YAMAN (jurnalislam.com)– Sebuah serangan udara Israel menghancurkan satu-satunya pesawat operasional yang tersisa di Bandara Internasional Sana’a, Yaman, pada Rabu (28/5). Serangan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah serangan besar sebelumnya merusak sebagian besar infrastruktur bandara tersebut.
Jet-jet tempur Israel melancarkan beberapa serangan udara yang menghantam pesawat milik Yemenia Airways dan juga merusak landasan pacu bandara. Serangan tersebut dilaporkan oleh saluran TV Al-Masirah yang dikelola kelompok Houthi, yang menyebutnya sebagai bentuk “agresi Israel”.
Dalam sebuah video yang diunggah oleh Direktur Bandara Sana’a, Khaled al-Shaief, terlihat asap hitam pekat membubung dari badan pesawat yang terbakar di atas landasan. Ia mengatakan, pesawat itu adalah satu-satunya yang masih bisa digunakan di bandara tersebut.
Bandara Internasional Sana’a baru saja melanjutkan layanan komersial terbatas pada 17 Mei lalu, setelah sebelumnya ditutup menyusul serangan Israel yang menghancurkan enam pesawat lain sekitar dua pekan sebelumnya.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengonfirmasi bahwa jet-jet tempur negaranya telah menargetkan “sasaran teroris” milik Houthi di bandara tersebut.
“Jet Angkatan Udara baru saja menyerang target teroris organisasi Houthi di Bandara Sana’a dan menghancurkan pesawat terakhir yang tersisa,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Pernyataan militer Israel juga menyebut bahwa pesawat tersebut diduga digunakan oleh Houthi untuk mengangkut “teroris” yang melakukan serangan terhadap Israel. Namun, pihak Yaman membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa pesawat itu seharusnya digunakan untuk mengangkut jemaah haji ke Mekkah, Arab Saudi.
Serangan ini merupakan lanjutan dari ketegangan antara kelompok Houthi dan Israel, yang semakin memanas sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023. Sejak November tahun lalu, Houthi telah melancarkan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal pengiriman di Laut Merah dan Teluk Aden, yang memicu respons militer dari AS dan Inggris sejak Januari 2024.
Meskipun pada awal Mei lalu Amerika Serikat menyepakati gencatan senjata dengan Houthi dan menghentikan serangan udara mereka, kelompok yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman itu tetap melanjutkan serangan rudalnya ke Israel. Salah satu target utama Houthi adalah Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.
Israel pun merespons dengan peringatan keras. Awal bulan ini, Tel Aviv menyatakan akan menargetkan pimpinan Houthi jika serangan terus berlanjut.
Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, menyatakan keprihatinannya atas eskalasi terbaru ini dan memperingatkan bahwa konflik antara Houthi dan Israel “memperburuk situasi yang sudah sangat rapuh di Yaman dan kawasan sekitarnya.”
𝗣𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗧𝗮𝗸 𝗕𝗲𝗿𝗸𝗲𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵𝗮𝗻
Kelompok Houthi telah terlibat dalam perang dengan koalisi pimpinan Arab Saudi sejak 2015. Konflik berkepanjangan ini telah menewaskan ratusan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Meskipun intensitas pertempuran menurun sejak gencatan senjata yang difasilitasi PBB pada 2022, situasi keamanan di Yaman tetap tidak stabil. Bandara Sanaa sendiri sempat ditutup selama enam tahun sebelum dibuka kembali untuk penerbangan ke dan dari Amman, Yordania, pada tahun 2022.
Namun, serangan terbaru Israel dapat membuat bandara ini kembali lumpuh total, dan mempersulit ribuan warga Yaman, termasuk calon jemaah haji, untuk bepergian. (Bahry)
Sumber: TNA