SURIAH (Jurnalislam.com) – Amir Jabhah Nusrah Syeikh Abu Muhammad Jaulani membela peran faksi jihadnya dalam jaringan Al Qaeda selama wawancara yang ditayangkan di Orient News TV pada 12 Desember, lansir The Long War Journal, Senin (14/12/2015).
Syeikh Jaulani juga mengatakan bahwa Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army/FSA) adalah tidak lebih dari sekumpulan afiliasi faksi tanpa struktur organisasi yang nyata.
Awal tahun ini, sumber-sumber di oposisi Suriah menyebarkan isu yang menyatakan bahwa Jabhah Nusrah bermaksud memutuskan hubungan dengan al-Qaeda. Beberapa pemimpin kelompok berpendapat bahwa kehadiran al Qaeda di Suriah mencegah mereka memperoleh dukungan yang diperlukan untuk menggulingkan Bashar al Assad. Tapi Syeikh Jaulani telah berulang kali membantah hal tersebut dan mengatakan tetap setia pada Al Qaeda.
Dalam wawancara terbarunya, Syeikh Jaulani berpendapat bahwa bahkan jika Jabhah Nusrah pecah dengan Al Qaeda besok pagi, itu tidak akan menjadi akhir dari diktator Suriah. Menurut Amir Jabhah Nusrah, AS menentang siapa pun yang menentang kekuatan hegemonik internasional, bahkan jika mereka tidak terhubung dengan Al Qaeda.
“Bersama al Qaeda atau tidak, kita tidak akan pernah menyerah pada prinsip kami,” kata Syeikh Jaulani. “Kami akan terus mengatakan bahwa kami ingin menegakkan syariah dan akan berusaha untuk melakukannya. Kami tetap terus melanjutkan jihad kami dan tidak akan membuat gencatan senjata atau menghentikan pertempuran dengan agresor musuh. Dengan kata lain, Jabhah Nusrah tidak akan mengubah ideologinya, atau berubah menjadi diterima oleh Barat.
Krisis Qatar: Arab cs Cantumkan Jabhah Nusrah dan Al Qaeda ke 18 Daftar Baru
Salah satu wartawan yang hadir menekan Syeikh Jaulani tentang masalah ini ketika ia ditanya apakah hubungan Jabhah Nusrah dengan al Qaeda beresiko “menjadi antagonis bagi seluruh dunia.”
“Tidak, tidak,” Syeikh Jaulani menanggapi. ” Jabhah Nusrah pada kondisi ini fokus memerangi rezim Bashar al Assad dan Syiah Hizbullah serta yang memerangi masyarakat Suriah (Rusia, red).”
Syeikh Jaulani menguraikan dengan menjelaskan bahwa tandzim jihad global Al Qaeda memiliki berbagai peran yang terbagi-bagi berbagai kelompok dan tidak semua kelompok memiliki peran yang sama. “Al Qaeda memiliki kelompok yang fokus memerangi Amerika Serikat dan sekutunya, ada kelompok yang beroperasi di Eropa, Jabhah Nusrah tidak fokus disana “.
Jabhah Nusrah adalah cabang regional resmi al Qaeda di Suriah. Dengan demikian, Jabhah Nusrah bertanggung jawab untuk berperang di wilayah Suriah.
AS: Jabhah Nusrah atau Jabhah Fath al-Syam Tetap Menjadi Target
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera awal tahun ini, Syeikh Jaulani menjelaskan bahwa amir (pemimpin) al Qaeda global, Syeikh Ayman al Zawahiri memerintahkan Jabhah Nusrah untuk menghindari pertempuran langsung dengan Barat untuk saat ini. Pernyataan terbaru Syeikh Jaulani ini konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Namun, Syeikh Jaulani tidak menyebutkan anggota Al Qaeda veteran yang dikirim ke Suriah untuk meletakkan dasar operasi perlawanan terhadap musuh internasional (barat dan sekutunya).
Syeikh Jaulani mengutip Syeikh Zawahiri dalam penjelasannya.
“Jika Syam dibebaskan, dan ‘jika umat Islam bersatu dalam pemerintahan Islam’, dalam sebuah negara Muslim terpimpin yang memberlakukan syariah Allah Swt, saya akan menjadi prajurit pertama bagi pemerintahan itu, dan saya akan tunduk di bawah hukumnya,” kata Syeikh Zawahiri sebelumnya, menurut Syeikh Jaulani.
“Bahkan Dr Ayman al Zawahiri akan menjadi prajurit yang melayani di bawah komando pemerintah seperti itu yang memaksa semua instruksi dari dan untuk Islam,” kata Syeikh Jaulani. Dan jihadis Jabhah Nusrah akan menjadi prajurit pertama yang bekerja di bawah komando pemerintah seperti itu juga.
Perancis Desak Operasi Militer Internasional terhadap Jabhah Nusrah
Syeikh Jaulani juga mengomentari mengenai FSA.
“Tidak ada yang namanya Tentara Pembebasan Suriah,” kata Julani. Sebaliknya, “Itu adalah sekelompok faksi yang bergabung di bawah satu nama tanpa link organisasi antara mereka. FSA bukan sebuah pasukan dan bukan kelompok, tapi hanya spanduk dan gerombolan yang telah dikenal umum di antara orang-orang,” menurut Syeikh Jaulani.
“Beberapa orang FSA memusuhi kami dan berusaha menargetkan kami dengan bom , penembakan, dan penculikan. Jadi, kami perlu melindungi diri dan beberapa dari mereka telah ditangkap.”
Syeikh Jaulani mengatakan bahwa pertempuran tersebut tidak diputuskan oleh pejabat keamanan di daerah yang dikuasai pemberontak (bentukan barat), melainkan oleh komite tinggi yang telah dipilih dan memiliki pengetahuan terbaik. Mempunyai kapasitas sebagai hakim syariah dalam menyelesaikan setiap sengketa.
Saat beberapa pasukan FSA bentrok dengan Jabhah Nusrah, sejumlah besar faksi jihad lain berjuang bersama dengan cabang al Qaeda lainnya sebagai bagian dari koalisi Jaysh al Fateh dan aliansi lainnya. Dalam hai ini Syeikh Jaulani tidak menyebutkan kerjasama ini dalam wawancara.