Ribuan Demonstran Anti Donald Trump Bentrok dengan Polisi saat Pelantikan Presiden

Ribuan Demonstran Anti Donald Trump Bentrok dengan Polisi saat Pelantikan Presiden

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Tokoh anti-Islam AS, Donald Trump, telah dilantik sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat, sementara itu pengunjuk rasa anti-Trump bentrok dengan polisi di ibukota, Aljazeera melaporkan, Jumat (20/01/2017).

Ribuan para pengunjuk rasa menentang Trump yang berlangsung pada hari Jumat jauh di atas jumlah yang biasa terjadi pada pelantikan presiden AS baru-baru ini.

Di Washington DC, pengunjuk rasa disemprot lada oleh polisi dalam bentrokan sporadis.

Sekitar 28.000 personel keamanan, pagar panjang, barikade jalan, dan truk sarat dengan pasir adalah bagian dari penjagaan keamanan di sekitar delapan kilometer persegi di pusat Washington yang menjadi tempat untuk upacara.

Malam sebelum hari pelantikan, ribuan orang berada di New York melancarkan aksi protes di Trump International Hotel and Tower, dan kemudian berbaris beberapa blok di kediaman pengusaha itu.

Unjuk rasa menampilkan barisan politisi, aktivis, dan selebriti. Walikota New York Bill de Blasio, aktor Hollywood Robert de Niro dan Alec Baldwin, sutradara film dokumenter pemenang Oscar Michael Moore dan penyanyi Cher berada di antara mereka yang bergabung dengan pengunjuk rasa.

Moore, seorang pembuat film dokumenter peraih Oscar, mendesak kerumunan untuk ambil bagian dalam “perlawanan 100 hari,” sebuah gerakan untuk menolak kebijakan Trump.

“Seberapa buruk kami pikir masalah akan menjadi, maka kenyataannya akan lebih buruk. Tapi kabar baiknya adalah ada lebih banyak yang sependapat dengan kita daripada dengan mereka.”

Dalam seruan untuk persatuan Moore mengatakan: “….. Kita semua Muslim. Kita semua Meksiko. Kita semua perempuan. Kita semua Amerika. Ya, dan kita semua juga aneh.”

Reporter Al Jazeera Kristen Saloomey, melaporkan dari pawai anti-Trump di New York, mengatakan bahwa pembicara membahas banyak tentang rencana mereka menentang pemerintahan Trump.

“Tidak mengherankan jika New York, kota dan negara bagian yang liberal dan berhaluan kiri, untuk memilih Demokrat dalam pemilihan presiden. Yang mengejutkan adalah melihat pejabat kota dan negara keluar dan bersumpah untuk menentang kebijakan Trump,” kata Saloomey.

Seorang pengunjuk rasa New York mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Trump memilih kabinetnya seolah ingin merusak institusi Amerika.

“Dia adalah seorang gangster, dia fasis, dan ia adalah megalomaniak,” kata seorang wanita yang tampak marah kepada wartawan kami.

Lawan Trump sangat kecewa dengan komentarnya selama kampanye pemilu tentang perempuan, migran tidak berdokumen, dan Muslim, serta janji untuk memo reformasi kesehatan dan membangun tembok di perbatasan Meksiko.

Bagikan