Keuntungan Industri Nikel Morowali, RI 10% dan Investor China 90%

Keuntungan Industri Nikel Morowali, RI 10% dan Investor China 90%

JAKARTA(Jurnalislam.com)– Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengatakan Indonesia hanya menikmati keuntungan nilai tambah sebesar 10 persen dari industri bijih nikel di Morowali. Sedangkan sisanya sebesar 90 persen menjadi keuntungan bagi investor China yang membangun smelter di kawasan industri tersebut.

Menurut Faisal, Perusahaan-perusahan smelter hanya mengolah bijih nikel menjadi nickel pig iron (NPI) dengan produk akhir sekitar 20-25%,

“Jadi masih di hulu ini belum di hilir, katanyakan hilirisasi. Dan NPI itu sebagian besar di ekspor ke China dan mereka bisa membeli bijih nikel dengan seperempat atau sepertiga harga internasional. Ekspor bijih nikel dilarang ke negara lain karena hanya untuk pengusaha-pengusaha China itu,” ujar Faisal dalam tayangan YouTube Refly Harun, yang diunggah pada Rabu, 28 Juli 2021.

Lebih lanjut Faisal menerangkan NPI itu di ekspor ke China diolah menjadi produk jadi kemudian Indonesia kembali mengimpornya dari China,

“Produk-produk tadi yang di ekspor ke China jadi garpu, sendok, jadi lembaran baja tahan karat hight quality. Kemudian kita impor lagi dari China. Dan ada rencana bikin pabrik batrai, paling cuma satu,” katanya.

“Kemudian mereka kalau investasinya mencapai tingkat tertentu, mereka mendapat bebas pajak keuntungan 20 sampai 25 tahun,” sambung Faisal.

Faisal mengatakan Indonesia dijadikan ekstensi dari China untuk mendukung industrialisasi di China,

“Jadi kira-kira dari seluruh nilai yang diciptakan dari proses mengolah dari bijih sampai produk-produk smelter maksimal keuntungan yang tinggal di wilayah republik Indonesia ini hanya 10%, dan yang 90% dinikmati China.” pungkasnya.

Kontributor: Bahri

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.