Tanggapi Referendum Kurdi di Irak, Turki Hentikan Latih Pasukan Peshmerga

Tanggapi Referendum Kurdi di Irak, Turki Hentikan Latih Pasukan Peshmerga

ANKARA (Jurnalislam.com) – Turki mengatakan pada hari Kamis (28/9/2017) bahwa pihaknya telah menghentikan pelatihan pasukan peshmerga di Irak utara untuk menanggapi pemilihan suara kemerdekaan Kurdi di sana, dan presiden Turki mengatakan pendukungnya telah melemparkan diri mereka “ke dalam api”, Middle East Eye melaporkan.

Peshmerga Kurdi telah berada di garis depan operasi melawan kelompok Islamic State (IS) dan telah dilatih oleh militer Turki sebagai anggota NATO sejak akhir 2014.

Sebagai pijakan utama Irak Utara ke dunia luar, Turki melihat pemungutan suara Senin – yang hasil akhirnya pada hari Rabu menunjukkan dukungan luar biasa untuk memerdekakan diri dari Baghdad – sebagai ancaman keamanan yang jelas.

Karena khawatir pemungutan suara itu akan mengobarkan separatisme di antara Kurdi sendiri, Ankara telah mengancam tindakan militer dan ekonomi sebagai pembalasan.

Juru bicara pemerintah Bekir Bozdag mengulangi pada hari Kamis bahwa tindakan semacam itu akan dikoordinasikan dengan pemerintah pusat Irak.

Bozdag, yang juga seorang wakil perdana menteri, mengatakan kepada penyiar TGRT dalam sebuah wawancara bahwa akan ada lebih banyak langkah mengikuti keputusan Peshmerga dan bahwa perdana menteri Turki dan Irak akan segera bertemu.

Turki, yang merupakan rumah bagi penduduk Kurdi terbesar di kawasan ini, sedang memerangi pemberontakan Kurdi di tenggara yang berbatasan dengan Irak utara selama tiga dekade.

Presiden Tayyip Erdogan mengatakan bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa “petualangan” referendum di Irak utara, yang tetap dilakukan meskipun mendapat peringatan dari Turki, akan berakhir dengan kekecewaan.

“Dengan inisiatif kemerdekaannya, pemerintah daerah Irak utara telah melemparkan dirinya ke dalam api,” katanya dalam sebuah pidato di depan petugas polisi di istananya di Ankara.

Erdogan Peringatkan Jatuhkan Sanksi pada Rencana Referendum Kurdi Irak

Awal pekan ini, Erdogan mengatakan bahwa warga Kurdi Irak akan kelaparan jika negaranya menghentikan arus truk dan minyaknya melintasi perbatasan, di dekat tempat tentara Turki dan Irak melakukan latihan militer pekan ini.

Ratusan ribu barel minyak per hari mengalir dari Irak utara melalui pipa di Turki, menghubungkan kawasan tersebut ke pasar minyak global.

Erdogan telah berulang kali mengancam sanksi ekonomi, namun tidak memberikan rincian.

Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan Turki tidak akan menghindar dari memberikan tanggapan terberat terhadap ancaman keamanan nasional di perbatasannya, namun ini bukan pilihan pertama.

Berbicara di provinsi Turki tengah Corum, Yildirim mengatakan Turki, Iran dan Irak melakukan yang terbaik dengan kerusakan minimum untuk mengatasi krisis yang disebabkan oleh referendum.

Irak, termasuk wilayah Kurdi, merupakan pasar ekspor terbesar ketiga Turki pada tahun 2016, menurut data IMF. Ekspor Turki ke negara itu mencapai $ 8,6 miliar, di belakang Jerman dan Inggris.

Bagikan