Menlu Yaman: Pembicaraan di Kuwait Berakhir Tanpa Kesepakatan Damai dengan Houthi

Menlu Yaman: Pembicaraan di Kuwait Berakhir Tanpa Kesepakatan Damai dengan Houthi

thumbs_b_c_168dad4645798b2347a79e52782c433f

KUWAIT (Jurnalislam.com) – Pemerintah Yaman pada Sabtu mengumumkan akhir pembicaraan dengan pemberontak Houthi yang ditengahi PBB di Kuwait tanpa mencapai kesepakatan damai untuk menyelesaikan konflik di Yaman, Anadolu Agency melaporkan Sabtu (06/08/2016).

Pembicaraan itu terjadi tak lama setelah pemberontak Syiah Houthi dan sekutu mantan presiden Ali Abdullah Saleh mengumumkan dewan beranggotakan 10 orang untuk menjalankan negara.

“Konsultasi berakhir hari ini tanpa mencapai perdamaian yang kita inginkan untuk rakyat dan negara kita,” Menteri Luar Negeri Yaman Abdulmalik al-Mekhlafi, yang memimpin delegasi pemerintah di perundingan, mengatakan di Twitter.

Dia menyalahkan milisi Houthi dan sekutu mereka atas kegagalan pembicaraan perdamaian PBB.

“Delegasi Pemerintah telah melakukan segalanya untuk perdamaian,” katanya.

Pada hari Sabtu, pemberontak Houthi dan Partai Kongres Rakyat Umum Saleh mengumumkan nama-nama sepuluh pejabat yang akan menjadi dewan politik untuk menjalankan negara.

Menurut kantor berita Saba milik Houthi, kedua belah pihak akan bertukar posisi presiden dan wakil presiden dewan.

Utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed mengecam dengan mengatakan langkah itu merusak upaya-upaya untuk menyelesaikan konflik di Yaman.

Yaman telah porak poranda oleh perang sejak akhir 2014, ketika pemberontak Syiah Houthi dan sekutu mereka menyerbu ibukota Sanaa dan bagian lain Yaman, memaksa Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi dan pemerintahnya yang didukung Saudi untuk sementara mengungsi ke Riyadh.

Pada bulan Maret tahun lalu, Arab Saudi dan sekutu Arabnya meluncurkan operasi militer besar-besaran di Yaman bertujuan membalikkan keuntungan Houthi dan memulihkan pemerintah Hadi yang diperangi.

Didukung oleh serangan udara pimpinan Saudi, pasukan pro-Hadi sejak itu berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah selatan negara itu – termasuk ibukota sementara Aden – tetapi gagal merebut kembali Sana’a dan kawasan strategis lainnya.

Pada bulan April, pemerintah Yaman dan pemberontak Houthi memasuki pembicaraan damai yang disponsori PBB yang bertujuan menyelesaikan konflik, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 6.400 orang dan memaksa 2,5 juta orang lainnya mengungsi dari rumah mereka.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.