Mungkinkah Salah Keluar dari Liverpool Ketika Striker Israel Bergabung

Mungkinkah Salah Keluar dari Liverpool Ketika Striker Israel Bergabung

INGGRIS (Jurnalislam.com) – Liverpool akan mendatangkan striker Red Bull Salzburg, Mones Dabour, berkebangsaan Israel, dan laporan menyatakan bahwa bintang tim Mesir Mohamed Salah kemungkinan akan berhenti jika hal ini terjadi.

Banyak pakar olahraga Mesir dan internasional percaya pihak Liverpool tidak memperhitungkan kemungkinan akan kehilangan Salah padahal sikap Salah terhadap para pemain Israel telah jelas ditunjukkan pada banyak kesempatan sebelumnya.

Walaupun laporan itu belum dikonfirmasi, mereka telah menghidupkan kembali perdebatan tentang hubungan antara politik dan olahraga dalam hubungan Mesir-Israel. Menurut wartawan olahraga Sam McGuire, Liverpool membutuhkan cadangan untuk striker Brasil Roberto Firmino, lansir Al Arabiya News Channel Kamis (10/1/2019).

The Reds, melalui karya Jürgen Klopp dan Michael Edwards, telah membentuk sebuah skuad yang mampu menyaingi Manchester City untuk gelar Liga Premier,” tulisnya.

“Tapi ada kekosongan dalam barisan penyerang mereka karena para pemimpin saat ini tidak memiliki cadangan yang ideal untuk pemain Brasil No.9 mereka. Dan meskipun dia tidak cedera, dia tidak bisa bermain di setiap pertandingan.”

McGuire menambahkan bahwa meskipun Liverpool masih memiliki “alternatif lain” seperti Dominic Solanke, Daniel Sturridge, dan Divock Origi, tidak ada yang bisa menggantikan Firmino. Sambil mengakui bahwa Dabour tidak akan menjadi “pengganti” bagi Firmino, McGuire menekankan bahwa ia berada pada level yang sama dalam hal keterampilan. McGuire mencatat bahwa menurut banyak sumber, kepala pengintai Liverpool Barry Hunter melakukan perjalanan ke Austria beberapa kali untuk menonton Dabour bermain.

Tidak jelas dari mana asalnya rumor bahwa Salah akan pergi jika Dabour bergabung. Tapi tampak bahwa pihak Israel yang memicu seluruh perdebatan pertama kalinya. Hagay Hacohen dari Jerusalem Post mengutip media Israel yang mengatakan “super-bintang Mesir Mohamed Salah diduga mengancam untuk meninggalkan klub sepak bola Liga Premier Liverpool jika pemain sepak bola Arab-Israel Moanes Dabour bergabung dengan tim.” Namun Hochan tidak menyebutkan sumbernya.

Baca juga:

The Times of Israel juga memuat berita tentang masalah ini. Adam Rasgon berpendapat bahwa Salah tidak terpengaruh dengan politik sehubungan dengan permainannya di Israel ketika ia bermain untuk Basel FC Swiss. “Klub mengatakan kepada saya jika saya tidak pergi, saya akan ditangguhkan dan akan ada banyak masalah. Jadi saya pergi dan bersyukur kepada Tuhan saya mencetak gol,’ katanya dalam sebuah wawancara tahun 2014.” Namun Rasgon mencatat bahwa Mesir-lah yang mulai berspekulasi tentang reaksi Salah.

Reaksi Mesir terutama dimulai di media sosial, di mana para penggemar Salah berspekulasi apakah ia akan pergi atau malah mendesaknya untuk pergi. Media Mesir kemungkinan besar mengambil cerita dari sana. Menurut akun Twitter resmi Arab Israel (@IsraelArabic), Salah didesak untuk keluar dari Liverpool jika Moenes bergabung, dengan referensi yang jelas kepada orang Mesir.

“Kami menyesal melihat orang-orang mendorong Mohamed Salah untuk meninggalkan Liverpool jika pemain Israel Moenes Dabour bergabung dengan tim. Mereka mencampuradukkan politik dengan olahraga. Kami berharap kalau memang Dabour bergabung dengan Liverpool, kedua pemain luar biasa itu akan bekerja sama untuk kepentingan tim terbaik,” tulis tweet itu.

