Netanyahu Desak Trump Tolak Usulan Gencatan Senjata Qatar untuk Gaza

Netanyahu Desak Trump Tolak Usulan Gencatan Senjata Qatar untuk Gaza

PALESTINA (jurnalislam.com)- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan meminta Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menolak usulan gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh Qatar. Hal ini disampaikan Netanyahu dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa pekan lalu, menurut laporan Channel 12 Israel.

Dalam pembicaraan tersebut, Netanyahu memperingatkan bahwa Perdana Menteri Qatar yang juga menjabat Menteri Luar Negeri, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, kemungkinan akan mendekati Trump dengan berbagai “usulan aneh” dari Hamas. Ia menegaskan bahwa Trump tidak boleh menerima usulan tersebut.

“Hamas hanya berpura-pura mendukung perjanjian apa pun. Mereka tidak berniat sungguh-sungguh membebaskan semua sandera,” kata Netanyahu sebagaimana dikutip Channel 12 dalam bahasa Ibrani.

Pernyataan ini muncul setelah Al-Thani bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di Washington untuk membahas upaya Qatar dalam memediasi kesepakatan gencatan senjata baru di Jalur Gaza. Sebelumnya, gencatan senjata antara Israel dan Hamas berakhir pada 18 Maret setelah dua bulan berlangsung, ketika Israel kembali melanjutkan operasi militernya.

Netanyahu, yang saat ini tengah diburu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Gaza, juga menegaskan bahwa Israel tidak dapat menerima keberadaan Hamas di dekat perbatasan sebagai kekuatan yang mengancam.

“Ini seperti mengundang terulangnya peristiwa 7 Oktober. Tidak bisa diterima oleh publik Israel,” ujarnya.

Sementara itu, pada hari Ahad (27/4), Perdana Menteri Qatar menyatakan bahwa negosiasi gencatan senjata menunjukkan sedikit kemajuan. Namun, kesepakatan akhir antara Israel dan Hamas masih sulit tercapai.

Seorang pejabat Israel kepada The Jerusalem Post mengungkapkan bahwa saat ini “tidak ada peluang” untuk mencapai kesepakatan, merujuk pada kunjungan terbaru Direktur Mossad David Barnea ke Qatar.

Israel menolak keras setiap skenario pascaperang yang memungkinkan Hamas tetap berkuasa di Gaza. Sebaliknya, Hamas juga menolak untuk menyerahkan senjatanya sebagai bagian dari kesepakatan.

Pada akhir pekan lalu, Hamas menyatakan kesediaannya untuk menyepakati gencatan senjata selama lima tahun dan membebaskan seluruh tawanan yang masih tersisa secara sekaligus.

Menurut data Israel, masih ada 59 tawanan yang ditahan di Gaza, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup. Mereka terdiri atas 22 warga negara Israel, satu warga Thailand, dan satu warga Nepal.

Reporter: Bahry
Sumber: TNA

Bagikan