JEDDAH (Jurnalislam.com) – Puluhan warga Muslim Rohingya dideportasi dari Arab Saudi ke Bangladesh, meskipun mereka berasal dari Myanmar.
Dalam rekaman video yang dikirim ke website Middle East Eye pada hari Ahad (6/1/2018), beberapa pria terlihat dideportasi ke pusat penahanan Shumaisi di Jeddah.
Beberapa warga Rohingya juga diborgol setelah mereka berusaha menolak deportasi mereka ke Bangladesh, menurut catatan suara yang dikirim ke MEE.
Pria Rohingya yang merekam kejadian itu mengatakan bahwa orang-orang yang sebelumnya dikurung di sebuah pusat penahanan Saudi selama enam tahun mulai dideportasi.
“Saya sudah di sini selama lima hingga enam tahun terakhir, sekarang mereka mengirim saya ke Bangladesh. Tolong doakan saya,” kata pria dalam video itu.
Rekaman lain yang dikirim ke MEE menceritakan peristiwa yang menyebabkan pemindahan paksa hari Ahad.
“Mereka datang ke sel-sel kami di tengah malam pukul 12, memberitahu kami untuk mengepak tas kami dan bersiap-siap menuju Bangladesh,” seorang tahanan Rohingya, yang ingin tetap anonim, mengatakan kepada MEE.
“Sekarang saya diborgol dan dibawa ke negara yang bukan negara saya – saya warga Rohingya, bukan Bangladesh.”
Banyak dari mereka dilaporkan memasuki Arab Saudi dengan visa ziarah tetapi menetap lebih lama untuk bekerja.
Beberapa tahanan yang dikurung di Shumaisi mengatakan kepada MEE bahwa mereka telah tinggal di Arab Saudi sepanjang hidup mereka dan telah dikirim ke pusat penahanan setelah polisi Saudi menemukan mereka tanpa dokumen.
Baca juga:
-
Bentrokan Militer Kembali Terjadi di Myanmar, 2.500 Warga Rohingya Larikan Diri
-
Terbukti Genosida atas Muslim Rohingya, Begini Laporan Kelompok Hukum AS
-
India Akan Deportasi Semua Pengungsi Muslim Rohingya ke Myanmar
-
HAM Burma: Genosida pada Muslim Rohingya Masih Berlanjut di Myanmar
Nay San Lwin, seorang aktivis Rohingya mengatakan kepada Al Jazeera dari Frankfurt, Jerman, bahwa sebagian besar warga Rohingya memasuki Arab Saudi pada 2012 setelah kekerasan meletus di negara bagian Rakhine, demi mencari kehidupan yang lebih baik.
Sejak itu mereka mendukung keluarga mereka yang ditahan di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh. Ketika mereka mendarat di Dhaka, mereka akan menjadi pengungsi dan diangkut ke kamp-kamp pengungsi di Cox’s Bazaar.
Nay San menjelaskan bahwa ketika memasuki Arab Saudi, sidik jari mereka didaftarkan sebagai “warga India, Pakistan, Bangladesh, atau Nepal” karena identitas Rohingya tidak diterima.
“Menurut hukum Saudi, karena mereka terdaftar sebagai warga negara yang berbeda, kami tidak dapat melakukan apapun dalam hal bantuan hukum,” kata Nay San.
“Saudi membawa empat pejabat kedutaan ke pusat penahanan. Tiga kedutaan menolak [untuk menerima mereka]; Bangladesh adalah satu-satunya yang menerima mereka.”
Muslim Rohingya dari Myanmar digambarkan sebagai warga Muslim minoritas yang paling teraniaya di dunia.
Hampir satu juta Rohingya terpaksa berlindung di Bangladesh setelah tentara Myanmar, menanggapi serangan kelompok bersenjata dengan melancarkan operasi militer brutal terhadap warga Muslim minoritas di negara bagian Rakhine barat negara itu pada 2017.
Rohingya telah menghadapi penganiayaan di Myanmar selama beberapa dekade. Pemerintah militer, yang mengambil alih kekuasaan setelah kudeta pada tahun 1962, mencabut kewarganegaraan Rohingya pada tahun 1982.
Sejak 2012, menyusul kerusuhan mematikan antara pengikut Buddha Rakhine dan Muslim Rohingya, puluhan ribu orang dari warga Muslim minoritas telah dipaksa untuk tinggal di kamp-kamp pengasingan yang jorok.
“Mereka telah berada di penjara terbuka selama beberapa dekade,” kata Nay San. “Genosida sedang berlangsung di sana. Tidak ada yang bisa memiliki paspor Myanmar untuk bepergian ke luar Myanmar.
“Mereka bahkan tidak diizinkan melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain di negara bagian Rakhine. Orang-orang ini yang sekarang dideportasi … berhasil masuk dengan paspor yang berbeda melalui penyelundup.
2 thoughts on “Puluhan Warga Muslim Rohingya Dideportasi oleh Arab Saudi”