AS: Jabhah Nusrah atau Jabhah Fath al-Syam Tetap Menjadi Target

AS: Jabhah Nusrah atau Jabhah Fath al-Syam Tetap Menjadi Target

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Kamis (28/07/2016) bahwa jihadis Jabhah Nusrah atau Jabhah Fath al-Syam tetap menjadi target bagi AS dan pesawat tempur Rusia di Suriah meskipun mereka memutuskan hubungan dengan al-Qaeda dan mengubah namanya menjadi Jabhat Fatah al-Sham, lansir Aljazeera.

Juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby mengatakan pengumuman Jabhah Nusrah mungkin saja hanya sebagai rebranding dan Amerika Serikat akan menilai dengan tindakan, tujuan dan ideologi mereka.

Kirby juga mengatakan aksi kemanusiaan Rusia dan Suriah di sekitar Aleppo pada hari Kamis tampaknya benar-benar menjadi sebuah upaya untuk memaksa evakuasi warga sipil dan penyerahan kelompok jihad.

Sementara itu, Syeikh Abu Muhammad Jaulani membuat pernyataan setelah Al-Qaeda global merestui perpisahan kepada cabangnya di Suriah, Jabhah Nusrah, jika tidak berpisah hal itu bisa mengganggu hubungan dengan organisasi jihad global yang berusaha melestarikan persatuan dan melanjutkan pertempuran di Suriah, dalam sebuah pernyataan audio yang dirilis pada hari Kamis.

IMG-20160728-WA015

“Anda dapat mengorbankan ikatan organisasi dan tandzim ini tanpa ragu-ragu jika mereka bertentangan dengan kesatuan dan perjuangan sebagai satu tubuh,” kata pemimpin al-Qaeda global Syeikh Ayman al-Zawahri dalam sebuah pernyataan audio kepada Jabhah Nusrah.

“Persaudaraan Islam di antara kita lebih kuat daripada afiliasi organisasi … persatuan Anda dan unifikasi lebih penting bagi kami daripada link organisasi.”

Terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Rusia, Jabhah Nusrah dikeluarkan dari pembicaraan gencatan senjata Rusia dan Amerika Serikat di Suriah pada bulan Februari yang juga membahas koordinasi yang lebih erat untuk menargetkan Jabhah Nusrah.

Berbicara sebelum pengumuman hari Kamis, Charles Lister, seorang ahli di Middle East Institute, mengatakan bahwa walaupun oposisi moderat Suriah selalu menuntut Jabhah Nusrah meninggalkan al Qaeda, kekuatan Barat tidak mungkin untuk mengubah penilaian mereka terhadap Jabhah Nusrah.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah mengusulkan kerjasama yang lebih erat dengan Rusia melawan Jabhah Nusrah, termasuk berbagi informasi intelijen untuk mengkoordinasikan serangan udara terhadap pasukannya.

Aymenn Jawad Al-Tamimi, seorang peneliti di lembaga think tank AS, Forum Timur Tengah, mengatakan bahwa lepasnya secara formal dengan al-Qaeda dan kemungkinan pembentukan koalisi baru pejuang dengan berkat al-Qaeda bisa dibilang merupakan hasil terburuk dari perspektif AS.

Dia mengatakan,”Upaya menargetkan tokoh jihadis jauh lebih sulit karena mereka akan semakin tertanam dalam perlawanan yang lebih luas.”

“Sebuah koalisi besar antara Jabhah Nusrah dan kelompok lain kemudian akan dengan cepat dan mudah membongkar banyak kelompok yang didukung AS di antara kelompok oposisi Suriah di utara,” tulisnya.

Jabhah Nusrah didirikan tak lama setelah perlawanan terhadap Assad pecah pada tahun 2011.

Mereka diberi sanksi oleh Dewan Keamanan PBB, meskipun di banyak bagian Suriah mereka sering bertempur di sisi yang sama dengan kelompok mainstream yang disukai oleh Washington dan sekutu Arabnya.

Kelompok yang berjuang di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah (FSA) telah membantah koordinasi langsung dengan Jabhah Nusrah, Jabhah Nusrah juga telah memerangi dan menghancurkan beberapa kelompok pemberontak yang didukung Barat (AS dan sekutunya).

Al-Nusra_Front_fighters,_SyriaSetelah menahan diri di hari-hari awal gencatan senjata Februari, Jabhah Nusrah kembali muncul di medan perang saat diplomasi telah dilanggar oleh serangan udara Rusia dan pasukan Nushairiyah Assad, Jabhah Nusrah juga menjadi ujung tombak serangan baru melawan milisi Syiah Iran pro-rezim Assad di dekat Aleppo, komandan Jabhah Nusrah dan oposisi lainnya mengatakan.

Proposal untuk menjauhkan Jabhah Nusrah dari al-Qaeda telah melayang sebelumnya. Tahun lalu, sumber mengatakan kepada Reuters bahwa para pemimpin kelompok itu mempertimbangkan pemutusan hubungan dengan al Qaeda untuk membentuk entitas baru yang didukung oleh beberapa negara-negara Teluk Arab yang berusaha menggulingkan Assad.

 

Bagikan