50 tahun memasuki situs keagamaan tersebut.
Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas, memperingatkan bahwa penutupan kompleks Masjid Al-Aqsa merupakan "deklarasi perang" terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka. (baca juga : Zionis Israel Menutup Komplek Masjid Al Aqsa, Penutupan Al-Aqsa Berarti "Deklarasi Perang) .
Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga di dunia. Zionis Yahudi, mengklaim daerah tersebut sebagai "Temple Mount," itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Penjajah Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Timur Tengah tahun 1967. Mereka kemudian menganeksasi kota suci pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibukota negara zionis Yahudi – yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Saat ini, lebih dari 7.000 warga Palestina terus menderita di penjara penjajah Israel, menurut Kementerian Urusan Tahanan. [ded412/world bulletin]