Menanggapi meningkatnya minat pada masalah ini, mantan pelatih tim nasional sepak bola Mesir Mahmoud Fayez berpendapat Salah tidak akan meninggalkan Liverpool jika Moenes ikut.

“Sebelum ini menjadi tren, Mohamed Salah adalah pemain profesional dan tidak tertarik apakah Liverpool membawa pemain Israel atau tidak,” tulisnya di akun Twitter-nya (@mahmoudelfayez). “Meskipun ini tidak relevan, Moenes Dabour adalah seorang Muslim Arab-Israel dari Nazereth dan hanya Tuhan yang tahu penderitaan yang ia alami dan alasan mengapa ia memilih paspor Israel. Biarkan Salah sendirian dan biarkan dia fokus bermain.”

Mohamed Salah
Mohamed Salah

Media Palestina, di sisi lain, membenarkan dan benar-benar memuji dugaan penolakan Salah untuk bermain bersama Moenes.

“Mohamed Salah bukan pemain sepak bola Mesir pertama yang menolak normalisasi dengan Israel,” tulis wartawan Palestina Lina Khattab, merujuk pada pemain terkemuka Mohamed Abu Trieka yang pada 2008 melepas bajunya untuk menunjukkan satu baju lagi yang dikenakannya yang bertuliskan “Dalam solidaritas dengan Gaza. ”

Menurut Khattab, “Mohamed Salah mengancam akan meninggalkan Liverpool jika pemain Israel Moenes Dabour bergabung dengan tim, tidak peduli dengan konsekuensinya.” Bagi Khattab, Salah mengembalikan harapan kepada warga Palestina yang menyambut reaksinya.

“Palestina bangga dengan Salah yang melakukan itu di tengah normalisasi publik di seluruh dunia Arab di berbagai bidang,” tulisnya. Khattab mengutip aktivis Palestina Loai al-Katib, yang juga seorang Arab-Israel, yang mengatakan bahwa Salah adalah panutan. “Kami bangga dengan Salah dan semua pemain kami harus menolak untuk bermain di tim Israel,” katanya.

Sementara itu, jurnalis Alaa Omar berpendapat bahwa ancaman Salah untuk meninggalkan Liverpool, jika nyata, mungkin dibenarkan karena Dabour bagaimanapun mewakili negara yang menduduki wilayah Arab dan melakukan pelanggaran terhadap orang Arab.

“Tapi bagaimana dengan imigran Arab di Eropa yang lebih suka bermain untuk tim Eropa daripada tim nasional asal mereka?” “Faktanya, banyak negara dimana mereka bernaung yang mendiskriminasi orang Arab.”

Omar menambahkan bahwa jika ancaman itu nyata dan Liverpool memutuskan untuk tidak membawa Dabour untuk menjaga Salah, penggemar Liverpool akan menyalahkan Salah dan popularitasnya akan terpengaruh. Dia juga berpendapat bahwa orang-orang Palestina tidak diharapkan memuji Salah seperti yang diyakini banyak orang. “Mereka benar-benar akan melihat Shalat sebagai penghalang di jalan rekan senegaranya. Paspor Israel atau tidak, Moenes adalah Palestina dan akan terus dianggap demikian oleh Palestina.”

Ini bukan pertama kalinya interaksi Salah dengan para pemain Israel diperdebatkan. Pada 2013, ketika Salah bermain untuk Basel FC ia menghindari bagian jabat tangan dalam pertandingan melawan Maccabi Tel Aviv dengan mengganti sepatu di sisi lapangan, namun klubnya mengatakan itu kebetulan. Pada leg kedua di Israel, ia memilih adu kepalan tangan (fist bump) daripada jabat tangan, yang lagi-lagi menjadi topik yang menarik perhatian media. Salah kemudian dicemooh oleh penggemar Maccabi di pertandingan berikutnya.

Tahun lalu, mantan menteri pertahanan Avigdor Liberman dengan bercanda menulis di akun Twitter-nya bahwa ia akan merekrut Salah ke tentara Israel menyusul kemenangan Liverpool 5-2 atas Roma: “Saya akan memanggil kepala staf segera guna mengatakan kepadanya untuk mempekerjakan Mohamed Salah ke tentara Israel.”

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.