YAMAN (jurnalislam.com)– Ketegangan kawasan Timur Tengah kembali meningkat setelah Amerika Serikat melancarkan tujuh serangan udara ke pelabuhan minyak Ras Isa di distrik al-Salif, Provinsi Hodeidah, Yaman, dalam beberapa jam terakhir. Serangan tersebut menargetkan fasilitas penting milik kelompok Houthi.
Media Al Masirah TV, yang berafiliasi dengan Houthi, melaporkan bahwa serangan kali ini menyasar pelabuhan yang sama yang sebelumnya telah dihantam AS bulan lalu (17/4), dan menyebabkan setidaknya 80 orang tewas serta melukai 150 lainnya dan menjadikannya salah satu serangan paling mematikan yang dilakukan pasukan AS di Yaman.
Menanggapi serangan itu, kelompok Houthi mengklaim telah meluncurkan dua rudal balistik ke wilayah Israel utara pada Jumat (2/5). Rudal-rudal tersebut menargetkan pangkalan udara militer Ramat David serta wilayah Tel Aviv. Militer Israel mengonfirmasi bahwa rudal pertama berhasil dicegat, dan rudal kedua juga mendapat respons pencegatan meski hasil akhirnya masih dalam evaluasi.
Sirene peringatan sempat berbunyi di beberapa wilayah, namun otoritas setempat memastikan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan besar akibat serangan tersebut.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengonfirmasi bahwa pihaknya menggunakan rudal hipersonik dalam serangan ke Israel, dan menyebut bahwa target militer berhasil dihantam dengan presisi.
Kelompok Houthi menegaskan bahwa serangan mereka terhadap Israel serta kapal-kapal milik AS dan Inggris di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandeb akan terus dilakukan hingga Israel menyetujui gencatan senjata permanen di Jalur Gaza. Sebelumnya, Houthi sempat menghentikan serangan selama masa gencatan senjata awal tahun ini, namun kembali melakukan perlawanan setelah Israel memblokade total bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak awal Maret lalu. (Bahry)
Sumber: Al Jazeera