Arab Saudi Mengutuk Serangan Israel

Arab Saudi Mengutuk Serangan Israel

ARAB SAUDI (jurnalislam.com)– Sepekan sejak Hamas melancarkan serangannya terhadap Israel, Riyadh telah menyuarakan keresahan yang tinggi mengenai nasib warga Palestina di Jalur Gaza, menjadi lokasi sasaran Israel melancarkan ribuan serangan dan memerintahkan evakuasi di bagian utara wilayah tersebut, sehingga menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Pada hari Jumat (13/09/2023), Arab Saudi mengecam perpindahan warga Palestina di Gaza dan serangan terhadap “warga sipil yang tidak berdaya”.

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan juga mengecam jatuhnya korban sipil saat bertemu dengan Blinken pada hari Sabtu.

“Ini adalah situasi yang meresahkan. Ini adalah situasi yang sangat sulit. Dan, Anda tahu, korban utama dari situasi ini adalah warga sipil dan penduduk sipil di kedua belah pihak terkena dampaknya,” katanya.

“Prioritasnya saat ini adalah menghentikan penderitaan warga sipil, dan di sini kita perlu menemukan cara untuk segera meredakan ketegangan guna mengembalikan perdamaian. Setidaknya gencatan senjata dan kemudian berupaya mengatasi persoalan kemanusiaan.” imbuhnya.

Blinken, pada kesempatan ini, menyoroti upaya untuk membangun “daerah aman” di Gaza serta “koridor sehingga bantuan kemanusiaan dapat menjangkau orang-orang yang membutuhkannya.”

“Tak satu pun dari kita ingin melihat penderitaan warga sipil di pihak mana pun, baik di Israel, di Gaza, di mana pun, dan kami bekerja sama untuk melakukan yang terbaik demi melindungi mereka,” terang Blinken.

Dalam beberapa hari terakhir, Riyadh telah mempublikasikan upaya diplomatiknya “untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung”, dengan menghubungi para pemimpin regional di seluruh kawasan.

Pada hari Kamis, media pemerintah Saudi melaporkan bahwa Pangeran Muhammad telah membahas “situasi militer saat ini di Gaza dan sekitarnya” dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi.

Ini adalah percakapan telepon pertama antara kedua pemimpin tersebut sejak negara mereka mengumumkan pemulihan hubungan yang ditengahi Tiongkok pada bulan Maret setelah tujuh tahun terputus.

Sumber: The New Arab

Reporter: Bahri

Bagikan