Muhadjir: Museum Muhammadiyah Tampilkan Perjuangan Nasional

Muhadjir: Museum Muhammadiyah Tampilkan Perjuangan Nasional

YOGYAKARTA(Jurnalislam.com) – Dalam rangka menjaga memori kolektif perjuangan dan kiprah luas Muhammadiyah terhadap bangsa, negara, umat dan kemanusiaan semesta, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan Museum Muhammadiyah pada Senin (14/11).

Terletak di kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, pembangunan museum seluas 1200 m2 tersebut diketahui telah dilakukan sejak empat tahun lalu, utamanya pasca peletakan batu pertama oleh Presiden Jokowi pada 22 Juli 2017.

Dalam sambutan peresmian, Menko PMK RI, Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa kehadiran museum ini merupakan amanat dan hadiah dari Presiden RI Joko Widodo ke Muhammadiyah.

Pasalnya, pada saat dirinya menjabat sebagai Mendikbud dan menuntaskan pembangunan Museum Nahdlatul Ulama di Kabupaten Jombang, Presiden menanyakan apakah Muhammadiyah sudah memiliki museum serupa.

Ketika Muhadjir menjawab belum, lalu Presiden mengatakan, “Kalau begitu bikin juga saja,” kenangnya.

“Jadi museum ini asal muasalnya adalah dari Bapak Presiden Jokowi dan ini adalah merupakan hadiah beliau untuk Persyarikatan Muhammadiyah,” imbuh Muhadjir.

Alasan mengapa ditempatkan di UAD, Muhadjir menyatakan hasil diskusi dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir bahwa UAD adalah kampus tertua Muhammadiyah di Yogyakarta. Alasan kedua, agar pengelolaan museum yang termasuk high cost (berbiaya tinggi) dapat terakomodasi, apalagi museum ini terletak di kompleks pendidikan.

“Museum ini saya harapkan adalah sejarah Muhammadiyah di dalam ikut ambil bagian dalam perjuangan nasional, dalam ikut memerdekakan Indonesia, dalam mengisi kemerdekaan, ini yang dipanggungkan kembali dalam ruangan ini dan kemudian nanti tempat-tempat, situs-situs itu harus bisa kita benahi kembali untuk studi-studi lapangan bagi mereka yang berminat dengan Muhammadiyah,” kata Muhadjir.

Tak hanya museum, Muhadjir juga berharap situs-situs Muhammadiyah di Yogyakarta ini untuk dibenahi sebagai lokasi wisata religius, termasuk makam KH. Ahmad Dahlan supaya generasi-generasi muda Muhammadiyah mengingat sejarah Muhammadiyah.

“Mudah-mudahan museum ini betul-betul menjadi titik tolak kita untuk menuju ke Muhammadiyah yang lebih ke masa depan. Menengok sebentar ke belakang sebentar untuk ke depan yang lebih jauh dan fungsi museum ini adalah sangat penting untuk itu,” pungkas Muhadjir.

Bagikan